31🧚🏻‍♀️

581 65 7
                                    


"ada keperluan apa kau kesini?" suara desis mencekik kedalam hati membuat sang pemuda dengan setelan jas mahal itu hanya bisa tersenyum.

Malam hari, Lisa sangat butuh istirahat, kepalanya pening dan kedatangan tamu!
Sang tersangka hanya tersenyum kehangatan seakan tidak ingin menambah beban pada tuan rumahnya.

"mau minum?" ajaknya menunjukan kantong plastik di tangan kirinya, akhirnya Lisa membiarkan sang tersangka masuk.

Lisa berajalan terlebih dahulu membuka pintu balkon rumahnya, kebiasaan jika Kai datang Lisa akan membuka balkon - karna Kai dan Chen adalah perokok aktif.

Berbeda dengan Sehun yang hanya akan merokok jika kepalanya terasa pening atau ada masalah dengannya.

"Sebenarnya aku yang mengusulkan Jenni Kim" tuturnya sembari menghempaskan asap rokok dari dalam mulutnya yang ia bakar tiga menit yang lalu "tak ku sangka dia akan melakukannya" tuturnya tanpa melirik ke arah tuan rumah yang masih terdiam.

Lisa hanya dia, lebih memilih menarik satu batang rokok dan membakarnya "kau memprofokasinya?" tanyanya setelah hati dan fikiran berdebat untuk menayakan atau tidak.

"ya, dia masih sama seperti dulu.. Mudah terprofokasi" tuturnya sambil terkekeh "tapi setelahnya dia menyesal" ujarnya lagi.

"dia akan mengulang semuanya, melakukan lalu menyesal, itu bukankah sudah biasa" Lisa membuka kaleng Beer meminumnya.

"tapi dia tak pernah melakukan kesalahan yang sama" benar Sehun tidak pernah melakukan kesalahan lebih dari dua kali.

"Hubungan kalian sudah sejauh ini, jangan buat aku menjadi perusaknya lagi" tuturnya tertawa kecil "Chen akan melangsungkan pernikahan, Kekasihnya hamil dan dia akan menikah secara tertutup" Kai meraih kaleng Beer membuka dan meminumnya.

Lisa hanya mengangguk "apa yang harus aku bawa?"

"dia tidak meminta apa apa, kau cukup datang dia sudah senang" jawab Kai mematikan rokoknya "JB Hyung, apa yang dia lakukan sehingga Mark Tuan tunduk padanya?"

Lisa melirik Kai, ia tersenyum mengejek "Mark pernah menyuruh kekasihnya menggugurkan kandungannya, Mark juga dekat dengam Na Eun, Na Eun memprofikasi Mark agar menghancurkan Sehun, hanya saja Mark menolak dan meminta bantuan JB Oppa" jelas Lisa

Kai tersenyum "pusat informasi Kim memang sangat luar biasa" kagumnya "kenapa gadis itu masih muncul?"

Lisa menggeleng "banyak hal yang terjadi, Na Eun mengetahui masa laluku dengan Jenni, sekarang Jenni dan Na Eun sering bertemu, aku fikir Jenni memanfaatkan keadaan ini nantinya" Lisa mematikan rokoknya menatap Kai "jika kau menyesal, tunjukan padaku sisi brengsekmu pada Jenni Kim" Lisa menatap Kai.

Sungguh Sialan, tatapan ini yang tidak pernah bisa Kai tolak - Kai lemah pada tatapan kekasih sahabatnya - Lalisa Kim.

Kai yang awalnya terkejut setelahnya tersenyum "kau tau, kau gadis yang tidak pernah aku bantah sama sekali" Kai tersenyum "permitaanmu seberat apapun itu jika kau, aku akan melakukannya.. beri aku waktu 1 bulan, kau ingin apa? Skandal? Turun Saham? Keluar dari dunia hiburan?"

"buat dia menyesal, itu sudah cukup" ujar Lisa "aku ingin menenggelamkannya, hanya saja- aku aku- tidak bisa" Lisa menunduk, Kai mendekat menumpu kepala gadis yang sedang menangis itu dan mengelus kepalanya.

"tidak apa apa, menangislah.. Kau selalu menangis bukan? Aku akan selalu ada di pihakmu" ujar Kai menenangkan.

Ucapan Kai memprofokasi Lisa untuk menangis - meraung raung, sama seperti malam malam menjengkelkan dulu, Kai akan menenangkan setelahnya pulang setelah melihat Lisa tertidur - Mungkin rasa cinta Kai kepada Lisa bisa di bilang kebodohan yang tidak akan pernah terbalas.

Kai akan mendukung Lisa, tidak peduli gadis itu salah atau membuat kekacauan sehebat mungkin.

Pagi harinya, ketua Kim di kejutkan dengan adanya sang putri yang teduduk di ruangannya.

"Nona Lisa datang 10 menit yang lalu" ujar sang sekretaris, Ketua Kim mengangguk mengerti, ia tersenyum kearah putri sulungnya.

"apa ada hal mendesak? Kenapa kau tidak menghubungi Appa?" heranny, melihat putrinya masih terdiam tanpa senyuman di pagi hari yang lumayan cerah.

"bisakah Appa membatalkan Project Hotel di Jeju?" ketua Kim menatap Putrinya "atau berikan padaku, aku yang akan ke Jeju"

"ada apa sayang? Kau ada masalah dengan Sehun?" tanya sang ayah, ia tak ingin membangunkan emosi putrinya, akan sangat merepotkan jika Lisa mengambek dan marah padanya.

"berkan tender itu padaku, Appa belum menandatanganinya kan? Aku akan bertanggung jawab untuk tender ini" Lisa menatap sang Ayah memohon dengan sorot mata keseriusannya.

"tidak, kau putriku tender ini jauh dan aku tidak ingin kau bekerja jauh dariku" tolaknya sembari menggelengkan kepala.

"jika Aku menjelaskan alasannya, apa Appa akan memberikan tender itu padaku?" Lisa menatap sang ayah, sang ayah menghela nafas dan mengangguk.

"aku butuh berlibur, Jeju mungkin akan membuatku lebih baik di banding Seoul.. Setengah tahun ini aku terlalu lelah dan tidak bisa istirahat, aku ingin berlibur"

"katakan ada masalah apa kau dengan Sehun?" tanpa basa basi Ketua Kim menodong putrinya dengan pertanyaan inti yang sebenarnya dia sudah tahu.

Ia hanya ingin putrinya mengatakan hal yang membuatnya sakit kepadanya, setidaknya.. kesakitan putrinya tidak di tanggung oleh dirinya sendiri.

"Appa susah tahu?" Ketua Kim terdiam, Lisa tersenyum kecut "ini salahku, aku yang membebaskan gadis itu"

Ketua Kim menggeleng meraih tangan putrinya "tidak apa apa, selama itu kau, Appa akan melakukan apapun untukmu" jawabnya.

Benar! Selama itu Lisa. Dia akan merelakan semuanya, kesedihan putrinya dan penyesalannya dulu membuatnya tidak bisa melihat putrinya menderita kembali, siappaun yang menyakiti Putrinya, dia tak akan pernah melepaskan orang itu.

"berikan aku tender itu, Appa" pintanya lagi.

"Hanya itu? Appa bisa meleburkan GG Ent, Appa bisa memutuskan kontrak-"

"tidak Appa, yang aku mau hanya itu" Lisa menatap sang Ayah "berikan padaku, tidak perlu melibatkan Sehun, cukup aku"
Ketua Kim terdiam setelah ucapannya di potong oleh putrinya - setelahnya ia mengangguk.

"Suk Kyu, berikan dokumen tender Jeju pada putriku"

Sang sekretaris mengangguk dan memberikan dokumen dokumen yang di minta sang Bos untuk di berika kepada putrinya.

"Telfon Oh Sehun agar tidak perlu ke Jeju" susulnya, Suk Kyu mengangguk mengerti dan meninggalkan ruangan Bosnya.

"Terimakasih Appa" Lisa berdiri memeluk Ayahnya yang masih duduk, sang ayah mengangguk dan menepuk nepuk punggung putrinya.

"Kau harus berjanji, jika mereka menyusahkanmu beritahu Appamu, jika mereka membuatmu sakit, Appa akan mengursnya untukmu dan Appa akan selalu ada di belakangmu.. Kau punya Appa, tidak harus memikirkan bebanmu sendiri" tutur sang Appa - Lisa hanya mengangguk anggukan kepala sebagai tanda persetujuan.

🌼𝐿𝑜𝓋𝑒 𝒴𝑜𝓊 𝐵𝒶𝑒🌼Where stories live. Discover now