bertuan.

6.5K 564 42
                                    

"Kau tahu? Soal royal blood yang membutuhkan seorang royal servant di kerajaan bagian timur?"

Donghyuck menceritakan itu dengan menggebu - gebu—bagai ada perasaan senang yang siap meletup. Renjun menatapnya bingung—lantas kenapa jikalau memang royal blood mencari seorang royal servant, lagi? Vampire dan manusia memang sudah lama hidup berdampingan—namun ada beberapa vampire yang membenci royal blood. Bisa dibilang royal blood merupakan kiani tertinggi dari segala kalangan penghisap darah itu—ya, walaupun sekarang vampire tidak memangsa darah manusia. Mereka menggunakan energi manusia untuk menyambung hidup—menyerapnya ketika bercinta.

Renjun tentu memang sudah benar - benar tahu jikalau menjadi seorang royal servant itu sangat beresiko—banyak kalangan vampire yang mengincar untuk membunuhmu, karena jikalau dirimu mati royal blood tak bisa mendapatkan energi dan melemah. Tentu saja ia akan lebih mudah terbunuh jikalau begitu—ia mencari royal servant kembali karena yang sebelumnya terbunuh. Kalau ia tak mendapat seorang manusia yang bisa ia tandai sebagai royal servant nya dalam seminggu ia akan menarik paksa seseorang.

"Memangnya ia belum dapat? Sebentar lagi pasti ada penarikan paksa," Bisik Renjun sembari menatap restoran cepat saji yang ramai itu—biasanya kerajaan akan mencari pemuda tanggung untuk dijadikan royal servant. Donghyuck menggeleng—ia menyuapkan kentang kedalam mulutnya, "Mereka belum dapat, sebentar lagi mungkin mereka akan menarik paksa satu orang,"

Renjun tercenung—ia penasaran siapa yang kira - kira akan ditarik dan menjadi budak nya? Itu terdengar kejam—tapi ya begitulah, yang ditarik pun hanya bisa pasrah karena kuasanya tak sederajat dengan royal blood. Mereka bisa membuat pandanganmu menggelap, melumpuhkan seluruh kinerja tubuhmu dan membuatnya mati rasa—lantas mereka pun membuat semua orang melupakan eksistensimu. Dan tahu - tahu sudah ada tanda kerajaan di belakang lehermu dengan tubuhmu yang terkurung dibawah vampire itu. Apakah itu tidak kejam?

"Kau percaya mereka tidak akan datang kemari?" Tanya Donghyuck, tatapannya menuju kearah keramaian kota. Si Huang itu mengangguk pasti, kerajaan timur tidak akan pernah sampai kemari karena kota kecil ini berada di pojok barat. Renjun merasa beruntung, tidak ada kerajaan royal blood disini.

"Memangnya kau pernah lihat ada seorang royal blood bermain kemari?" Tanya Renjun sembari mengambil kentangnya—Lelaki Lee didepannya menatapnya mencemooh, "Huang Renjun, mereka bisa menyamar. Mereka juga bisa melumpuhkanmu dalam sejenak hingga tak ada yang tahu kau berasal dari mana."

Renjun menggeleng meski pikirannya mulai skeptis, tidak mungkin. Tidak ada yang akan kemari, kotanya terlalu kecil untuk diraih oleh mereka. Setelah kedua sahabat itu menyelesaikan makan mereka—keduanya menuju ke stasiun. Hari sudah mulai petang dan jikalau mereka nekat tetap bermain di pusat sudah pasti Renjun akan dimarahi ibunya.

Renjun dan Donghyuck pun menaiki kereta itu—Donghyuck turun duluan karena rumahnya ada di dekat pemberhentian pertama, sedang Renjun di pemberhentian ketiga. Si Huang itu perlu menempuh waktu sekitar satu jam untuk mencapai rumahnya—sedang Donghyuck dua puluh menit.

"Terimakasih atas traktirannya, lain kali jikalau kau sedang memiliki uang traktir aku lagi!" Kata Renjun sebelum sahabatnya itu benar - benar turun—si Lee menunjukkan tatapan tajamnya sebelum ia turun, dasar kawan tidak tahu diri!

Setelahnya perjalanan pun kembali dilanjut—Renjun merasa bosan, ia memainkan ponselnya. Berita bahwa royal servant kerajaan timur mampir keluar kotanya pun terpampang—untuk apa ia mencari jauh - jauh? Kota bagian timur itu cukup luas setahu Renjun—pemuda - pemuda seumuran dengannya banyak yang menuntut ilmu disana. Renjun pun memasukkan ponselnya kala bel kereta akan berhenti di pemberhentian ketiga berbunyi—ah, rasanya ia ingin segera membersihkan diri dan beristirahat.

telaga | noren Where stories live. Discover now