20. Epilog

3.1K 200 42
                                    

Sana PoV

2 tahun kemudian

Awan cerah menyapaku lagi di tempat ini aku memang sering mengunjunginya semenjak kau pergi ini adalah tempat favoritku sekaligus terakhir kali kita bertemu, ya balkon sekolah

Huhh

Ku hembuskan nafas perlahan membiarkan angin menerpa wajahku, bagaimana kabarmu ? Baik kah kau di sana ? Apakah kau telah menemukan penggantiku ? Atau mungkinkah aku masih merajai hatimu itu tzu ? Jujur tak ada yang bisa menggantikan posisimu tzu kau masih menguasai hatiku

"S-sana"

Aku tau suara itu suara seseorang yang tak ingin ku temui sampai kapanpun. Perlahan ku putar badanku hingga kini aku tepat berada di depan pria brengsek ini

"Kenapa kau kemari ?"

Lewat ekspresi wajahnya aku dapat menangkap bahwa ia kaget dengan nada bicaraku yang tak biasa. Datar, dingin, menusuk itulah yang aku tunjukan sedari tadi

"A-aku ingin meminta maaf atas perlakuan ayah dan aku selama ini. Aku tau kami salah t-tapi kau harus tau alasannya"

"Ku rasa aku tak punya banyak waktu lebih baik kau langsung ke intinya saja mark tuan"

"B-baik. Ayahku adalah sosok penyayang itu bisa dilihat dari sewaktu aku kecil, ayah selalu memanjakanku begitu juga dengan ibu kami hidup seperti keluarga harmonis lainnya hingga tiba dimana ibu meninggalkan kami untuk selama-lamanya, ayah sangat terpukul semenjak kepergian ibu namun dia tetap berusaha bangkit untukku yang tengah beranjak remaja saat itu. Setelah sekian lama akhirnya ayah menemukan eomma dia ibu tiriku sosok yang lembut dan penuh kasih sayang tentu saja aku mendukungnya untuk menikah dengan ayahku dan pernikahan itu pun tiba, eomma tak pernah berubah dia selalu memanjakanku seperti sebelum dia menikah dengan ayah sungguh sangat mirip seperti dengan ibu dulu dan aku bahagia tentunya. Tak lama kemudian eomma hamil dan kami sangat senang apalagi aku karena akhirnya aku akan mempunyai adik, mempunyai seseorang yang bisa ku ajak main. Hingga tiba saat dimana eomma akan melahirkan namun karena dia hamil besar dan diusia yang cukup tua dokter menyarankan untuk melakukan operasi sesar namun eomma tak mau dia ingin melahirkan secara normal alasannya sederhana dia ingin menjadi ibu sesungguhnya. Namun, itu terlalu berisiko dan saat itu ayahku bimbang tak tau harus bagaimana dia tak ingin kehilangan eomma namun hal yang tak diduga terjadi, eomma lebih memutuskan melahirkan secara normal tanpa sepengetahuan ayah. Dan bayi itu pun lahir dengan paras cantik mirip seperti eomma namun.."

Ku lihat mark mulai meneteskan air matanya lalu ia segera menghapusnya dan mendongakan kepalanya ke atas untuk meminimalisir air mata yang keluar

"Shit. Maafkaan aku biar aku lanjut. N-namun eomma tak bisa diselamatkan dan semenjak itu aku mulai membenci bayi tak berdosa itu karena aku remaja berpikir bahwa dia telah merenggut eommaku, kebahagianku dan aku harus kehilangan sosok ibu untuk kedua kalinya. Dan bayi tak berdosa itu adalah chou tzuyu. Di luar dugaanku ayah juga sama membecinya. Aku tau chewy selama ini diperlakukan tidak adil, ayah bahkan tak menganggapnya anak dan selalu mengasingkannya dengan menitipkannya pada nenek. Aku yang kala itu benci padanya jelas mendukung ayah karena bagiku tzuyu adalah penyebab eomma meninggalkan kami. Bertahun-tahun dia hidup terpisah dengan kami hingga tiba dimana saat ia jatuh cinta. Kau tau siapa cinta pertamanya ? Dia adalah gadis jepang yang ia temui saat tinggal dengan nenek sewaktu dia masih kecil. Iya, kau minatozaki sana, kau adalah cinta pertamanya. Kau tau saat ia kembali ke china ? Dia langsung menceritakanmu pada ayah dengan antusiasnya namun sudah pasti ayah tak peduli. Ayah malah menjadikan ini siasat untuk lebih membuatnya menderitakan dengan menjodohkanmu denganku. Namun kemarin saat chewy datang kepada kami dia tidak meluapkan emosinya malah ia meminta maaf karena telah hadir di dunia ini sebagai sosok yang tak diinginkan jujur itu membuat kami tertampar karena ucapannya. Kami sadar kami telah sangat bersalah padanya. Terlambat memang namun percayalah ayah terus mencari chewy sampai saat ini karena ayah benar-benar menyesal. Chewy pergi entah kemana yang jelas dia tak pergi ke china. Aku benar-benar meminta maaf padamu ini semua salahku dan ayah."

Mark melanjutkan ceritanya dengan menahan isak tangisnya. Kini aku tau semuanya namun aku harus bagaimana ? Aku pun sudah mencari tzuyu kemana-mana tapi nihil, aku tak mendapat apa-apa bahkan batang hidungnya tak pernah terlihat lagi.

"S-sana a-aku dan ayah sudah membatalkan pernikahan kita. Ku harap kau akan bertemu dengan tzuyu dan hidup bahagia"

Setelah mark mengatakan itu perlahan ku dengar suara langkah kaki menjauh namun aku masih di sini hanya diam menunduk menyembunyikan air mata yang perlahan keluar hingga tak ku dengar suara langkah kaki itu lagi

Tzuyu-ya

Ratusan jam yang lalu aku berkata pada hatiku sendiri untuk tidak lagi memaksamu tinggal. Bukan karena rasa ini sudah hilang, tapi aku tau kau sudah lelah untuk mengertiku lebih lama. Maka kulapangkan hati untuk mengantarkanmu berdiri lagi.

Tidak ada yang setuju untuk mengatakan pulang itu urusan gampang. Kamu terbiasa duduk bersama, mengalun musik sembari menikmati teh direrintihan hujan, membayangkan masa depan, dan sekarang semua aktivitas itu harus dipatahkan, hanya karena dua ego yang saling enggan untuk disusutkan.

Mungkin mencari baru juga urusan gampang, itu yang dikatakan lisan. Tapi mencari baru bukan berarti semangat hidupmu akan tumbuh karena yang sepertimu tidak bisa dicari dalam riuh, itu yang dikatakan hati.

Semua percakapan hingga pagi buta sekarang hanyalah lagu rindu yang melankolis, yang terputar ketika virus begadang lagi lagi menyerang. Disitulah hari hari mencekam setelah kehilangan. Mengatakan rindu memang urusan gampang, tapi obat rindu di keadaan sekarang susah untuk ditemukan.

Yang tersisa hanya rindu yang menikam diam-diam.

Lalu haruskah aku menyerah ?

End

Ya udah ending nih hehe. Maaf kalau selama ini author jarang up wkwk eh jangan luoa vote dan komen sebagai bentuk apresiasi. Saranghae readers ♡

My promise (Satzu)Where stories live. Discover now