2

4.3K 399 92
                                    

Kai mengerutkan dahi sambil merogoh tas punggung dengan tangan kanannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kai mengerutkan dahi sambil merogoh tas punggung dengan tangan kanannya. Ada suara berisik yang timbul akibat ia mengaduk-aduk isi tas dengan brutal. Taehyun yang ada di sampingnya menoleh, menutup pintu loker sambil bertanya, "Kenapa Kai?"

Kai tak langsung menjawab, masih sibuk merogoh tas yang kini ia bawa ke depan dadanya. Raut wajahnya semakin tak karuan saat tak menemukan apa yang ia cari.

"Kunci lokerku... tidak ada."

"Mungkin keselip. Coba cari lebih teliti."

Kai mengangguk, kini berjongkok dan menumpahkan semua isi tasnya ke lantai. Tak peduli pada tatapan orang yang berlalu lalang di sekitar. Ia menatap isi tasnya satu per satu. Hanya ada dua buah buku catatan kecil, satu pulpen dan pensil, headset, kunci motor, kunci kamar kost, kunci ruang latihan, dan beberapa permen mint. Nihil. Tidak ada kunci loker di manapun.

Kebiasaan Kai adalah memisah semua kunci yang ia punya dengan dalih, "Kalau disatukan semua, terus hilang, gimana? Mending hilangnya satu-satu." Ada benarnya juga, sih. Tapi kalau orang yang teledor seperti Kai, bukankah itu sama saja mempersulit hidup yang memang sudah sulit?

Taehyun menggeleng kecil sambil menyandarkan tubuhnya di loker, menunggu Kai memasukkan barang-barangnya satu per satu.

"Isi lokermu kan surat dari NUA semua. Memangnya kamu mau ambil apa?"

NUA—bukan MUA atau KUA—adalah nama penggemar band indie bernama Tomorrow yang beberapa bulan belakangan ini cukup terkenal di Seoul. Kalau kata para NUA, anak-anak Tomorrow itu berwajah surgawi semua. Mana mungkin mereka tidak suka. Akibat banyaknya bertambah NUA dari hari ke hari, mereka menunjukkan rasa cinta melalui surat yang mereka masukkan ke dalam loker Kai di kampus. Kadang kalau ada yang sedikit sinting, mereka bisa memasukkan amplop berisi uang yang tak sedikit—luamayan untuk anak kos.

Kai berdiri, memakai tasnya dengan serampangan dan menjawab dengan sebuah cengiran kecil, "Karena kemarin hujan, tugas paper Pak Namjoon aku masukkan ke loker. Jadinya engga aku bawa pulang ke kost."

Taehyun membelalak, "Lah terus sekarang gimana? Ini kan kita mau masuk kelasnya Pak Namjoon." Kai mengendikkan bahu, meninju pelan lokernya dengan tawa rendah.

"Pasrah."

Taehyun menggeleng-geleng tak percaya. "Kamu kan tahu Pak Namjoon itu gak segan-segan ngusir mahasiswa."

Adalah kejadian biasa kalau Pak Namjoon mengambil alih kelas, semua orang akan menjadi fokus pada mata kuliah untuk sesaat. Tidak ada handphone yang bergetar, tidak ada kepala yang terkulai karena mengantuk, tidak ada yang mencuri-curi mengemil, apalagi selfie.

Pak Namjoon adalah harimau muda di Fakultas Ekonomi. Meski masih muda dan tampan, tapi semua orang segan padanya. Hanya di belakangnya saja, para gadis-gadis berani mengidolakannya. Kalau sudah berhadapan langsung? Tamat. Pak Namjoon tidak ada ampun.

CARNIS | SooKaiWhere stories live. Discover now