4

2.3K 353 56
                                    

Kai memarkirkan motor lalu seperti yang biasa dilakukan oleh orang sejuta umat, ia berkaca di kaca spion dan menyentuh poninya. Tidak ada yang salah dengan rambutnya, sih. Mau dirapikan pun akan tetap teracak juga pada akhirnya—dan tetap tampan.

Langit mulai gelap saat Kai melangkahkan kakinya memasuki restoran. Harusnya Kai tiba tiga puluh menit yang lalu, tapi ia tertahan karena ada dosen yang memperpanjang jam kuliah—dan mahasiswanya diam-diam berghibah di grup chat, tentu saja.

"Kai!"

Saat baru memasuki restoran, Beomgyu berteriak heboh sambil melambaikan tangannya, memanggil Kai mendekat. Aroma makanan yang lezat langsung tercium dan Kai merasa perutnya seperti belum diisi seharian—padahal hei, tadi siang ia sudah makan, kok.

Kai mendekat ke meja bundar dan menyadari ada seseorang yang tidak ia kenal duduk membelakangi pintu masuk, jadi Kai tidak bisa melihat wajahnya. Saat Kai akhirnya mencapai bangku kosong di antara Taehyun dan Beomgyu, laki-laki yang katanya teman Yeonjun itu mendongak dari layar handphonenya—tersenyum ke arah Kai.

Kai menggaruk lehernya kikuk, membalas senyuman Soobin dengan canggung.

"Lama. Dagingnya keburu habis, tau."

Taehyun mendumel sambil sibuk memotong-motong daging dan meletakkannya di atas panggangan. Suara khas daging bertemu besi panas terdengar, dan Kai mendudukkan tubuhnya di kursi.

"Dosennya ngaret," jawab Kai—masih melirik Soobin yang kini menenggak gelas sojunya.

"Ah, ini namanya Soobin," ujar Yeonjun sambil merangkul Soobin. Laki-laki itu mengulurkan tangannya melewati tengah meja, menunggu disambut oleh Kai. untuk sesaat yang ada di dalam pikiran Kai adalah, "Kenapa salamannya harus sekarang? Tangannya di atas meja yang ada panggangannya itu apa engga panas?"

Sadar kalau ia kelamaan membuat Soobin menunggu, Kai cepat-cepat menjabat tangan Soobin dan mengucapkan namanya.

"Huening Kai."

"Choi Soobin."

Mereka berlima menikmati daging panggang dan tambahan soju sambil bercerita bergantian dengan amat antusias. Benar kata Yeonjun, Choi Soobin yang ia kenalkan ke anggota Tomorrow tidak berisik, tapi ia cukup seru untuk diajak ngobrol. Ternyata awal mula pembentuk Tomorrow adalah Yeonjun dan Soobin. Namun apalah daya karena orang tua Soobin tidak mengizinkan, pada akhirnya Yeonjun harus mencari anggota lain dan bertemulah ia dengan Beomgyu, Taehyun, dan yang terakhir Kai—yang diajak bergabung oleh Taehyun.

Di tengah-tengah pembicaraan yang sedang membahas penampilan Tomorrow berikutnya, Kai berdiri hendak ke toilet. Ia tinggalkan handphone di atas meja dan bergegas ke belakang. Setelah menuntaskan anu dan membasuh tangan, Kai pun keluar sambil mengibaskan tangan.

Karena terlalu fokus menunduk, ia sampai tidak sadar kalau ada orang yang menunggunya di luar toilet, bersandar di dinding dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Kai."

Kai mendongak, bertemu pandang dengan Soobin yang mengulum senyum. Kai melirik ke arah meja mereka dari kejauhan, dimana tiga serangkai idiot sedang menertawakan entah apa. Kenapa Kak Soobin ada di sini? Pikirnya. Kalau memang mau ke toilet, harusnya dari tadi sudah masuk karena bilik toilet yang lain kosong. Satu-satunya jawaban yang ada di dalam kepala Kai adalah Soobin memang sedang menunggunya. Tapi untuk apa?

"Iya, Kak?"

Soobin menjilat bibir bawahnya sebelum kemudian berujar dengan cukup berani, sampai Kai terbengong beberapa saat tidak mengerti.

"Mau jadi pacarku?"

.

.

.

A/n:

Kirain ga ada yg nungguin Carnis ini, haha. Maap pendek yha, lagi ga ada ide tapi pengen apdet, jadinya gini.

Oiya, Carnis ini ada versi media sosial AU di twitter <@>ixora_kim. Sedikit berbeda karena disesuaikan dengan medsos, tapi jalan ceritanya tetap sama kok. Kalau mau baca, cus silahkan~

CARNIS | SooKaiWhere stories live. Discover now