7

2.5K 299 64
                                    

Di suatu hari sepulang kuliah, Kai tiba-tiba saja meraih handphone dan memulai pencarian di Google dengan keyword 'anyelir'.

Dari situ dia jadi tahu kalau nama latin dari bunga anyelir adalah carnation, atau di beberapa tempat disebut dengan carnis. Ada banyak warna bunga anyelir, dan semua warna itu menunjukkan makna yang berbeda. Ia jadi teringat kalau Soobin selalu memasukkan bunga anyelir warna merah di lokernya. Maka Kai menggulirkan layar handphone dan langsung membaca makna dari bunga anyelir merah.

Bunga anyelir merah terang bisa menandakan rasa cinta yang mendalam dan kasih sayang.

Kai tidak munafik. Wajahnya langsung memanas membaca deretan kalimat itu di layar handphonenya. Dia mulai membayangkan saat Soobin memasukkan bunga itu ke dalam lokernya dan menunggu di suatu tempat untuk melihat Kai.

Er... sebenarnya itu sedikit creepy. Hanya saja Kai yang sudah dimabuk Soobin, Soobin, dan Soobin itu tidak menyadari kalau perilaku 'pacarnya' itu sedikit berbeda.

Pacar?

Ya, pacar.

Memang tidak ada kejadian khusus yang membuat Kai dan Soobin resmi menjadikan hubungan mereka beberapa hari belakangan ini sebagai 'pacar'. Tapi melihat bagaimana Soobin selalu mengiriminya pesan bertanya ia sedang dimana dan sedang apa, juga kecupan kecil di setiap akhir pertemuan mereka, memangnya hubungan apa lagi kalau itu bukan pacaran?

Tanpa tanggal dan kejadian khusus, mereka sudah menjalin hubungan.

___

"Kai? Tumben."

Kai yang baru membuka pintu studio mengerutkan dahinya menatap anggota Tomorrow yang seolah-olah membeku seperti video yang di pause saat ia masuk ke dalam ruangan. Ditatapnya mereka satu per satu. Dua detik kemudian, barulah mereka bergerak lagi, play. Jangan heran. Kelakuan anak Tomorrow tidak ada yang beres.

"Apanya yang tumben?"

Kai melepas tas punggungnya dan ikut bergabung dengan mereka yang sibuk berpesta pizza dan soda. Setengah jam yang lalu Kai yang melipir hendak pulang ke kosan membaca pesan dari Yeonjun untuk datang ke studio. Katanya dia membeli dua kotak pizza. Rezeki gak boleh ditolak, pikir Kai dan langsung menjalankan motornya ke arah yang berlawanan.

Dan disinilah mereka berada. Potongan pizza di tangan kanan dan kaleng soda di tangan kiri.

"Kamu udah dua hari engga ikut latihan. Padahal jadwal manggung kita seminggu lagi."

Kai berhenti mengunyah, melirik Taehyun yang sibuk meneguk soda—tak melihat kalau Kai diam-diam menggigit bibir bawahnya.

"Maaf... aku ada banyak tugas kampus yang ketinggalan. Jadi yah... aku kejar semuanya. Kalian 'kan tau kalau Pak Namjoon itu engga segan-segan kasih nilai E."

Beomgyu mengulum jari telunjuknya dan langsung mengambil potongan terakhir pizza. Sayangnya belum pizza itu sempat ia gigit, Taehyun lebih dulu menepis tangan Beomgyu. Alhasil, ributlah mereka.

"Tapi besok bisa ikut latihan, kan?"

Kai menoleh, menatap Yeonjun. Ia agak ragu untuk langsung menjawab iya. Maka dengan senyum yang sedikit terpaksakan dan juga anggukan kecil, Kai menjawab lirih, "Iya bisa kak."

Tak ada di antara mereka yang tahu apa yang Kai lakukan dua hari belakangan ini sampai ia tak bisa ikut latihan. Kai memang mengabari semuanya di dalam grup, tentang ia yang sedang mengejar nilai Pak Namjoon atau tugas-tugas mata kuliah lainnya.

Tapi tidak ada yang tahu alasan yang sebenarnya Kai tidak ikut latihan.

Dia sibuk berkencan dengan Soobin.

Walau dari lubuk hari yang terdalam Kai merasa bersalah karena telah membohongi teman se-timnya, tapi ia berusaha membela diri kalau itu adalah kali pertama dan terakhir ia lakukan.

Lagi pula berkencan dengan Soobin bukanlah sebuah dosa, bukan?

.

.

.

A/n:

(Author's note tidak tersedia)

CARNIS | SooKaiWhere stories live. Discover now