5

2.6K 335 41
                                    

Kai tahu dan amat sadar, selama mereka mengobrol ini itu sambil menikmati daging panggang, Choi Soobin selalu menatapnya dengan tajam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kai tahu dan amat sadar, selama mereka mengobrol ini itu sambil menikmati daging panggang, Choi Soobin selalu menatapnya dengan tajam. Entah itu saat Kai yang sedang berbicara, ataupun member lain yang sedang bercerita. Ada rasa dingin yang menusuk lehernya kala bertatapan dengan Soobin. Karena merasa tak nyaman itulah Kai ke toilet. Mungkin membasuh wajah dan tangan dapat mengurangi rasa gugupnya karena berkenalan dengan orang asing.

Namun siapa sangka yang menunggunya di luar toilet adalah orang yang sama. Tatapannya masih sama tajamnya dengan saat mereka duduk bersebrangan meja, pun sama mengintimidasinya saat Soobin melangkah mendekat.

Padahal tidak biasanya ia seperti ini.

Berkenalan dengan orang asing bukan lagi hal yang baru, terlebih bagi Kai yang notabenya adalah seseorang yang mempunyai fans. Tentu saja bersikap terbuka dan welcome pada orang asing yang menyapanya adalah hal biasa. Tidak, Soobin tidak biasa. Ia berbeda, dan Kai tidak tahu kenapa.

Kai hampir-hampir memundurkan tubuhnya saat kalimat yang tak ia sangka-sangka keluar dari bibir Soobin.

"Mau jadi pacarku?"

Sampai sekarang ia terbaring di ranjang kosannya, Kai masih belum terlelap. Jam digital di atas nakas sudah menunjukkan pukul tiga dini pagi, tapi matanya segar—sama sekali tak mengantuk. Padahal ia hanya mengenakan kaus tanpa lengan, tapi tubuhnya terasa gerah. Kai medongak menatap pendingin ruangan, dan suhu yang ditampilkan sudah pada angka yang biasanya ia gunakan.

Jadi kenapa, ia segelisah ini?

Kilas balik kejadian beberapa jam yang lalu kembali membayang. Yang Kai ingat, mulutnya langsung terasa kering dengan ujung jemari bergetar kecil.

"A-apa kak?"

Barangkali aku salah dengar, pikirnya.

Tapi ternyata kalimat yang terlontar masih sama. Sama nadanya, dan sama mengerikannya—bagi Kai.

"Mau jadi pacarku?"

Di kali kedua ia mendengar kalimat itu, Kai tidak lagi bersikap bodoh seolah tidak mendengar. Ia justru menggaruk belakang lehernya gugup, melirik ke arah meja dimana member Tomorrow yang lain masih dalam dunianya sendiri, sementara Kai mati bingung sambil berdiri harus menjawab apa.

"Kak Soobin engga salah? Pacar itu... pacar 'kan?"

Duh, bagaimana ya... mengatakannya?

Pacar itu ya jelas-jelas orang pacaran. Dua orang asing yang menjalin hubungan kasih, dalam konteks romantis. Kalau di drama-drama, mulai dari tatapan, sentuhan ringan, pelukan, ciuman, dan juga yang lainnya. Dan hei, itu sangat normal dilakukan oleh anak-anak seumuran Kai, tapi umumnya berbeda jenis kelamin.

Nah itu dia! Itu yang membuat otak Kai membeku beberapa detik. Kai laki-laki. Ia punya anu di balik ripped jeans yang ia kenakan. Soobin juga demikian—tonjolan yang ada di lehernya itu tidak mungkin dimiliki oleh para gadis, bukan?

CARNIS | SooKaiWhere stories live. Discover now