8

2.2K 296 90
                                    

"Mau kemana?"

Langkah kaki Kai yang hendak mendekat ke pintu terhenti. Punggungnya seketika membeku, dan ia berbalik perlahan. Soobin ada di sana, dengan rambut yang acak-acakan dan tanpa kaus. Seharusnya itu adalah pemandangan yang bagus, kalau saja Soobin tidak menatapnya setajam sekarang.

Sebelum menjawab, Kai menelan ludah. Ia kira Soobin masih terlelap dan ia bisa menyelinap barang sebentar. Tapi ternyata tidak. Belum berhasil ia melangkah keluar, Soobin sudah terbangun.

"K-ke studio..."

Kai mencicit. Ia memundurkan tubuhnya kala Soobin melangkah mendekat. Meski ingin, tapi Kai tidak berani mengalihkan pandangannya dari mata Soobin yang kian menggelap seiring mendekat.

Kai takut.

Apalagi ketika Soobin mengangkat tangannya dan membayang di wajah Kai. Ia takut. Menutup mata erat. Namun yang ia dapat adalah usapan halus di puncak kepalanya. Perlahan, Kai membuka mata. Ia menemukan Soobin tersenyum lebar—tatapan tajam tadi menguap entah kemana.

"Hati-hati ya?"

Kai mengangguk gugup, cepat-cepat berbalik membungkuk mengambil sepatu dan memakainya buru-buru, lalu meraih kenop pintu dan menoleh sekali lagi untuk memastikan Soobin masih di sana, memperhatikannya.

"Aku pergi," ucap Kai nyaris berbisik, lalu menghilang di balik pintu. Saat pintu itu tertutup sepenuhnya, senyum di wajah Soobin menghilang. Netra gelap itu kembali, entah apa yang di tatapnya.

Yang jelas, Soobin tidak suka pada kenyataan kalau Kai berjauhan dengannya.

___

"Kai?"

Kai yang sedang termenung menatap layar handphone yang gelap tersentak. Ia menoleh ke samping dan menemukan Yeonjun menyodorkannya kaleng soda dingin. Sambil tersenyum kaku, Kai meraih kaleng soda itu dan menggumamkan terima kasih.

Yeonjun melirik ke arah Taehyun dan Beomgyu yang sibuk menyetam gitar dan bass milik mereka, sambil mengobrol ringan seputar pertunjukan yang akan datang. Yeonjun berbisik rendah, "Kamu ada masalah ya, akhir-akhir ini?"

Kai melirik dengan ujung mata, kaleng soda masih menempel di bibirnya dan ia dengan segera meneguk yang tersisa di dalam mulut—baru menurunkan kaleng dan menatap Yeonjun dengan sedikit gelengan.

"Soalnya aku lihat akhir-akhir ini kamu kurang fokus. Tadi waktu latihan juga kamu salah nada beberapa kali. Mau cerita?"

Kai terdiam sesaat, kemudian menggeleng kecil dengan senyum canggung. "Engga apa-apa kok, Kak Yeonjun. Cuma lagi banyak pikiran aja. Maaf ya, aku kurang fokus."

Laki-laki yang lebih tua itu tersenyum maklum—sadar kalau Kai menyembunyikan sesuatu tadi tidak mau mengatakannya, mungkin karena alasan pribadi. Yang terpenting ia telah mencoba untuk berkomunikasi dengan Kai, dan anak itu tampaknya baik-baik saja.

Dua tepukan Yeonjun mendarat di bahu Kai. "Yasudah kalau begitu. Besok latihan terakhir, jangan terlambat lagi ya?"

Lagi-lagi, Yeonjun bisa melihat kegelisahan itu di wajah Kai, meski ada sebentar. Laki-laki itu bisa dengan cepat menutupi raut gelisah itu dengan anggukan kecil dan senyum lebar.

"Iya, Kak."

Barulah setelah Yeonjun bergabung dengan Beomgyu dan Taehyun untuk membahas masalah latihan besok, senyum di wajah Kai menghilang. Ia menghela napas panjang dan menghidupkan layar handphonenya.

Seperti yang ia duga, 20 missed call dari Soobin, dan 30 pesan belum terbaca.

Sudut hati Kai mulai dihantui rasa takut.

.

.

.

A/n:

Long time no see ya, SooKaist. Kali aja ada yang mau disampein, silahkan. Sora engga gigit.

See You~

(Semoga bisa apdet cepet lagi)

CARNIS | SooKaiWhere stories live. Discover now