S2. 7

59.1K 5.5K 1K
                                    

Iyak iyakk maapin telat UP-nya x'D
Ini udah di UP ya nyonyah



Keesokannya Jeno berangkat pagi-pagi seperti biasa. Jaemin pun ikut terbangun karena ingin membuatkan Jeno sarapan, padahal jadwal pemotretannya masih siang nanti.

"Jadi seperti ini rutinitas pagimu setiap hari?" lalu mendapat anggukan dari Jeno ketika mulutnya sedang asik mengunyah sandwich buatan Jaemin.

"Pukul berapa pemotretanmu?" tanya Jeno lalu meminum susunya.

"Jam 2 nanti. Aku tinggal tunggu Mingyu hyung datang untuk mengoceh." Jeno pun tertawa pelan mendengarnya.

Setelah sarapan Jeno pamit untuk berangkat. Jaemin mengantarnya hingga depan pintu apartemen.

"Sebentar." lalu bergerak maju untuk merapihkan kerah kemeja milik Jeno.

"Kalau seperti ini, saya seperti punya istri ya?"

"Jenooo~ jangan membuatku merasa bersalah." rengek Jaemin. Jeno terkekeh geli lalu menarik pinggang pria dewasa itu.

"Saya bercanda." lalu mencium bibir Jaemin dengan lembut. Tangan kecilnya ikut mengalungi leher Jeno untuk semakin memperdalam ciuman.

"Ukhum!"

Keduanya langsung melepas tautan bibir lalu menatap pusat suara.

"Ck! Hyuung!!!" kesal Jaemin saat kesenangannya diganggu oleh Mingyu, manajernya.

"Hm.. sepertinya saya harus berangkat. Saya pergi dulu." tangannya terulur untuk mengusap kepala Jaemin lalu sedikit membungkuk pada Mingyu.

Sambil berjalan menuju lift, Jeno mengusap bibirnya yang basah oleh liur. Tanpa sadar ia pun tersenyum. Walaupun Jaemin menolak ajakannya untuk menikah, namun ia cukup tenang jika Jaemin masih menaruh hati padanya.

"Waktunya saja belum tepat."


----------


"Jadi, apa kau kembali pacaran dengan dokter itu?" ucap Mingyu sambil membuat kopi di dapur.

"Tidak." jawab Jaemin lesu sambil menenggelamkan wajahnya di meja makan.

"Kenapa? Jeno nampak masih menyukaimu."

"Yeah, memang. Bahkan dia mengajakku menikah."

"Lalu?"

"Tentu saja aku tolak. Kau melupakan seseorang?" tangan Mingyu berhenti lalu menolehkan kepala untuk menatap Jaemin.

"Tapi kau tidak mencintainya."

"Hahh! Mau bagaimana lagi? Aku banyak berhutang budi padanya." ucap Jaemin menghela nafas berat.

"Jadi kau akan terus menuruti semua kemauannya?"

"Mau tidak mau."

"Sampai kapan?" Jaemin menaikkan bahunya.

"Sampai aku muak, mungkin."

Mingyu mendekati Jaemin lalu meletakkan cangkir kopinya ke atas meja. Dia menatap model cantik di depannya dengan iba karena Mingyu sudah menganggap Jaemin seperti adiknya sendiri.

"Jangan sampai kau menyesal untuk kedua kalinya, Jaemin."


(~~~~~~HOT NERDY~~~~~~)
-CheonsAegi-

Hot Nerdy! √NominWhere stories live. Discover now