S2. 14

46.1K 4.9K 1.1K
                                    

Masih ada 1 chap lagi. Aku post agak malem soalnya ada kiwkiw-nya 


(~~~~~~HOT NERDY~~~~~~)
-CheonsAegi-


Setelah menyelesaikan konferensi pers, Mingyu langsung menarik Jaemin ke mobil untuk bicara. Pria tinggi itu benar-benar bingung dengan jalan pikir modelnya ini.

"Haluan apa yang kau katakan tadi, huh? Kau sadar apa yang sudah kau katakan barusan?"

"Aku hanya mengatakan apa yang ingin aku katakan. Jika aku menikah tentu saja agensi akan langsung mencoret namaku dari daftar modelnya."

"Kau benar-benar sudah siap untuk keluar dari bidang ini? Bukankah ini cita-citamu?"

"Benar ini memang cita-citaku, tapi ini cita-citaku dulu saat ingin melarikan diri dari rasa sedih setelah kepergian Mama. Dengan fotoku yang terpajang di papan iklan, aku berpikir Mama bisa melihat perkembanganku dari surga tanpa perlu bersusah payah mencariku. Selain itu, aku sangat suka ketika orang lain memujiku, karenanya aku terus menekuni bidang ini. Tapi sekarang aku tidak perlu melakukannya lagi, aku sudah punya Jeno. Dengan keberadaan dirinya di sisiku aku sudah merasa bahagia, aku tidak perlu lagi pujian-pujian dari orang lain. Aku juga tidak perlu lagi menunjukkan diriku pada Mama karena itu hanyalah pikiran konyolku saat masih muda. Aku pikir sudah cukup dan sampai di sinilah karirku. Lagipula tidak mungkin 'kan aku terus menjadi model hingga usiaku 70 tahun?"

Setelah itu Mingyu hanya terdiam lalu menghela nafas berat. Tentu berat baginya melepas Jaemin yang sudah ia anggap seperti adik sendiri. Tapi ucapan Jaemin barusan cukup membuat Mingyu paham, tidak mungkin Jaemin terus menjadi model hingga tua. Lagi pula Jaemin memutuskan untuk menikah, suami mana yang tidak cemburu jika melihat pasangannya foto berdua dengan orang lain dengan pakaian dan gaya yang mungkin lebih intim. Jaemin hanya ingin menghargai perasaan Jeno sebagai pasangannya.

"Lalu bagaimana dengan Hyunjin?" tanya Mingyu pada akhirnya.

"Sudah selesai."

"Maksudmu?"

"Semalam Papa mengirimkanku pesan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir."


*Flashback*

Di beranda apartemennya Jaemin menatap lurus ke depan sambil menyesap minuman menyengat itu. Matanya terlihat kosong dan sedikit agak mabuk. Beberapa menit kemudian masuk sebuah pesan dari pria yang amat ia cintai, siapa lagi jika bukan Lee Jeno. Namun sebelum ia membukanya, masuk kembali pesan lain yang langsung membuat Jaemin melebarkan mata.

"Papa." gumam Jaemin membaca nama kontak yang tertera. Langsung saja Jaemin membuka pesan itu dengan perasaan campur aduk. Hubungan Jaemin dan ayahnya ini tidak terlalu baik karena ayahnya orang yang begitu tempramental. Pria itu tak segan menggunakan kekerasan jika sedang marah, sebab itulah istrinya tidak kuat dan memilih selingkuh dengan teman kerjanya yang juga merupakan seorang aktor. Jaemin pun hanya tinggal beberapa tahun dengan sang ayah hingga akhirnya memilih hidup sendiri di sebuah apartemen.

'Jaemin, Papa tahu mungkin sekarang kau sedang bingung. Papa juga tahu sebesar apa rasa cintamu pada Jeno, bahkan setelah lama tidak bertemu. Besok katakanlah apa yang ingin kau katakan. Tidak perlu takut dengan agensi, tidak perlu takut dengan Hyunjin dan keluarga Hwang, Papa sudah mengurusnya. Kemarin Papa sudah mengajukan pencabutan kerja sama dari keluarga Hwang. Memang ini sangat sulit mengingat bisa saja perusahaan kita hancur, tapi bagiku tidak lebih sulit ketika melihat putraku terus merasakan tekanan dari orang yang tidak ia cintai. Hwang Hyunjin itu memanfaatkan kerjasama ini untuk menekanmu, 'kan? Iya, Papa tahu itu, Nak.'

Hot Nerdy! √NominWhere stories live. Discover now