8

156 80 38
                                    

Perlahan-lahan Nazwa mulai membukakan kedua matanya. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali untuk memastikan bahwa Nazwa telah seutuhnya Sadar.

Nazwa mengernyitkan dahinya, melihat ruangan yang Nazwa sendiri tidak tahu.

"Lo di rumah sakit, tadi pingsan." Seperti bisa membaca pikiran Nazwa

Sarah membulatkan kedua matanya penuh keterkejutan melihat orang yang tadi bicara, bahkan orang itu ada disampingnya.

Dika. Kenapa Nazwa bisa bersamanya, bukankah tadi Nazwa sempat menghindar darinya.

"Gue mau jelasin, sebenarnya.."

"Pergi !" Nazwa langsung memotong pembicaraan. Dia memalingkan wajahnya agar Dika tidak melihat kalau mata Nazwa mulai menangis.

"Gue nggak butuh penjelasan Lo Dika. Lo mau nyakitin gue lagi ? Mending sekarang Lo pergi. Gue benci liat muka Lo" perintah Nazwa tanpa melihat lawan bicaranya.

Akhirnya Dika pun memilih pergi. Nazwa menarik nafasnya dalam-dalam mencoba menguatkan hatinya namun mata tak bisa dibohongi, sedari tadi butiran air sudah membasahi pipi.

Lagi dan lagi Nazwa mendengar langkah kaki seseorang memasuki ruangan. Sesegera mungkin Nazwa menyekat air matanya.

"Gue bilang pergi dari sini !" Nada Nazwa semakin tinggi.

"Oke" jawabnya singkat

Melihat kalau orang itu bukan Dika, Nazwa merasa bersalah karena telah mengusirnya. Sarah memanggil namanya dan panggilan itu membuat langkah orang itu terhenti dan membalikkan badannya.

"Jangan pergi, maaf gue kira Lo Dika." Ujar Nazwa neluruskan pandangan pada Deevan

"Lo udah diizinin pulang." Kata Deevan. Karena sebelum ia meninggalkan Nazwa dan Dika, Deevan harus menemui dokter dan menanyai keadaannya.

"Lo pulang sama gue" lanjut Deevan seperti biasa tanpa ekspresi

//

     Di teras rumah sudah ada bunda dan Nendra yang menunggu kedatangan Nazwa.

Bunda langsung memeluk Nazwa penuh kekhawatiran sedangkan Nendra menyipitkan matanya menatap Deevan tajam.

Bunda langsung meminta Nazwa untuk masuk agar bisa beristirahat dan tak lupa mengajak Deevan untuk mampir sebentar.

"Tidak tante, saya langsung pulang aja. Takut kakak saya nyariin." Ucap Dika sesopan mungkin.

"Terimakasih ya nak Deevan udah mengantar Nazwa." Tutur bunda seraya senyum pada Deevan

"Iya tante" balas Deevan sambil tersenyum

Melihat Nazwa dan bundanya masuk, Deevan pamit pulang juga pada Nendra namun sebelum pergi, Nendra menghalangi Deevan.

"Nazwa kenapa bisa begitu, Lo apain dia ?" Tanya Nendra

"Tanya aja sendiri" jawab Deevan

"Etdahhh tadi di depan bunda sikap Lo manis banget. Lah kenapa sama gue jutek banget ?" Perubahan sikap Deevan membuat Nendra kebingungan.

Deevan memutar bola matanya malas. Ternyata kakak sama adik sama-sama banyak bicara. Kemudian Deevan memilih pergi.

"Kalau udah nggak direstuin sama gue baru tahu rasa Lo." Teriak Nendra. Tapi Deevan tak memperdulikannya ia terus melangkah menjauh dan melajukan motornya dengan cepat.

//

     Jam sudah menunjukkan angka tujuh lewat tiga puluh menit tapi guru belum ada yang datang ke kelas 11 IPA 3.

"Prily ko guru belum ada yang masuk ya ?" Tanya Nazwa pada Prily yang berada disampingnya.

"Emangnya Lo nggak tahu ?" Prily masih fokus pada layar hpnya

Lalu Prily memberikan ponselnya ke Nazwa disana Nazwa melihat postingan dari akun OSIS bahwa besok dan lusa sekolah akan mengadakan pensi untuk memperingati hari jadi sekolah.

"Oh... pantesan dari hari senin para osis udah mulai sibuk." ucap Nazwa sembari mengembalikan hp ke Prily.

"Eh iya, hari pertama tuh bakal ada perlombaan akustik... wihh nggak sabar liat cogan." Kata Prily penuh antusias

"Dimana-mana juga gantengan kak Deevan kali.." ucap Nazwa

Nazwa beranjak dari tempat duduknya lalu pergi menuju perpustakaan. Suasana perpustakaan pagi itu tidak terlalu ramai. Dengan segara Nazwa mencari buku kesukaannya yaitu buku fiksi yang belum sempat Nazwa selesaikan bacanya.

Tanpa sengaja Nazwa melihat Deevan sorang diri duduk dekat jendela. Nazwa menelan ludahnya mulai grogi kemudian dia memberanikan diri untuk menghampiri Deevan.

Nazwa menyapa Deevan tapi dia tak meresponnya. Lalu Nazwa duduk disamping Deevan.

"Lo udah sembuh berangkat sekolah tuh ??" Tanya Deevan

Sontak membuat Nazwa terkejut. Demi apapun seorang Deevan nanya ke Nazwa. Ohh Tuhan dia kesambet dari mana ?? Aduhh Nazwa menyesal tidak merekam kejadian tadi.

Nazwa masih memusatkan perhatiannya pada Deevan.

"Ada apa ?" Kali ini Deevan menatap Nazwa

"Eh..e.. iya nggak papa gue udah sembuh" ujar Nazwa seraya menghembuskan nafasnya pelan.

Jangan sampai Deevan mendengar suara detak jantung milik Nazwa, Sungguh rasanya seperti ingin meloncat keluar.

    





Wahhh si Deevan kenapa ya tumben bangett hmmm tunggu cerita selanjutnya teman-teman :)

Jangan lupa follow, vote, dan komennya

NazwaWhere stories live. Discover now