19

98 31 59
                                    

Dari kejauhan Dika tak sengaja melihat Nazwa berdiri depan gerbang. Dalam lubuk hatinya Dika ingin sekali kembali seperti dulu saat pulang sekolah Dika selalu mengantar Nazwa dan sempat makan bersama. Namun sekarang semuanya hanya angan-angan, Dika tak yakin jika dia bisa kembali lagi bersama Nazwa.

"Dorr !" Amel berhasil membuyarkan khayalan Dika.

Dika pun memberikan setengah-senyumnya.

"Ngelamunin apa si ?" Tanya amel penasaran

"Nggak Mel" jawab Dika datar

"Jangan lupa nanti malem ya Dik," Ucap Amel kemudian menaiki motor Dika. Dika tak langsung melajukan motornya, Dika masih bingung dengan perkataan Amel.

"Emang ada apa nanti malem ?"

"Emangnya papi kamu belum ngasih tahu ?" Amel balik tanya

Dika menggelengkan kepalanya pelan

"Nanti malem papi kamu sama papi aku bakal ngebahas hubungan kita ke jenjang lebih serius." Ucapan Amel membuat kedua mata Dika membulat.

Kenapa jadi kaya gini batin Dika

Dika membuang nafasnya kasar, lalu Dika menjalankan motornya.

//

Dika mendobrak pintu ruangan kerja papinya. Seorang pria yang sedang sibuk dengan laptopnya pun terpaksa berhenti.

"Dika cape jadi bonekanya papi, Dika mau berhenti." Dika menatap papinya tajam

Cukup sampai disini Dika membohongi perasaannya hanya karena misi dari papi.

"Kalau kamu berhenti, perusahaan papi akan kehilangan saham dari keluarganya Dafa."

Dafa adalah ayah dari Amel salah satu klien di perusahaan papinya. Begitulah dunia perbisnisan, untuk mendapatkan sesuatu pun harus ada yang dikorbankan.

"Dika udah rela ngelepasin cinta Dika ke Nazwa hanya untuk mendekati Amel. Selama ini Dika tersiksa Pi !" Suara Dika mulai terdengar keras.

"Ini demi kebaikan kamu juga Dika." Ucap papinya

"Nggak, papi salah. Ini siksaan buat Dika." Dika membalikkan badannya dan bergegas pergi meninggalkan papinya.

Kenapa Dika harus menuruti papi untuk mendekati Amel agar papinya mendapatkan apa yang ia inginkan, namun Dika juga harus rela menghancurkan hatinya.

Dika mengacak-acakkan rambutnya prustasi, Dika kira semua ini tidak akan rumit namun nyatanya Dika terjebak.

//

Nazwa memoleskan sedikit liptint pada bibir kecilnya itu agar ia terlihat lebih cantik, rambutnya yang sengaja di uraikan menciptakan pesona keindahan dari wajahnya terpancar.

Nazwa mulai menuruni tangga dan menghampiri Nendra yang sejak tadi sudah menunggu Nazwa.

Mata Nendra tak bisa berpaling dari Nazwa, dari bawah sampai atas ternyata baru menyadari selama ini adiknya cantik juga

"Jadi orang jangan sibuk banget, nggak nyadarkan adiknya kayak bidadari." Nazwa sengaja mengibaskan rambutnya ke kiri dan ke kanan

"Yaelah yakin nih kamu keluar dengan penampilan kaya gini ?" Nendra melipatkan kedua tangannya

NazwaWhere stories live. Discover now