9

143 72 39
                                    

"Eh..e.. iya nggak papa gue udah sembuh" ujar Nazwa seraya menghembuskan nafasnya pelan.

"Kemarin siapa yang bawa gue ke rumah sakit ?" Tanya Nazwa

"Gue sama dia" jawabnya

Nazwa tahu yang dimaksud dia oleh Deevan. Karena kemarin selain Deevan hanya ada Dika.

"Makasih ya kak" ucap Nazwa

Deevan tak bergeming, dia memfokuskan diri untuk membaca buku.

Tiba-tiba saja dari arah belakang seseorang menarik tangan Nazwa dan membawanya keluar.

"Lepasin Dik, tangan gue sakit" Nazwa mencoba melepaskan tangan Dika.

Langkah keduanya terhenti tapi Dika masih mencengkram tangan Nazwa.

"Kenapa si Lo mudah banget berpaling dari gue ?" Nazwa mengangkat sebelah halisnya. Seharusnya Dika tuh sadar diri bukannya dia yang mengawali sebuah pengkhianatan.

"Terserah gue lah, Lo bukan siapa-siapa lagi." Ucap Nazwa sewot

"Tapi sekarang Lo bakal jadi milik gue lagi." Tutur Dika sembari menatap Nazwa tajam

"Sumpah jijik banget, maksudnya Lo bakal simpan dua nama di hati Lo ?" Nazwa menggeleng-gelengkan kepalanya sungguh ia sangat menyayangkan sikap Dika. Ternyata Dika cowo yang playboy.

Dika kembali menarik tangan Nawa dan hendak membawanya pergi tapi pergerakannya terhenti saat seorang Deevan tiba-tiba saja melepas tangan Dika secara paksa kemudian menarik tangan Nazwa untuk berpindah posisi dibelakangnya.

"Beraninya sama cewe. Lo mau dibilang banci ?" Tanya Deevan seraya menunjukkan senyum tipis

"Lo nggak usah ikut campur, ini urusan gue sama dia." Tangan Dika mencoba menarik kembali pergelangan tangan Nazwa tapi ia kalah cepat, Deevan menepis tangan Dika dengan kasar.

"Kurang ajar, Lo ngajak ribut ya." Tangan Dika sudah mengepal. Hatinya sudah terpenuhi amarah sesegera mungkin dika memberikan sebuah pukulan pada Deevan.

Deevan tak sempat menghindar atau menahannya sehingga pukulan itu tepat mengenai wajah Deevan. Secepat mungkin Deevan juga membalas pukulan dari Dika sampai-sampai tubuh Dika terhempas ke belakang.

Nazwa melebarkan matanya ia reflek menutup mulutnya sendiri.

Tangan Deevan sudah menarik kerah baju Dika lalu memojokkan tubuh Dika ke tembok lalu bersiap memberi pukulan tapi Deevan menghentikan aksinya.

Kenapa gue lakuin ini buat tuh cewe? Beo Deevan dalam hatinya

Akhirnya Deevan melepaskan Dika karena para siswa pun mulai berkumpul. Deevan sangat tidak suka kalau dia dipertonton seperti itu.

Lalu ia menghampiri Nazwa dan tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya, dia langsung membawa Nazwa menjauh dari tempat tersebut.

Merasa sudah jauh dari tempat tadi, mendadak Deevan membalikkan badannya dan Nazwa pun menabrak tubuh Deevan cukup keras.

"Aduh" pekik Nazwa

"Pergi !" Suruh Deevan

"Hah ?" Terukir kerutan di dahi Nazwa.

Melihat Nazwa yang belum pergi juga dari hadapannya sungguh membuat Deevan jengkel. Deevan sangat malas jika berurusan dengan cewe apalagi jika harus mengenal kata cinta oh tidak cukup masalalu yang membuat Deevan terluka.

Deevan kembali pergi namun kali ini ia tak mengajak Nazwa. Melihat punggung Deevan semakin jauh dan hilang, Nazwa masih bingung dengan tingkah laku Deevan.

"Gak jelas banget si jadi orang, jadi tambah penasaran." Ucap Nazwa sambil senyum-senyum sendiri.

//

"APA !" bersamaan dengan suara gebrakan meja

Nazwa mengusap wajahnya lalu menghembuskan nafas pelan.

"Biasa aja kali, sampe hujan dadakan." Tutur Nazwa membuat Prily reflek membersihkan bibirnya sendiri

"11 IPA 1 vs 12 IPA 1 parah keren juga ya. Berantemnya pake rumus nggak ya ?" Ujar Prily sembari menopang dagunya.

Sedangkan Nazwa hanya memukul jidatnya sendiri,  sudah diduga pasti reaksinya seperti ini jika Nazwa menceritakan kejadian tadi, "untung Lo bukan temen gue." Seraya membuang nafas pelan-pelan.

"Dihh Lo jahat nggak akuin gue." Bibir Prily terlihat maju 5 cm dan raut wajahnya berubah menjadi bete

"Hahahaha" Nazwa tertawa lepas

"Becanda Ily, Lo tuh temen terbaik gue." Ucap Nazwa seraya menepuk pundak Prily. Ucapan Nazwa membuat senyum Prily mengembang.

//

Drrrtt

Nazwa merogoh saku dan mengeluarkan hp miliknya lalu Nazwa membuka aplikasi WhatsApp, ternyata ada pesan dari Nendra.

Kak Nendra
Naz
Oy
Udah pulang kan ?

Nazwa
Baru keluar gerbang, kenapa ?

Kak Nendra
Jangan nungguin kakak, kakak nggak bisa anter kamu pulang masih ada urusan di kampus

Nanti uang ongkos kamu kakak ganti

Nazwa
Iya

Biasanya kalau menunggu angkutan umum di depan sekolah sudah pasti tidak kebagian tempat duduk. Nazwa berjalan sedikit jauh, menuju halte.

Baru saja Nazwa duduk di halte ia dikagetkan dengan suara keributan dari arah kanan dan kiri. Ketika melihat kearah suara ternyata di duara arah tersebut sudah ada segerombolan siswa laki-laki.

Melihat dari seragam batiknya Nazwa mengenal sekolah mereka. Mereka dari SMK Nusa dan SMK Oski yang terkenal dengan kebengisan saat beradu kekuatan. Kedua sekolah itu memang dari dulunya sering tawuran, permasalahan yang tak pernah henti-hentinya dan selalu dibawa turun menurun.

Nazwa terkepung, dia tidak bisa kemana-mana bahkan menolong pun apadaya karena Nazwa sendiri takut jika harus berurusan dengan mereka. Baru pertama kali Nazwa menyaksikan dengan jelas adegan tawuran. Dari pada diam Nazwa mengotak-ngatik ponselnya menelpon seseorang agar bisa menolong dirinya.

"Sial kak Nendra sama Ily nggak aktif." Gerutu Nazwa

Lalu Nazwa menemukan nama Dika apakah nama itu yang akan dihubungi Nazwa ?

Tidak dan tidak akan pernah Nazwa menggeleng-gelengkan kepala meyakinkan hatinya sendiri untuk tidak berhubungan lagi dengannya.

Akhirnya Nazwa berniat menerobos dan pergi sejauh mungkin tapi baru saja selangkah Nazwa sudah dikejutkan dengan seorang laki-laki yang jatuh di hadapannya secara tiba-tiba. Nazwa menjerit ketakutan tetapi tidak ada yang menghiraukannya, Nazwa pun kembali ke halte.

Laki-laki itu terlihat sudah terluka parah, wajahnya penuh lebam tapi dia masih bisa bangkit kembali bahkan membalas perlakuan mereka.

Waduhhh gimana tuh nasib si Nazwa ?? Semoga ada yang bantu ya...

Ayo teman teman bantu vote dan komennya :)

Jangan lupa follow author ya

Tunggu cerita selanjutnya

NazwaWhere stories live. Discover now