Ordinary Love - Hiwaga

435 63 20
                                    

Sebuah figura yang menampakan seorang wanita cantik yang sudah tiada itu masih tergantung di dinding ruang kerja Tuan Kwon di rumahnya itu. Sesekali saat semuanya menjadi sangat sulit, pria tua itu menatap foto itu sejenak dan menjadi jauh lebih tegar setelahnya.

Namun sepertinya itu tidak berlaku baginya saat ini. Kegugupan masih terlihat jelas di wajahnya yang masih terlihat gagah dan tampan di usianya kini.

Suara ketukan pintu mengalihkan perhatiannya dan Nyonya Kwon masuk ke dalam, sejenak ia menghela nafasnya pelan melihat aktivitas sang suami namun ia berusaha untuk tetap tegar.

"Seseorang ingin menemuimu di ruang tengah.", Ucapnya lalu pergi lagi dari sana tanpa menunggu jawaban dari Tuan Kwon.

Pria paruh baya itu beranjak dan menuju tempat yang diberitahukan istrinya. Terlihat pria yang sebelumnya menyamar menjadi pengawal Yuri duduk manis disana walau ada tersirat ketegangan di wajahnya.

"Ada yang perlu kau bicarakan padaku?", Tuan Kwon berbicara lalu duduk di sofa depan Sehun duduk.

"Alasan anda menerima saya padahal anda tahu semuanya.", Ucap Sehun sopan.

"Bukan suatu rahasia lagi mengingat pertemuan pertama kita di rumah ini. Anda seakan sudah mengenal baik saya."

"Alasan? tidak ada.", Jawab Tuan Kwon.

"Bukankah anda ingin memastikan sesuatu?", Tuan Kwon yang sudah berjalan pergi menghentikan langkahnya dan berbalik lagi ke arah Sehun.

Suasana tegang menyelimuti kedua pria berbeda usia itu.

"Eoh, seperti dugaanmu."

"..ada tiga kejadian mengerikan yang terjadi pada Yuri sejauh ini. Pertama saat ibunya meninggal. Kedua, saat kakakmu waktu itu meninggal dan yang ketiga saat penculikan yang melibatkan Myungsoo saat itu.."

"Ahh sebagai tambahan, kejadian pemadaman acara dan penembakan beberapa waktu lalu juga termasuk ke dalamnya.", Tuan Kwon menghindari tatapan Sehun dan menarik nafasnya dalam.

"Aku mengumpulkan berbagai informasi dan semuanya teryata tertuju pada satu orang.", Sehun tercekat mendengar pengakuan Tuan besar rumah itu. Ia menunggu perkataan selanjutnya.

"Pelayan Min.", seakan tersambar petir, Sehun melemas seketika. Bukankah pria tua itu terlalu dekat?

sedangkan di lain sisi, Yuri terlihat tersenyum senang melihat foto-foto Sehun yang sempai ia ambil di ponselnya.

"Kau sebegitu menyukainya?", Tanya Pelayan Min yang mengintip apa yang sedang dilakukan oleh Yuri.

"Hm, sangat menyukainya.", Jawab Yuri tanpa menoleh ke arah pria tua yang sudah seperti ayahnya sendiri itu.

"Pria tua ini sangat senang mengetahui kau menemukan cinta yang baru dan tidak berlarut-larut dengan cinta lamamu.", Ucap pelayan Min tanpa sadar membuat Yuri terdiam bahkan jari-jemarinya pun berhenti untuk menggeser foto-foto di ponselnya.

"Yuri-ya?", pelayan Min menyentuh lengan Yuri menyadarkan wanita itu yang terlarut dalam pikirannya sendiri.

"Benar, itu artinya aku menjadi seorang wanita jahat sekarang.", gumam Yuri pelan membuat pelayan Min mengernyit tidak mengerti arah pembicaraan Yuri.

"Harusnya aku merasa bersalah seumur hidupku, biar bagaimana pun aku lah penyebab semuanya, tapi lihat apa yang aku lakukan. Semudah itu aku melupakannya dan malah jatuh cinta pada adiknya sendiri."

"Itu bukan salahmu nak. Jika semua orang bisa mengendalikan hatinya, maka tidak akan ada yang namanya patah hati.", Balas Pelayan Min sambil mengelus belakang kepala Yuri lembut.

Ordinary Love (Completed)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu