Like Siblings

4.1K 324 44
                                    

"JK, ayo makan!" teriak Jin sambil mempersiapkan peralatan makan, Seokjin suka memasak, dan keberadaan Jungkook sebagai housematenya sejak satu bulan yang lalu membuatnya senang. Dia bisa memasak cukup banyak karena ia dan Jungkook ternyata sama sama suka makan.

Jungkook turun kebawah dari kamarnya di lantai 2, lalu membantu Seokjin membawa makanan ke meja.

"Hyung, benarkah aku tidak perlu membayar untuk makan? Aku merasa tidak enak karena setiap hari makan gratis", katanya sambil duduk dan memandang beraneka macam makanan yang di masak Seokjin.

Sebenarnya Seokjin memiliki seorang asisten rumah tangga yang datang kerumah setiap hari, tetapi tugasnya hanya sebatas untuk membersihkan rumah dan mengurus laundry, sedangkan untuk urusan memasak, Seokjin lebih senang melakukannya sendiri.

"Aku tidak ingin kau membayar uang makan." kata Seokjin sambil mengerucutkan bibirnya, "dengan adanya dirimu aku bisa bereksperimen berbagai masakan dan kue tanpa takut terbuang".

"Tapi aku jadi lebih gemuk sekarang, baru sebulan aku tinggal bersamamu pipiku sudah semakin chubby." kata Jungkook mengeluh, memegang pipinya.

Seokjin tertawa, menurutnya Jungkook sama sekali tidak terlihat bertambah gemuk, apalagi ia rutin memanfaatkan mini gym di basement di bandingkan dengan Seokjin sendiri.

"You're so cute, like a puppy." kata Seokjin sambil membelai kepala Jungkook, ia kini sudah terbiasa melakukannya, entah mengapa ia cepat sekali merasa sayang pada Jungkook dengan matanya yang besar berbinar dan senyum gigi kelincinya.

"Jangan jangan hyung menganggapku puppy yang terlantar." kata Jungkook sambil mengerutkan keningnya. Seokjin tertawa melihatnya.

Jungkook ikut tertawa, melihat Seokjin seperti ini menimbulkan perasaan hangat di dadanya. Jungkook sendiri tidak mengerti mengapa ia begitu cepat merasa nyaman dengan Seokjin, padahal selama ini ia cukup susah untuk akrab dengan orang lain karena sifatnya yang introvert, mungkin karena Seokjin yang selalu ceria dan clingy membuatnya merasa dekat.

"Mau ikut ke kafe?" tanya Seokjin.

Jungkook menganggukkan kepalanya, "Mau..." katanya senang, ia sering ikut Seokjin ke kafe, ia suka membantu mengantarkan pesanan dan di berikan dessert sebagai imbalannya. Ia senang bercanda dengan sang cashier berambut pirang dan melihat matanya menghilang saat tertawa, juga bertemu dengan manajer kafe, Hoseok, yang selalu ceria.

"Hobi hyung mau mengajarkanku gerakan baru" kata Jungkook yang ternyata juga suka menari. Seokjin menggelengkan kepalanya, Jungkook menyukai dan menguasai banyak hal, ia fokus terhadap sesuatu yang ia suka dan biasanya akan menguasainya dengan cepat.

"Bagaimana mungkin kau dapat melakukan hampir semua hal dengan sangat bagus?" tanyanya heran.

"Mungkin aku ditakdirkan untuk memiliki banyak bakat, sama seperti Jin hyung yang ditakdirkan memiliki wajah paling tampan sedunia." kata Jungkook nyengir. Ia mulai beradaptasi dengan kegombalan dan kenarsisan Seokjin setiap hari.

*

*

*

"Jimin hyung, apakah kau mencium bau sesuatu yang terbakar?" tanya Jungkook dengan wajah serius.

Jimin mengendus sejenak, "tidak, apakah kau mencium sesuatu?" tanyanya pada Jungkook.

Jungkook mengangguk, "hatiku terbakar." jawabnya sambil nyengir.

Sang Cashier tertawa sampai jatuh dari kursinya. "Oh Tuhan, kau semakin mirip Jin hyung." katanya, ia dibantu Jungkook untuk berdiri.

"Jimin hyung, apakah kau jatuh cinta pada lantai?" tanya Jungkook lagi, "Kenapa kau sering sekali jatuh?"

My Handsome Housemate - JinkookWhere stories live. Discover now