A Sad Birthday

3.9K 286 38
                                    

Sudah hampir 10 menit Jungkook hanya diam berbaring di tempat tidurnya. Matahari sudah semakin tinggi. Ia mengecek ponselnya untuk yang kesekian kali walaupun sudah mengetahui bahwa tidak ada pesan sama sekali dari Seokjin untuknya.

"Apa yang kuharapkan?" gumamnya sedih "Aku yang memintanya menjauhiku. Lalu mengapa aku masih berharap dia akan mengirim pesan? Mengapa aku berharap dia mencariku karena aku tidak juga keluar kamar?" Jungkook menutup matanya, dadanya terasa sesak, ia merasa sudah tidak bisa menangis lagi, air matanya sudah tidak bisa keluar lagi.

Ia akhirnya memutuskan untuk bangun dan mandi, dan baru saja menutup pintu kamarnya saat Seokjin keluar dari kamar. Housematenya itu terlihat sangat tampan dengan setelan blazer yang dikenakannya. Mereka berdua saling tersenyum canggung.

"Umm... aku pergi dulu, ada sedikit urusan" kata Seokjin. Jungkook mengangguk.

"Sarapan ada di meja makan, mungkin kau ingin menghangatkannya dulu di microwave" katanya lagi.

"Terima kasih hyung" Jungkook menganggukkan kepalanya kembali.

"Oh ya, besok kau ulang tahun, mungkin kau ingin merayakannya di kafe? Kita bisa membuat pesta kecil kecilan dengan Hobi dan Jimin."

"Terima kasih hyung, tapi aku akan merayakannya berdua dengan Nayeon nuna." kata Jungkook berbohong.

"Oooh, iya, tentu saja, umm, kalau begitu aku pergi" Seokjin menutup pintu kamarnya dan melambaikan tangan pada Jungkook.

"Hati hati hyung"

"Thanks"

Jungkook menatap punggung Seokjin yang menuruni tangga, dadanya terasa sesak dan air matanya mulai menggenang kembali. "Maaf hyung, tapi aku harus menjauhimu untuk menghilangkan perasaan ini."

Jungkook memutuskan untuk tidak pergi kuliah, tubuh dan pikirannya terlalu berat untuk berbuat apa apa jadi ia menghabiskan hari dengan tiduran sambil menonton tv di sofa hingga sore hari.

Matanya tertumbuk pada koran hari ini. Seokjin memang tetap berlangganan koran walaupun Jungkook mengatakan hal tersebut sudah ketinggalan jaman. Tapi Seokjin tidak perduli, "aku senang membaca koran seperti ini, rasanya berbeda dengan membaca berita online, sama seperti aku lebih suka membaca buku yang sebenarnya daripada membaca e-book."

Jungkook membuka buka halaman koran, ia menemukan halaman yang memuat iklan menyewakan apartemen/kost untuk mahasiswa. "Apa aku lebih baik pindah dari sini?" pikirnya sedih, ia mengambil pulpen lalu menandai beberapa tempat yang menurutnya sesuai dengan kriteria.

Ting tong!

Bell pintu berbunyi.

"Siapa kira kira?" gumam Jungkook, ia bangkit dari sofa dan membuka pintu.

"Nayeon nuna?" panggilnya heran.

"Hei, aku mencarimu di kampus tapi teman sekelasmu bilang kau ijin sakit, jadi aku kesini."

"Darimana tahu alamatku?"

"Tadi aku ke bagian Kemahasiswaan"

"Oh, umm, masuk?" ajak Jungkook ragu ragu, ia belum pernah mengajak siapa pun datang.

"Rumahnya bagus" kata Nayeon setelah mereka duduk berdampingan di sofa.

"Iya, aku menyewa kamar disini, tapi aku bebas menggunakan hampir semua ruangan" jawab Jungkook, tiba tiba merasa sedih mengingat Seokjin sudah begitu baik memberinya keleluasaan dirumah itu.

"Kamarmu dimana? kita ke kamarmu saja."

"Umm, aku tidak bisa membawa siapa pun ke kamar, itu peraturannya."

My Handsome Housemate - JinkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang