09

3.2K 343 35
                                    

Haechan memandang malas ruangan musik itu. Ia tahu pasti didalam sana ada dua orang yang sedang menunggu.

"aku malas Njun" ucap Haechan.

"kenapa malas?" tanya Renjun.

Haechan menggeleng dan masuk kedalam ruang musik itu duluan. Dan benar saja,ada dua orang yang sedang duduk disana sambil memangku gitar. Hyunjin dan Jeno. Haechan memilih duduk dekat Hyunjin dari pada Jeno.

"kusut sekali wajahmu" ucap Hyunjin.
Haechan tak menjawab,ia malah menatap Jeno tajam. Yang ditatap menaikkan alisnya bingung.

"kita ngk mungkin latihannya disekolah aja,gimana kalau kita latihan distudio Jeno" ucap Renjun. Haechan membulatkan matanya, sedangkan Hyunjin dan Jeno hanya mengangguk.

"aku tak bisa" ucap Haechan.

"kenapa?"tanya Renjun. Haechan menggidikkan bahunya.

"permisi" mereka menoleh pada pintu. Haechan mengeryit ia seperti pernah melihat siapa yang datang itu.

"maaf mengganggu,Park Donghyuck disuruh keruangan kepala sekolah" Haechan mengeryit. Apa ini akal-akalan Jisung lagi.

"aku permisi dulu,tidak apakan?"ucap Haechan,ia jadi tak enak. Karna latihan kelompok mereka tertunda.

"nanti kalau sudah selesai langsung kemari Hyuck" ucap Hyunjin. Haechan mengangguk. Ia pun berjalan keluar bersama dengan murid yang memanggilnya tadi.

"kau ingat aku?" Haechan menoleh. Ia mengeryitkan keningnya.

"aku Chenle"

"oh aku ingat,kau siapanya Jisung?" tanya Haechan.

"pacarnya" Haechan menghentikan langkahnya. Dan menatap Chenle.

"kyaaa kenapa kau yang imut ini mau dengan si datar itu" Haechan mencubit pipi Chenle. Chenle terkekeh dan melepaskan cubitan Haechan pada pipinya.

"kau harus keruangan kepala sekolah sekarang hyung" ucap Chenle.

"oh iya,aku duluan ya" Chenle mengangguk. Tapi entah kenapa ia jadi penasaran kenapa Haechan dipanggil. Pasalnya Jisung juga dipanggil untuk keruang kepala sekolah.

"semoga tak ada hal buruk" gumamnya dan berjalan kekelasnya.

***

Haechan mengetuk pintu ruangan kepala sekolah itu. Entah kenapa jantung berpacu lebih kencang saat ini. Berbeda waktu dirinya masuk keruangan itu pertama kali. Dan dipikirannya terlintas wajah kedua orang tuanya.

Pintu itu terbuku menampilkan Luhan yang matanya sembab. Haechan menatap itu bingung. Dapat ia lihat Jisung yang duduk disofa dekat meja pamannya.

"aunt?" Luhan yang melamun pun tersadar. Ia menatap Haechan dan mengusak rambut Haechan.

"masuk sayang" Luhan menggenggam tangan Haechan. Menarik lembut tangan Haechan dan membawanya duduk disamping Jisung. Haechan menatap bingung pada pamannya yang duduk di seberangnya.

"aunt? Uncle? Ada apa?" Haechan jadi takut saat ini. Hal-hal negatif berkecamuk dalam pikirannya.

"tunggu hyungmu dulu ya Chanie" ucap Kris. Haechan mengeryit.

"kenapa menunggu hyung? Apa ada sesuatu dengan mama dan papa?"

Hening. Luhan terus mengelus kepala Haechan, Haechan menatap pamannya yang diam. Ia pun menoleh pada Jisung yang sedari tadi diam.

Escape with youWhere stories live. Discover now