14

2.7K 312 31
                                    

Studio tempat Haechan dan Jeno berada. Saat pulang sekolah mereka langsung saja pergi menuju studio Jeno, Hyunjin dan Renjun nanti akan menyusul kedua orang itu ingin pulang terlebih dahulu mengganti baju dan membawa kendaraan sendiri.

Haechan tengah memakan roti yang ia beli di supermarket dekat studio Jeno. Jeno sendiri sedang memainkan game diponselnya.

"Kkumriamyeon ije kkeeonasseumyeon jebal" Haechan menggumamkan salah satu lirik bagiannya.

"jeongmal nega neya unmeyeongin geolkka" lanjutnya. Dua lirik itu terus ia gumamnya sambil menutup matanya.

Jeno yang sedari mendengarkan itu. Lumayan jelas untuk terdengar. Menoleh kearah Haechan memperhatikan pemuda Park itu.

"kau terus mengulang bagian itu" ucapnya. Haechan membuka matanya. Tanpa menoleh kearah Jeno,Haechan tersenyum tipis.

"aku hanya merasa kalau part itu sama seperti keadaanku sekarang" balas Haechan, ia membuat pola abstrak pada udara kosong didepannya. Sedikit senyuman ia tampilkan.

"maaf kami terlambat" Hyunjin dan Renjun datang berbarengan. Haechan dan Jeno mengangguk. Setelahnya mereka segera latihan. Tak sampai larut seperti kemarin. Kini mereka pulang pukul tujuh malam. Haechan membereskan barang-barangnya. Lalu memakai masker miliknya rencananya ia akan mencari udara segar.

"Haechan kau pulang dengan siapa?" tanya Jeno.

"naik bus. Tapi sebelumnya aku mau jalan-jalan sendiri saja dulu" ucapnya Haechan. Jeno hanya mengangguk.

"yasudah ayok kita keluar" ucap Renjun. Mereka berjalan keluar studio. Haechan berjalan kemanapun ia inginkan. Ia merasa lebih tenang saat ini. Saat semalaman bersiteru dengan pikirannya. Tak buruk. Itulah yang ia pikirkan saat ini. 

Ia mampir kekedai roti terlebih dahulu lalu berjalan menuju halte. Jam segini yang ia tahu ada bus yang akan lewat. Tak jauh dari halte yang ia tuju matanya memicing tajam saat melihat seseorang di halte. Ia berjalan mendekat dan mematung saat wajah orang itu terlihat jelas.

Orang itu menoleh pada Haechan membuat Haechan langsubg memalingkan wajahnya lalu berlari menjauh. Orang itu mengejar Haechan membuat Haechan berusaha lari lebih kuat lagi.

"Haechan"

Haechan merutuki dirinya saat ini. Jika saja ia tahu lebih awal, maka ia akan pergi dari halte itu.

Namun saat ia akan menyebrang jalan sebuah mobil tiba-tiba melaju.

Srett

"kau tak apa?"

Haechan membuka matanya,,lalu mendongak. Beberapa detik ia dan orang itu bersitatap namun setelahnya Haechan mendorong tubuh orang itu.

"kyaaaaa" saat ia mendorong tubuh orang itu berniat berjalam mundur ia malah menginjak tali sepatunya.

Orang itu dengan refleks menahan tubuh Haechan tapi Haechan dengan refleks pula menarik kemeja orang itu membuat mereka berdua terjatuh.

Haechan meringis kecil saat merasakan sakit karna jatuh. Bagaimana tidak, ia jatuh dan sedikit ditimpa oleh orang tadi. Tapi kepalanya ditahan oleh tangan orang itu membuat bagian belakang kepalanya tak terhentur.

"bi-bisakah k-kau berdiri"

Orang itu berdehem lalu membenarkan posisinya. Ia berdiri lebih dulu lalu membantu Haechan berdiri.

Haechan membersihkan pakaiannya dari pasir. Sedangkan orang itu membersihkan punggung tangannya. Haechan melirik orang itu. Dalam hati ia ingin sekali pergi dari situ. Tapi saat lirikkan jatuh pada punggung tangan orang itu yang lecet membuatnya tak enak hati. Bagaimana pun orang itu menolongnya. Jika saja tidak sudah dipastikan belakang kepalanya terkena benturan keras.

Escape with youDonde viven las historias. Descúbrelo ahora