11

3K 318 11
                                    

Haechan melirik malas orang disampingnya. Tangannya mencatat materi yang diberikan oleh gurunya yang sedang mengajar. Sesekali ia melirik malas orang disampingnya. Saat sedang memperhatikan gurunya yang membuat contoh soal. Lengannya terasa disikut seseorang. Ia menoleh, orang disampingnya menunjuk sesuatu dengan dagunya. Haechan melihat kearah mana orang itu menunjuk ternyata ada kertas terselit dibawah penanya. Ia mengambil kertas it memasukkan kekantung bajunya, dan kembali memperhatikan penjelasan gurunya yang sempat tertunda.

"kertas itu lebih baik kau baca" Haechan tak mendengarkan bisikan teman sebangkunya.

"kerjakan soalnya ssaem mau kekantor sebentar"

"baik ssaem"

Setelah guru itu keluar kelas mendadak ramai. Haechan mengelus dadanya sabar karna kebisingan teman-temannya.

Haechan melanjutkan menulisnya. Tapi harus terganggu karna orang yang duduk disampingnya.

"kau ada masalah apa denganku huh? Aku mau mencatat soal Lee Jeno. Jangan ganggu"

Haechan fokus mengerjakan soalannya. Tinggal satu nomor lagi, ia kesusahan mencari jawabannya.

"Na, Nana" Haechan menggoyangkan kursi Jaemin yang duduk didepannya.

"kenapa?" tanya Jaemin.

"nomor 10 gimana caranya?" tanya Haechan. Jaemin sepenuhnya duduk menghadap Haechan.

"gue juga ngk tahu, cari sama-sama coba" ucap Jaemin.

"ikutan dong, gue juga ngk bisa" ucap Renjun yang duduk disebelah Jaemin.
Mereka bertiga pun mencoba mengerjakan soal itu.

"ini gimana sih, ngk ada ujungnya nyarinya" gerutu Haechan. Jaemin dan Renjun terkekeh.

"sini gue bantu" Pena ditangan Haechan berpindah tempat karna direbut seseorang.

"emang lo bisa Jen?" tanya Jaemin.

"kalo bisa gimana?" tanya Jeno tapi ia melihat kearah Haechan.

"apa lo liat-liat" ucap Haechan.

"kalo bisa kerjain" ucap Renjun. Jeno mengangguk. Ia menulis jawaban itu dibuku milik Haechan. Haechan hanya memandangi Jeno yang menulis di bukunya.

"eh kok dibuku gue"

Jeno terkekeh, dan itu membuat Jaemin dan Renjun terperangah.
"beneran Jeno?" bisik Renjun pada Jaemin. Jaemin menggidikkan bahunya.

Jeno menyodorkan buku Haechan. Haechan melihat jawaban itu.
"ini beneran?" tanya Haechan yang masih melihat jawab dibuku itu.

Jeno berdehem menjawab itu, ia pun memainkan ponselnya. Haechan melihatkan jawaban yang Jeno tulis dibukunya ke Jaemin dan Renjun.

"lo udah siap?" tanya Haechan pada Jeno. Jeno mengangguk tanpa mengalihkan perhatiannya pada ponselnya.

"Hyuck, nanti habis istirahat kita latihan ya. Soalnya tinggal seminggu lagi ngambil nilainya" ucap Renjun.

"eh iya, maaf ya aku ngk ada latihan bareng kalian minggu kemarin" ucap Haechan. Renjun mengangguk dan tersenyum.

"ngk papa kok kita ngerti. Lo enggak sedih lagi kan? Jangan sedih-sedih, kan ada kita" ucap Renjun. Jaemin ngangguk.

"makasih, udah enggak lagi kok. Kan enggak boleh lama-lama sedihnya"

"pinter" bukan Jaemin sam Renjun. Tapi Jeno, ia mengusak rambut Haechan.

"jauh-jauh tangan lo" Jisung tiba-tiba datang dan menghempaskan tangan Jeno yang bertengger dikepala Haechan.

Escape with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang