10

3.3K 341 23
                                    

Genap satu minggu Haechan dan Jisung tak berangkat kesekolah. Jisung sesekali akan keluar rumah untuk menemui kelompoknya yang latihan. Tapi Haechan, ia mengurung dirinya dikamar kedua orang tuanya. Ia hanya akan membuka pintu untuk beberapa orang saja. Itupun jika sudah benar-benar dipaksa. Seminggu Haechan menangis sambil memeluk baju kedua orang tuanya itu. Setiap hari,Mingyu,Johnny,Doyoung,Taeyong,Jisung dan Ten membujuk Haechan agar mau keluar kamar. Tapi Haechan hanya diam, kemarin saat Mingyu membujuk adiknya itu untuk tidak terlarut dalam kesedihan Haechan awalnya hanya diam. Namun setelah itu ia melempar pigura berisi foto mereka dengan kedua orang tua mereka, setelah itu Haechan berteriak histeris.

Yang Haechan lakukan didalam kamar adalah menangis,lalu termenung. Saat tidur pun Haechan menggumamkan kedua orang tuanya itu.

"Haechanie,buka pintunya sayang. Haechanie belum makan dari semalam" Doyoung mengetuk pintu Haechan. Dengan harap-harap cemas karna tak ada suara dari dalam.

"Haechanie, ini hyung. Haechanie buka ya, hyung tak mau kalau Haechanie sakit"

Masih tak ada balasan membuat Doyoung meletakkan nampan di meja sampingnya. Ia berlari ke halaman belakang. Disana ada Johnny,Taeil,Ten,Yuta, Taeyong dan Mingyu.

"Hyungg" Taeil langsung menoleh saat mendengar teriakan Doyoung. Yang lain pun menoleh pada Doyoung.

"kalian,bantu dobrak pintu cepat. Sedari tadi aku mengetuk Haechan tak menjawab" ucap Doyoung. Yang lain pun langsung beranjak dari duduk mereka berlari kekamar nyonya dan Tuan Park.

Namun saat mereka sampai disana bertepatan dengan pintu yang terbuka. Menampilkan Haechan dengan penampilan yang acak-acakan.

"Mommy"

Ten lebih dulu berlari mendekati Haechan karna panggilan mommy memang ia khususkan untuk haechan memanggilnya. Ia mengusap kepala Haechan, membenarkan tatanan rambut Haechan.

"aku...aku mau bersih bersih. Dan makan dengan kalian" cicit Haechan.

Dan itu membuat mereka yang ada disana tersenyum. Doyoung dan Taeyong berjalan mendekati Haechan.

"aegi mau makan apa? Biar hyung buatkan" ucap Taeyong, Doyoung mengangguk.

"apapun, ayo mommy" Haechan menarik Ten menuju kamarnya. Ten menoleh pada yang lain memberikan anggukan.

"hah syukurlah. Ayo sekarang kita bagi tugas. Haechan harus makan banyak karna dia kehilangan berat badannya banyak" ucap Doyoung.

Dikamar Haechan, Haechan mendudukkan dirinya di kasur. Sedangkan Ten, duduk dimeja rias Haechan.

"mommy peluk" Haechan merentangkan tangannya, Ten dengan senang hati membalas pelukan itu.

"mommy tinggal disini dulu ya. Pokoknya harus mau. Kalau Johnny hyung ngk mau biarin aja tidur sendiri dirumah mommy. Pokoknya Haechanie mau mommy,Doy Hyung, sama Taeyong Hyung" ucap Haechan.

"kita tidur berempat lagi?" Haechan mengangguk.

"mommy tak mau?" Haechan mendongak melihat Ten.

"tentu saja mau. Tapi dengan syarat, jangan seperti seminggu yang lalu sayang. Kau tahukan kalau mommy sangat khawatir. Bukan mommy saja yang lain juga. Kau tahu hyungmu juga ikut tak makan saat kau menolak makan, Haechanie tak sukakan kalau Gyu hyung tak makan" ucap Ten sambil mengelus rambut Haechan. Haechan masih memandangi Ten, ia tersenyum simpul.

"benar kata mama, masih ada mommy yang akan seperti mama. Yang akan menjaga Haechan, masih ada Gyu hyung yang akan menggantikan papa. Masih ada kalian semua tang sayang pada Chanie"

Ten membalas tatapan Haechan.

"mommy tahu? Haechanie semalam bertemu mama dan papa. Kata mama, mama akan marah kalau Haechanie seperti kemarin, apalagi Haechanie sempat melempar pigura dan itu mengenai Gyu hyung. Mama bilang Haechanie harus kuat,ngk boleh sedih. Kalau Haechanie rindu bisa mengajak hyung yang lain untuk kemakam bertemu papa dan mama"
Haechan menjeda ucapannya kala air matanya kembali mengalir. Ten menghapus air mata itu, ia semakin mendekap Haechan.

Escape with youDonde viven las historias. Descúbrelo ahora