Sebuah usaha untuk melupakan

144 54 33
                                    

"Aku pernah sangat terluka karna cinta, lalu sekarang kau hadir membawa cinta yang baru. Jika kau yakin bahwa kau bisa menyembuhkan luka ini, maka baiklah ... Aku akan beri kamu kesempatan Pak Adnan." 

- Hanny Humayrah -

*******

Sekeras apapun sebuah batu, jika terus menerus ditetesi oleh air, maka akan terkikis perlahan. Begitu pula hatiku saat ini, sekeras apapun aku menutup hati, nyatanya mulai terbuka oleh seluruh perhatian, kesabaran dan kebaikan Pak Adnan. 

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

Begitulah dunia ini, semua hanya dinilai dari angka. 

Namun, kita tak akan bisa membungkam mulut banyak orang dengan kedua tangan kita. Tentu saja tak mungkin. Maka, lebih baik membungkam mulut kita sendiri, cukup berikan senyuman dengan lapang dada, dan terus berusaha untuk membuktikan bahwa kecaman semua orang itu salah, sehingga nantinya mereka sendiri yang akan membungkam mulutnya sendiri. 

Itulah sebabnya, aku tak pernah lelah bekerja dan belajar. Karna dunia ini tak akan bisa kita taklukkan jika hanya menunggu keajaiban. Keajaiban akan diberikan jika kita berusaha keras untuk menemukannya. 

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

*******

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*******

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

"Gak, udah tua juga, masih aja bandel. Ayo, mana kuncinya." 

"Gak Hanny, nanti kamu kecapekan." 

Aku beranjak dari tempat duduk ku, dan duduk di sebelah Pak Adnan, terlihat Pak Adnan begitu terkejut hingga matanya tak berkedip dan tubuhnya terdiam kaku. 

"Mana kuncinya" pinta ku sambil memperhatikan kantong baju dan celananya. "Atau mau saya cari sendiri ?" gertak ku. 

Pak Adnan terkekeh. "Silahkan, dengan senang hati." 

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

 

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RUMIT (TAMAT✅ : SUDAH TERBIT || Pemesanan Melalui Whatsapp dan Shopee)Where stories live. Discover now