RUMIT (TAMAT✅ : SUDAH TERBIT || Pemesanan Melalui Whatsapp dan Shopee)

Kesempatan kedua

"Saat aku memberi mu kesempatan kedua. Itu berarti aku memberi harapan lagi kepadamu dan membiarkan diriku untuk kemungkinan disakiti lagi. Jadi, bisakah kali ini kau membahagiakan ku saja ?"

- hanny humayra -

*******

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

"Cukup Han. Cukup. Harapan aku udah pernah kamu hancurkan. Lukanya aja belum kering. Sekarang kamu mau ciptain harapan yang lebih besar? Tolong berhenti nyiksa aku."

"Hanny.. Aku serius." Raihan meraih tangan ku dan menggenggamnya. Tapi segera ku tepis.

"Buktikan. Gak usah banyak janji. Karna kamu udah pernah ngingkarin semua janji-janji kamu."

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

*******

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

"Katanya" ucap ku. "Gimana kalo katanya cuma katanya? nyatanya gimana?"

"Bentar.. bentar.. Maksudnya ? Kok aku bingung?" tanya Ila mencoba berfikir keras.

"duh Ila. maksudnya Hanny itu gimana kalo Raihan gak nepatin kata-katanya dan gak sesuai dengan tindakannya."

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

*******

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

"Hallo, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam. Dimana Han?"

"Rumah. Kenapa?"

"Sejak kapan pinter bohong?"

Aku menatap hp ku kebingungan. Apakah di hp ku ada cctv yang terhubung ke Raihan ?

"Liat ke seberang" ucap Raihan lagi.

Aku pun langsung melihat ke seberang jalan. Dan ternyata Raihan sudah berdiri dengan senyum khasnya menatap ku.

"Tunggu disitu. Aku nyebrang nih" ucapnya lalu menutup telfon.

Aku menatapnya datar dari kejauhan. Memperhatikan dia yang mulai menyeberang.

Raihan masih mengukir senyum sambil sesekali menatap ku walaupun dia sedang menyeberang.

Dengan malas aku mengalihkan pandangan ku.

Dari sebelah kanan ku lihat sebuah motor melaju sangat kencang menuju Raihan.

Aku melihat ke arah Raihan lagi, Raihan masih melihat ku.

Sial. Raihan tidak tahu kalau ada motor yang sedang melaju kencang ke arahnya.

Aku langsung berlari ke arah Raihan.

"Raihan awasssss" teriak ku sambil berlari.

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

Aku menatap tingkahnya geram. Kalo begini nyebelinnya, rasanya lebih baik dia ketabrak saja tadi.

********

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

"Aduh" Raihan menyapu-nyapu pinggangnya. Dia menyingsingkan sedikit kaosnya. "Ya Allah biru loh ini"

Aku tertawa. Puas sekali rasanya. Seolah rasa sakit ku tersalurkan dengan warna biru di pinggangnya itu.

"Coba aja aku bisa bales."

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

"Aku nyaman" ulangnya sekali lagi.

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

"Aku bahkan gak segan bertingkah manja ke kamu, padahal aku lelaki. Kamu tau? Hanya lelaki yang benar-benar cinta dan merasa nyaman dengan wanitanya aja yang berani menunjukkan sisi manjanya."

"Dan kamu bukan manja lagi, tapi udah seperti bayi."

"Oh ibuku sayang" ucapnya sambil menirukan nada puisi.

Aku tertawa.

"Semoga kali ini semuanya berjalan lancar." ucap ku dengan menatapnya.

MOHON MAAF, SEBAGIAN CERITA SUDAH DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBITAN. TERIMAKASIH SUDAH MENJADI BAGIAN DARI CERITA INI. 

*********

CLBK ?

.

.

.

Happy Reading guys :)