•Silentkiller 13•

94.1K 14.4K 22.2K
                                    

Hai lama ya? Author abis ttd-in buku leo untuk pre order 2, hehe banyak bgt gila🙂 wkwk tpi aku kan sanstuy. Dan abis selesai ttd masi sempet"nya update ni cerita:)

Silentkiller dah ditawarin terbit mlu ni, tpi nnti aja terbitnya pas udh tamat, atau nnti lah mau santai update sama bacain komen kalian minta up(^v^)

Senengkan? Makanya spam komen biar aku happy update cerita ini.

Siap spam? Let's go!!!

Naja menyalakan mobilnya dan Naya sudah memasang seatbeltnya sebelum Naja menginjak pedal gasnya meninggalkan makam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Naja menyalakan mobilnya dan Naya sudah memasang seatbeltnya sebelum Naja menginjak pedal gasnya meninggalkan makam. Saat di jalan, Naya meremas roknya, ia menoleh ke Naja yang terlihat sibuk mengemudi.

Hm katanya mau make bibir Naya, mana di tungguin juga, batin Naya seraya menatap jalan, saat sedang asik melihat jalan, tiba-tiba saja Naya bersuara.

"Kak Naja berhenti!" pintanya. Naja terkejut refleks menginjak rem, dan yah dia tidak tahu kenapa Naya memintanya untuk berhenti, Naja menoleh ke Naya.

"Kenapa sih? Untung jalan sepi," ucap Naja kesal, Naya tidak bersuara dan langsung keluar mobil, dan pas sekali hujan deras, demi apa Naja langsung ikut keluar menyusul gadis itu yang tiba-tiba saja keluar mobil.

"Gila lo ya! Masuk nggak?!" omel Naja pada Naya yang kegirangan dengan datangnya hujan yang membasahi jalan. Naya tersenyum senang, lalu menarik tangan Naja untuk mendekat padanya.

"Kak, Hujan itu rahmat," ucap Naya seraya tersenyum.

"Yang bilang bencana siapa?"

"Kak Naja tuh."

Naja menelan salivanya lalu menarik tangan Naya, dengan cepat Naya menepis tangan Naja.

"Ish, kak Naja harus ngerasain ini, ayo ikut Naya."

"Gausah kayak bocah lah lo, udah kelas 1 SMA." Naya tidak mendengarkan ucapan Naja dan yang membuat Naja terkejut karna Naya merebahkan tubuhnya di jalan seraya menikmati air hujan yang membasahi tubuhnya.

"Gue tinggal ya?" Naya terdiam masih memejamkan matanya seraya menikmati air hujan yang jatuh ke wajahnya. Saat Naja hendak pergi, tangannya di tahan Naya.

"Coba, Kak, Kakak bakal ngerasain hal luar biasa." Naja mengernyit dengan ucapan Naya, yang benar saja, dirinya disuruh tiduran di jalan? Untungnya saja jalan sepi, jika saja tidak, Naya mungkin akan di lindas.

"Nggak!" tolak Naja, saat Naja hendak pergi, entah kenapa tiba-tiba saja ia kembali menatap Naya yang masih pada pendiriannya tiduran di aspal. Naja perlahan tiduran di samping Naya, mencoba mengikuti keinginan Naya, saat mencobanya Naja memejamkan matanya.

Dan entah mengapa ia merasa tentram. Naja merasa nyaman dan merasa beban hidupnya lepas begitu saja. Itu yang Naja rasakan saat suara hujan jatuh dan mengenai kulitnya.

SILENTKILLER (Naja Mahatma)Where stories live. Discover now