•Silentkiller 19•

83.7K 13.2K 3.1K
                                    

Haiii, maaf bru muncul❤️❤️❤️ semoga selalu suka yaaa❤️❤️❤️

Let's go!!!

Saat di kelas, Naya menatap Adam dan Stella secara bergantian, tumben sekali Adam tidak mabar game dengan Stella, walaupun marahan terkadang mereka masih tetap bermain game, Naya dengan cepat berdeham.

"Adam ganteng punya siapa nih?" Tanya Naya, Adam menghela napasnya.

"Gatau."

"Kok diem aja? Mau main game nggak? Ayo main yuk, akun Nilith sepi nih!" Pinta Naya menatap Stella dan Adam secara bergantian, keduanya saling tatap, tidak lama Stella setuju, dan Adam ikut nimbrung meski eskpresinya terlihat tidak mengenakan. Entah masalah apa yang membuat keduanya pecah.

"Ayo, Nilith lo lama banget," omel Adam, Naya tertawa kecil lalu mulai memasuki arena game.

Ya, selama bermain Naya hanya menyusahkan saja, terutama Adam yang selalu berbagi darahnya pada Naya yang gampang sekali di tembak.

Seusai main game, Naya mulai bersuara.

"Hm Stella, Adam." Panggilnya.

"Apapun masalahnya, kalian tetep temen kan?" Tanya Naya, Adam menoleh ke Naya tak lama Stella membuang mukanya.

"Adam," panggil Naya.

"Hm?" Jawab Adam meski auranya masih dingin.

"Adam beneran nggak mau kasih tau Naya sedikit?" Tanya Naya menyertakan puppy eyesnya, Adam menghela napasnya lalu mengelus puncak kepala Naya.

"Nggak ada masalah apa-apa, Nay. Emang lagi waktunya ribut aja," ujar Adam yang membuat dahi Naya mengkerut, astaga dia tidak mengerti dengan kalimat Adam barusan, dari pada terlalu mikir mendalam, Naya hanya mampu menghela napasnya lalu kembali duduk dengan santai.

Saat istirahat tiba, tumben sekali Stella tidak mengajaknya, dia bilang katanya dia sedang butuh sendiri, dan Naya tidak bisa memaksa Stella.

"Udah di sini aja, biar gue yang ke kantin," ucap Adam, Naya mengangguk.

Namun tetap saja, Naya butuh ke toilet, jadi mau tidak mau ia berjalan pincang menuju toilet, setelah usai membuang air kecil, Naya terkejut seseorang memblok jalan keluar, dan dia Madona.

"Kak Madona?" Astaga, kenapa harus ada orang seperti ini di saat kakinya sedang tidak membaik? Bagaimana Naya kabur?

"Oh lagi pincang ceritanya? Sok menyedihkan banget hidup lo!" Dan Madona mendorong Naya membuat Naya yang tidak seimbang refleks terjatuh, ia mengaduh karna tulang ekornya yang menghantam lantai.

"Lo tuh adkel gaguna banget, kan udah gue bilang, gausah deh deket-deket Naja lagi, gue itu sama Naja udah deket dari sebelum lo masuk sekolah sini!" Omel Madona, Naya menunduk.

"Ngerti nggak?" Naya mendongak.

"Maaf, kak Madona. Tapi Naya sama kak Naja udah pacaran," ucap Naya pelan, Madona menarik napasnya dalam-dalam mencoba untuk sabar menghadapi cewek di depannya ini.

"Naja tuh pacaran sama lo cuma karna kasian, gue liat kok dari cara dia memperlakukan lo," ucap Madona.

"Lo mau gue bahas nggak masa lalunya?" naya mengernyit.

"Masa lalu apa, Kak?"

"Soal Kakak lo, apa lo mau kayak dia?" Refleks mata Naya membulat.

"Madona," tegur Primy.

"Jangan, Don," sambung Selena, sedangkan Naya langsung blank, air matanya sudah berada di pelupuk mata.

"Bodo amat! Gapeduli gue, kalo gue emang udah gasuka sama orang, ya gasuka, kalo lo gamau bernasib sama kayak sodara lo itu, gausah ganggu hidup gue!" Dan Naya di siram air oleh Madona. Dengan cepat Primy dan Selena mengejar Madona.

SILENTKILLER (Naja Mahatma)Where stories live. Discover now