🌸Part(TUJUH)🌸

405 49 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak...beri vote,share and coment ya para readers😊

Siang ini,sinar matahari terasa sangat terik.Seakan menembus kulitku.Panas sekali.Di dunia saja,panasnya sudah seperti ini,bagaimana kalau di neraka,sudah pasti panasnya akan berkali kali lipat di bandingkan panas di bumi.

Aku mengayuh sepeda dengan susah payah.Keringat mengucur dari wajahku.Hari ini ayuhan sepedaku terasa sangat berat,mungkin Abah lupa memberi oli pada rantainya.Tapi aku harus cepat pulang,aku harus membantu Ummi berjualan kue.Ayo Iffah,kau harus kuat.

Aku memang berasal dari keluarga yang tidak punya,kehidupanku sederhana.Itulah sebabnya,aku memakai sepeda ke sekolah,karena aku tidak memiliki sepeda motor.Di rumah hanya ada satu motor buntut punya Abah yang dipakai untuk bekerja.

Walaupun kehidupanku sederhana,bahkan terkadang kurang.Aku selalu berusaha untuk bersyukur dan tidak mengeluh.Bagiku,ilmu itu segalanya,apapun akanku tempuh meskipun jalannya sulit.

Tak ku hiraukan hinaan teman_teman.Sepedaku sering kali di rusak atau di kempesin bannya,sehingga dengan terpaksa aku meninggalkan sepedaku di parkiran,aku harus naik angkot dan turun di pasar,setelah itu,berjalan kaki dari pasar ke rumah,yang jaraknya cukup jauh.Untung ada Adam yang selalu membantuku.Membawanya ke bengkel terdekat,lalu mengantarkannya sampai ke rumah.Ia berulang kali menawarkanku untuk di boncengnya saat berangkat dan pulang sekolah.Aku menolaknya,karena kami memang bukan makhramnya,dan aturan sekolah tidak memperbolehkannya.Adam memang baik,walau ia kaya,ia tak pernah sombong atau membeda_bedakan teman.Ia bahkan tak malu saat membawa sepeda bututku ke bengkel.

******

Ketika aku mengayuh sepedaku dengan susah payah,tiba_tiba,Silvia dan Rani melewatiku dengan motor matiknya yang terlihat baru dan mengejekku.

"Huh!dasar emang anak orang miskin,upik abu."Ucap Silvia cukup keras di telingaku.Lantas,aku tak membalasnya.Untuk apa?aku harus melatih diriku untuk menjadi kuat.Membangun benteng sekuat mungkin dalam hatiku,agar aku tak menjadi kufur nikmat.Setidaknya aku masih punya kendaraan untuk ke sekolah kan______

Di susul Rani yang hanya tertawa dan meledekku dengan mengeluarkan lidahnya.Kemudian,Silvia dan Rani berlalu meninggalkanku.Aku pun menarik nafas sedalam_dalamnya,lalu menghembuskannya.Mencoba menyabari yang terjadi barusan.Seorang Iffah harus kuat!

"Sabar Iffah,sabar dan semangat."Ucapku lirih menyemangati diriku sendiri,sambil tersenyum getir.

Silvia dan Rani memang membenci Iffah.Silvia sejak dulu menyukai Lutfi,tetapi apa,Lutfi malah menyukai Iffah.Silvia menjadi kesal dan membenci Iffah,ia beranggapan bahwa Iffah sudah merebut Lutfi.

******

Kini,aku sampai di depan rumah.Rumah itu tampak sederhana.Temboknya masih terbuat dari gedek (bambu yang di potong memanjang dan pipih,lalu di anyam),Lantainya adalah tanah dan gentingnya banyak yang bolong.Aku menaruh sepedaku di dalam rumah.

"Assalamu'alaikum,"Salamku saat memasuki rumah.

"Wa'alaikumsalam Nduk,"Jawab Ummi Syifa.

"Cepat mandi,makan dan ganti baju.Habis itu,jualan kue."Tambah Ummi Syifa yang suaranya berasal dari dapur.Aku memang yang berjualan kue keliling desa,tak tega kalau Ummi yang harus berjualan keliling.

"Iya Ummi."Jawabku langsung ke kamar untuk mengambil handuk dan juga baju ganti.

Kemudian,aku masuk ke kamar mandi.Setelah mandi,aku memakai jilbabku di kamar dengan rapi, alu menghampiri Ummi di dapur.

"Adek mana Ummi?"Tanyaku pada Ummi.

"Pamitnya tadi main sama temennnya."

"Terus,mana kuenya,Ummi?"Tanya Iffah pada Umminya yang sedang sibuk merapikan dapur.

"Ku Mencintaimu Karena Allah"(On Going)Where stories live. Discover now