06.[•prioritas?]

294 24 7
                                    

Setelah kejadian dimana dhilak merasakan sakit tersebut Fatur langsung membawa dhilak pulang dan menidurkannya dikamar dhilak,Fatur meresa sakit ketika melihat dhilak tak berdaya dan meraung merasakan sakit,Fatur mengelus rambut dhilak dan menatap wajah dhilak.

"Tur...."lirih dhilak.

"Iya sayang?"ujar Fatur.

"Aku benci...."

"...."Fatur hanya terdiam.

"Aku benci perusahaanmu"lirihnya lagi.

"Dhilak...."gumam fatur bingung.

"Aku benci!!!!"teriak dhilak menangis.

"Tapi kenapa dhilak!"ujar Fatur bingung.

"Pokoknya aku benci!!!!"teriak dhilak dan menangis sambil memeluk batal.

"Sayang..."

"Pergi!"

"Tapi__"

"PERGI!!!"teriak dhilak.

"Tapi kenapa dhilak!! kenapa"ujar Fatur sedikit meninggikan suaranya.

"Kamu sadar gak sih!!"ujar dhilak dengan mata yang terus mengeluarkan cairan bening dari matanya.

"..."lagi lagi Fatur terdiam.

"Selama ini kamu selalu mentingin kantor,pergi pagi pulang malam kadang kadang kamu lembur tanpa cuti terkadang kamu pulang pagi,kamu gatau selama beberapa tahun ini perasaanku tur,aku tau ini salahku kamu kerja dapatin uang demi kesehatanku tapi tur ini berlebihan,dulu aku berpikir karna aku masih dalam tahap penyembuhan tapi tur sekarang berlebihan bahkan perusahaanmu udah ada diseluruh dunia kamu kurang apa lagi"

"Kamu tau perasaanku gimana?kamu tau gimana aku dirumah sebesar ini sendirian?aku kesepian tur kesepian!!aku terdiam dikamar seharian seperti orang bodoh kamu tau itu!!kamu gak pernah ngertiin aku tur sebenarnya aku ini siapa sih?istri mu tapi gak sekamar bahkan ketemu aja jarang padahal kita serumah tapi seperti orang asing yang gak pernah kenal"sambungnya.

Fatur terdiam seribu bahasa perkataan dhilak memang benar,mereka seperti orang asing padahal sudah memiliki ikatan yaitu pernikahan,dhilak benar kenapa mereka tak sekamar selama ini kenapa seakan akan istri Fatur itu kantor bukan dhilak kenapa Fatur membiarkan istrinya kesepian dirumah sebesar ini walau banyak maid dan bodyguard dirumahnya tetap saja rasanya berbeda,dasar Fatur bodoh apa yang telah dia lakukan terhadap prioritasnya tunggu sebenarnya prioritas itu dhilak atau perusahaannya.

"Lak..."

"Jangan mendekat!!"ujar dhilak mundur dari dari hadapan Fatur.

"Tapi lak"ujar Fatur ingin meraih tangan dhilak.

"Pergi!!AKU BILANG PERGI!!!"teriak dhilak dan melemparkannya dengan bantal.

"Aku gak mau lihat kamu!!!PERGI!!!"teriak dhilak lagi.

Fatur terdiam dan menurunkan tangannya,dasar bodoh dalam keadaan sekarang belum juga pergi dari hadapannya,setelah beberapa menit terdiam Fatur keluar dari kamar dengan wajah yang kusut dan menutup pintu kamar dhilak,kemudian Fatur menatap pembantu yang sangat ramah terhadap dhilak siapa lagi kalo bukan bik Ela yang selama ini sering mendengar curhatan dhilak.

"Bik bawa makanan,dhilak belum makan"ujar Fatur dan berjalan menuju ruang kerjanya.

"Baik tuan"ujarnya sambil menunduk.

Selama bertahun tahun Fatur terus bekerja dan pada akhirnya Fatur bisa menjadi bos diperusahaannya sendiri bahkan perusahaannya tersebut sudah diseluruh dunia tapi dengan semua itu ternyata istrinya sama sekali tak menyukainya Fatur sadar bahwa dia tak pernah memberikan waktu untuk sedikit pun untuk bersama dhilak lebih lama seperti ridho yang sering menemani dhilak kemana dhilak mau,dia tak bisa terus bersama dhilak seperti ridho, sekarang Fatur sadar akan hal itu seakan akan ridho lah suami dhilak.

GARISWhere stories live. Discover now