36.[•TAMAT]

195 28 25
                                    


"Angkat telponnya dhilak!!"gumam Fatur berusaha menelpon dhilak namun sama sekali tidak diangkat.

"Lo kira gue bodoh!"ucap Jessica sambil senyum-senyum.

Fatur terdiam dan mendekati Jessica dengan perlahan lahan ditambah dengan mata yang menusuk membuat orang yang menatapnya takut dan terdiam.fatur akui dirinya juga manusia biasa jadi apapun yang terjadi sekarang kemarahannya sudah Melawati ambang batas.

"Jangan berbicara sebelum dipikirkan Jessica jika berbicara tanpa berpikir maka akan merugikan diri mu,"ucap Fatur sambil memegang rambut Jessica lembut.

"Maksudnya?"

Fatur mengeluarkan pistol,"Hanya maksud harfiah,"dan menodongkan senjata itu dikepala Jessica.

"Turunkan senjata Lo,"lirihnya sambil mengangkat kedua tangannya.

"Sebenarnya Lo yang bodoh, sekarang bilang dimana anak gue sebelum senjata ini membunuh Lo,"gumam fatur yang masih bisa di dengar oleh Jessica.

"Oke tapi Lo turunkan dulu"

"Gue gak bodoh,cepat gue hitung sampai tiga!"

"Lo kira_"

"...1"

"Gue gak akan kasih tau!"

"...2"

"Lo_"

"...3"

"Jln anggrek gudang tua dekat kompleks keluarga alfasy nomor 12"ucap Jessica cepat.

"Niel suruh orang mu datang ke alamat itu dan jangan izinkan dhilak masuk lalu bebaskan ara, setelah itu...,"ucap Fatur yang masih memegang pistol tepat disamping kepala Jessica.

"Saya mengerti pak!"ucapnya cepat.

***

Dhilak menggunakan kursi roda berada di gudang tua dan melihat Ara diikat dan mulut yang tertutup dengan kain.bukan Jessica,tapi dhilak tau orang itu adalah adik dari Jessica, mereka sangat mirip seperti anak kembar tapi dhilak tau Jessica gak mungkin mudah terlepas dari tangan Fatur.

"Lepaskan anakku sekarang,"ucap dhilak tenang.

"Oh ini yang namanya dhilak,yang selama ini di lindungi bertahun tahun,bahkan gara gara Lo gue di tolak fatur"

"Bukan urusan gue, sekarang lepaskan Ara,"ucpa dhilak dengan tekanan.

"Gak semudah itu,Lo harus ganti dengan uang sebanyak 10 miliar,"ucapnya.

Dhilak melempar kartu hitam,"sekarang serahkan Ara!!"ketus dhilak.

"Lo kira gue Gila,itu bukan kartu ATM Lo buta ya,"ucapnya kesel.

"Lo yang gila dan buta,Lo gak liat itu kartu hitam tanpa batas,"ucap dhilak dingin.

"Oh Lo belum ngerti juga,itu kartu bisa Lo pake sepuasnya seumur hidup Lo,jadi sekarang lepaskan Ara,"ucap dhilak lagi.

"Emang Lo bisa apa,Lo bahkan gak bisa jalan,ngapain juga gue takut sama Lo,"ucapnya sambil mengambil kartu hitam dari lantai.

"Sekali lagi lepaskan Ara!!"ucap dhilak sudah tak bisa menahan emosi.

"Gak segampang itu,"ucpanya dan mencekik Ara dengan pisau di leher Ara.

Dhilak melihat Ara terus menangis, terlihat dari matanya yang ingin dilepaskan.dhilak menatap perempuan itu tanpa berkedip membuat perempuan itu bingung dan diam tapi pisau tetap di dekat leher Ara.

"Jauhkan pisau itu sekarang,"lirih dhilak gemetar.

"Gue gak akan lepaskan dia!"

"Gue ulangi sekali lagi jauhkan pisau itu kalo gak gue akan.."

GARISWhere stories live. Discover now