09.[•edo?]

242 22 10
                                    

Mereka pun sampai disebuah apartemen yang sangat mewah namun jauh dari keramaian,dhilak tau Fatur sengaja memilih apartemen tersebut agar dirinya tidak tidak dikenali teman temannya pasalnya sangat jauh dari rumahnya dan bahkan kota tersebut sudah berubah banyak,mungkin karena dhilak sudah lima tahun meninggalkan kota tersebut.

"Istirahat dulu sayang"ucap Fatur melihat dhilak sedang menyusun pakaiannya.

"Iya nih mau mandi"ujar dhilak.

"Yaudah aku duluan"ujar Fatur dan berjalan menuju kamar mandi yang berada dikamar dhilak dan Fatur.

"Iya,nanti aku siapin baju kamu"

"Baju kantor"ucapnya.

"Loh kenapa?"tanya dhilak tapi Fatur sudah masuk kamar mandi.

Dhilak pun membuka koper Fatur dan mencari pakaian yang di inginkannya setelah itu dhilak menyusun baju Fatur kedalaman lemari pakaian.dhilak saat ini tak butuh pembantu biar kali ini dirinya sebagai istri pada umumnya,dhilak tau Fatur tak mengizinkannya tapi dhilak terus berusaha.

"Kamu mau ke kantor tur bukannya kamu capek?"tanya dhilak setelah Fatur keluar dari kamar mandi.

"Sayang aku gak capek sama sekali"ujar Fatur sambil memakai ikat pinggang dan mengambil baju.

"Jangan bohong tur aku gak suka?"ujar dhilak mengancingkan kemeja Fatur.

"Siapa yang bohong,lagian cepat selesai lebih baik"ujar Fatur dan mencium kening dhilak.

"Tur.."

"Aku gapapa lak"

"Yaudah nih jas kamu"ujar dhilak ragu dan memberikan jas milik Fatur.

"Aku pergi dulu kamu jangan keluar keluar dulu"ujar Fatur dan mencium bibir dhilak sekilas.

"Iya"

Fatur pun berjalan keluar kamar dan terlihat ada ridho yang sedang menonton dan seketika mata ridho menatap Fatur yang berjalan menuju pintu keluar membuat ridho bingung.

"Fatur mau kemana?"tanya ridho pada dhilak.

"Kantor"

"Kantor?bukan kita baru nyampe ya?"ujar ridho bingung.

"Gue juga bingung sama pemikiran Fatur"

"Raja kerja lak biasa,sini duduk lak kita nonton azab"ujar ridho sambil menepuk sofa disebelahnya.

"Gak ah,nanti kena azab"ketua dhilak dan berjalan ke kamarnya.

"Iya ya nanti kena azab lagi gue ihh serem mending gue ganti aja"ujar ridho merinding dan menukar channel lain.

***

Fatur menaiki mobil dan menuju cabang kantornya tersebut dan dikelilingi mobil bodyguard,Fatur terus fokus terhadap iPad  miliknya yang berisi data data perusahaannya dari iPad tersebut dia bisa mengetahui semua cabang perusahaannya sedang apa dan keuntungan dan kekurangan perusahaan tersebut,Fatur sebenarnya sangat lelah dengan perusahaan sebanyak ini,dia sudah tidak sanggup lagi mengerjakannya apalagi dhilak yang butuh dirinya.

"Silahkan tuan"ujar bodyguard membuka pintu untuk fatur.

Fatur pun turun sepanjang perjalan menuju gedung pertemuan fNcrop dimana ketiga cabangnya tersebut akan dikumpulkan disatu ruangan tersebut bukan hanya pemimpin perusahaan tersebut tapi semuanya termasuk karyawannya.

"10 menit lagi rapat akan dimulai tuan"ujar salah satu menejr perusahaan.

Fatur hanya diam bahkan tak memandang sedikitpun terhadap menjer tersebut entahlah dia sangat benci melihat kebusukan mereka padahal Fatur sudah meninggikan gaji mereka karena ini tanah kelahirannya namun tak ada beda seharusnya dia tidak membangun perusahaan di Indonesia.

GARISOnde as histórias ganham vida. Descobre agora