• N •

2.2K 272 2
                                    

- H a p p y r e a d i n g ♡ -

Sekarang sudah menunjukkan pukul 8 malam, dan disinilah Nara berada.

Sebuah restoran yang mewah, di ruang VVIP.

Chenle yang traktir, atas dasar 'pajak jadian'.

Ayolah, apakah alam semesta tidak bisa berpihak padanya sebentar saja?

Nara juga manusia biasa, ia sahabat yang pasti akan senang jika sahabatnya senang.

Iya, satu sahabatnya. Entah yang satu lagi.

"Woi lo ngelamun mulu tar kesambet mampus" ucap Renjun membuyarkan lamunan Nara.

"Berisik" jawab Nara singkat.

"Busyeehhh, sensian amat mbaknya" kali ini Lucas yang berbicara.

"Yeesje lahya" ucap Nara, lalu terkekeh pelan melihat wajah mendelik Lucas dan Renjun.

Kekehannya terhenti sejenak karena melihat di seberang sana ada yang lagi kasmaran.

"Buka mulutnya sini. Aaaaa..." Denize menyuapi Chenle.

Lucas, Renjun, Jaemin, Jungwoo, Daniel, dan Haechan langsung berakting meniru orang muntah. Mereka yang ada di sana pun terkekeh

☆☆☆

Jam antara Seoul dan Tokyo ga beda ternyata. Jadi sepulang dari ngerjain tugas kelompok bareng Xiaojun, Arnis dapet misscall dari Nara. Langsung aja dia telp nara balik.

"Hal- LOH ANJIR LO KENAPA?!?!"

Arnis kaget ketika melihat wajah Nara dengan hidung yang sudah memerah seperti orang habis menangis.

"HEH! apaansih lo anjir teriak-teriak gitu! Eh btw gue besok kesana ya?" Ucap nara.

"Besok lo libur? Apa-"

"Gue udah izin besok" potong Nara.

Arnis mengangguk. "Lo abis nangis apa-"

Nara sontak menggeleng.

"Engga. Ini tadi gara-gara kepedesan"

"O-okay. Istirahat gih, besok telat ke bandara"

Nara menangguk. "See you" ucapnya lalu mematikan hubungan sepihak.

Arnis meletakkan ponselnya lalu berjalan ke balkon apart nya.

Baru ia berniat membuka pintu balkon, ponselnya berdering.

Arnis berjalan kembali ke kasurnya dan mengambil ponselnya.

Ikan Lele 🐳💙
Is calling...

Ia menggeser lambang berwarna hijau.

"Hey.."

"Tayo"

Arnis bisa mendengar bahwa di sebrang sana Chenle sedang terkekeh.

"Tumben. Apaan? Kangen gue lo?"

"Hueekk.. ogah banget!"

Arnis mendecih.

"Eumm, gue mau ngomong sesuatu. Ubah jadi vidcall deh"

Mereka pun mengubah panggilan tersebut jadi video call.

Arnis melihat Chenle mengenakkan kemeja berwarna merah dan kaos berwarna hitam karena bagian atasnya tidak ia kancing.

Love hate? | Zhong Chenle ✔Where stories live. Discover now