• T •

2.2K 254 11
                                    

- H a p p y r e a d i n g ♡ -

Arnis terdiam lama setelah mendengar cerita dan penjelasan dari Nara mengenai Denize dan Chenle.

"Jadi gimana? Mending ikut usulan gue aja" ucap Jisung. Adik laki-laki dari Arnis tersebut juga ikut Nara terbang ke Jepang untuk menemui Arnis. Agar bisa menjadi saksi, katanya.

Nara menyenggol lengan Jisung pelan. "Gaboleh ngomong sembarangan. Gitu-gitu Chenle juga kaka ipar lo"

Jisung mengendikkan bahunya. "Terus gue peduli? Tidak"

Nara menghembuskan nafasnya kasar. "Nis lo-"

"Gue pertimbangin omongan lo dek. Thanks"

Ucapan Arnis membuat Nara bungkam dan Jisung tersenyum kemenangan.

"Lo serius?" Tanya Nara. Ia takut masalah ini malah semakin panjang.

Arnis mengangguk tanpa ragu. "Anak di dalem kandungan Denize butuh ayah"

Nara mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana tidak? Kenyataan bahwa Denize hamil anak Chenle dan kandungannya sudah berusia 4 bulan ditambah lagi Arnis yang mulai berpikir untuk menceraikan Chenle.

Apa-apaan ini? Semesta sedang mempermainkan mereka dengan cara apalagi?!

Arnis menepuk bahu Nara pelan. "I'm okay Nar. Ngerelain Chenle buat Denize bukan suatu masalah besar kok. Perasaan gue bisa diurus belakangan. Gue gamau anak Denize kelak ngerasain rasa sakit karena ga punya ayah" jelasnya panjang lebar.

Nara iri pada Arnis. Disaat masalah seperti ini menimpanya pun ia tetap sabar dan memikirkan keadaan orang lain.

Nara memeluk Arnis. "Gue bangga punya ubab kaya lo"

Arnis memukul pelan lengan Nara. "Akhlak lo kemana? Ketinggalan di pesawat?" Tanyanya tak terima dikatai 'ubab'.

Nara dan Jisung tertawa. "Jangan pendem sendiri masalah lo kak" ucap Jisung.

Arnis mengangguk. Lalu mereka bertiga berpelukan.

"Kek teletabis anjir. Mana gue cowok sendiri" celetuk Jisung yang pada akhirnya membuat mereka tertawa.

☆☆☆

"Tanggung jawab bego lo!" Ujar Lucas sambil meletakkan kembali secangkir kopi miliknya.

Chenle mengusap wajahnya gusar.

"Tapi gue punya Arnis anjir. Masa-"

"Ya udah sadar punya Arnis, ngapain lo masih sama Denize? Goblok banget" Jaemin memotong ucapan Chenle. Ia sudah tidak memiliki perasaan pada Denize, tetapi tetap saja sebagai sesama lelaki.

"Lagian waktu itu gue cuma bercanda anjir. Lo bawa serius meh meh" kali ini Han yang berbicara. Memang semenjak kelas 12, ia menjadi dekat dengan Chenle dan kawan-kawannya tersebut.

Jungwoo dan Haechan daritadi diam saja. Tidak tahu mau berbicara apa, lagipula mereka tidak ingin ikut campur dalam urusan yang bisa dibilang serius kali ini.

Love hate? | Zhong Chenle ✔حيث تعيش القصص. اكتشف الآن