• P •

2.1K 255 2
                                    

- H a p p y r e a d i n g ♡ -

"Apasih?! Lepas ga!"

Jisung mencengkram lengan Nara semakin kuat lalu menggeleng. "Sebelum lo kasih tau Arnis"

Nara melotot. "Gausah gila! Lo mau bikin dia sakit hati?! Udah cukup dia tau fakta tentang Denize sama Chenle, gausah kasih tau yang itu juga!" Bentak Nara.

Jisung menatapnya tajam. "Lo, atau gue yang kasih tau?"

Nara membulatkan matanya sempurna.

"Choose one"

"Oke! Iya gue kasih tau!"

"Tapi ga sekarang sung"

Jisung yang tadinya sudah melonggarkan pegangannya pada lengan Nara menguatkan cengkramannya kembali. Kejadian di koridor sekolah tersebut membuat beberapa murid yang juga ada disana menatap mereka berdua.

"Gue gapernah terima penolakan" ucap Jisung dingin lalu melepaskan tangannya. Ia mulai risih dengan gunjingan tentang dirinya dan Nara yang di lontarkan murid yang lain.

Setelah Jisung berjalan mendahului Nara ke kelasnya, tak sengaja Nara melihat Denize dan Chenle yang sedang berbicara dengan pak. Suho, kepala sekolah mereka yang sekarang.

Denize yang juga tak sengaja melihat Nara langsung mengedarkan pandangannya ke arah lain. Kedua sahabat kecil itu seperti sedang berada di ujung tanduk persahabatan.

Denize marah pada Nara karena ia mengira Arnis tau tentang hubungannya dengan Chenle dari Nara. Hey, Nara memang berniat seperti itu, tapi Arnis bahkan sudah lebih dulu tahu sebelum ia kasih tau!

Nara itu sosok yang kalem, tapi kalo sudah emosi jangan ditanya. Ia bahkan tidak peduli kalau yang 3 hari lalu sedang dia bentak di kelas adalah Lee Denize, sahabat kecilnya.

Ditambah Denize yang memang terkesan cuek tapi gampang ambil hati, tanpa kehadiran Arnis yang menjadi penengah musnahlah mereka.

Dan yang tentang apa yang Jisung paksa untuk diberitahu kepada Arnis, itu juga ulah Denize.

Nara lelah, sialan!

☆☆☆

"Jun diem please gua lagi pusing anjir"

"Ya makanya bagi contekan anjir otak gue juga bisa pecah kalo bahas IPA kaya gini setan!"

Arnis diam saja sambil memperhatian kedua oknum yang sedang adu mulut di hadapannya.

"Lo sih goblok. Ngapain ke bar malem-malem sampe mabuk? Nyari mati sama tante Yuna?" Kini sang oknum ketiga, Winwin yang ikut menanggapi.

Yangyang mendecih sarkas yang membuat Arnis tersenyum getir. Yangyang mabuk sungguh mengingatkannya pada Nara. "Yang, ikut gue sini. Tugas lo kan udah kelar, yuk gue bikinin sup pereda pengar dulu" Sergah Arnis lalu menggandeng lengan Yangyang ke dapur.

Kini giliran Xiaojun dan Winwin yang mendecih. "Modus anjir lu yang!" Kata sang pria bermarga 'Dong' tersebut.

"Arnis lo ngapain sama dia sih? Yangyang bau bego belom mandi dari 2 hari lalu!" Ledek Xiaojun yang membuat dirinya dan Winwin terkekeh.























































































"Buka mulutnya. Aaaaa..." Arnis dengan telaten menyuapi sup pereda pengar buatannya kepada yangyang yang kini terbaring di kasurnya.

Entah alkohol yang ia konsumsi begitu banyak atau dirinya yang memang tidak terbiasa dengan alkohol, namun yang pasti suhu badan yangyang kini panas.

Yangyang demam.

Berhubung Yangyang juga tinggal sendirian di apart, jadi Arnis tak mungkin membiarkan Yangyang pulang sendirian. Lelaki itu sudah pasti akan membiarkan tubuhnya yang sakit. Jadi ia biarkan saja Yangyang menginap.

"Lo sih aneh-aneh aja, masa gara-gara soju lo jadi demam?" Gerutunya yang tidak direspon oleh Yangyang.

"Lo mirip nyokap gue masa" lontaran kata yang keluar dari mulut yangyang sontak membuat Arnis mengalihkan pandangannya.

"Maksud lo gue mirip ibu-ibu gitu?!" Tanyanya tak terima.

Yangyang tertawa dengan sisa tenaganya lalu menggeleng. Arnis hanya menghembuskan nafas pasrah.

"Udah abis. Lo mending cuci muka aja gausah mandi. Abistu tidur" perkataan Arnis langsung disambut gelengan yangyang.

"Nda mawu" (gamau)

Arnis spontan menatap yangyang. "Heh apaan nda mawu, harus!" Omelnya.

Arnis menjadi frustasi karena Yangyang barusan mengeluarkan puppy eyes nya sambil berkata "Nda mawuuu yangyang lemes nda bica gelak" (gamau yangyang lemes gabisa gerak)

Apa-apaan ini, Yangyang bahkan lebih manja daripada Jisung jika sedang sakit.

"Hhh, oke oke terserah lo. Gue mau bersih-bersih dulu" ucap Arnis lalu menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Xiaojun dan Winwin sudah pulang. Tugas yang harusnya mereka kerjakan berkelompok sudah selesai karena menyontek milik Yangyang.

10 menit membersihkan diri, Arnis kembali ke kamarnya untuk melihat keadaan Yangyang.

Pria itu terlelap sambil mendekap boneka beruang milik Arnis.

Sangat- menggemaskan.

Hingga tanpa sadar Arnis mengelus pelan surai lelaki tersebut.

"Lain kali jangan mabuk lagi. Lo lemah jangan sok kuat gitu dah.

Ntar deh, gue ajak temen gue kesini biar ngajarin caranya minum tanpa mabok-mabok klep" bisiknya pelan pada orang di hadapannya lalu terkekeh.

Arnis berhenti mengelus surai Yangyang lalu sibuk dengan kasurnya. Ia memilih tidur di kasur bawah. Tidak mungkin dia tidur sekasur dengan Yangyang, jangan aneh-aneh!

Arnis yang memang sudah mengantuk langsung tertidur pulas, sampai tak sadar bahwa sang oknum lawan tengah memandangnya lalu tersenyum.

"Sweet dream nis"

To be continued...

Hemeh hemeh, hola lur !
Besok sekolah huaaa, fighting !
Ada yang pindah kapal?
C u on the next part ♡
©itsmerauww

Love hate? | Zhong Chenle ✔Where stories live. Discover now