bonchap [2]

2.4K 213 36
                                    


Nungguin ga? Ya pasti tidak :v

- H a p p y  R e a d i n g ♡ -

"Mama gak jelas sumpah! Beli camilan yang mana coba maksudnya? Mana gue tau anjrit!" Gerutu Descha. Ia berada di supermarket sekarang, atas perintah Arnis.

Jisung datang berkunjung hari ini bersama istri dan anaknya, tante Anna dan Elsa. Arnis bilang ia akan memasak untuk mereka, namun lagi-lagi Descha lah yang harus membelikan bahan masakan dan beberapa cemilan yang dimaksud.

"Mana nih jajanan ada 4 varian rasa. Om Jisung suka rasa apa juga gue gatau dan gapeduli bray! Istri bukan, ngapain gue pikirin coba"

"Bodoamat, ambil yang ini aja. Kalau om Jisung gamau yaudah gue yang makan" monolognya lalu mengambil barang yang dimaksud. Setelah dirasa cukup, Descha pun mendorong troli belanjaannya agak kesal sehingga tak sengaja menabrak seseorang.

"Aw! Eh sorry, sorry! Kamu gapapa kan?!" tanya Descha agak panik.

"I-iya gapapa. Lain kali liat jalan dong mbaknya" ucap orang yang Descha tabrak.

Descha mengernyit, meneliti sosok yang ada di hadapannya. Seperti pernah liat, tapi Descha lupa.

"Sorry ya pak" setelah megatakan hal tersebut, Descha berniat melangkah pergi. Namun sial, tangannya ditahan oleh pria tersebut.

"Lo- kamu anak kelas 10 kan? Adek temennya Jaehyun sama Jaehwan?"

Descha mengangguk ragu. Jaehyun Jaehwan? Yang Descha tahu, mereka adalah kakak kelasnya sekaligus teman dekat kakaknya.

Pria itu tersenyum, manis. Matanya yang menyipit sungguh membuat wajahnya semakin mirip dengan lumba-lumba.

"Inget om gak?" tanyanya sambil mendekat pada Descha. Yang ditanya hanya menggeleng.

"Zhong Chenle, calon mertua kamu? Hahahah, semoga"

***

"Tolol! ngapain bilang gitu ke anak gue?"

Chenle terkekeh. "Ya kan emang fakta. Lo nya sih labil, jadi kan gue bilangnya semoga"

Iya, Arnis dan Chenle memang sempat berniat menjodohkan Descha dengan Jaehyun. Tak ada alasan khusus, hanya keinginan. Jaehyun pikir itu bukan hal besar jadi iya mengiyakan saja, dengan syarat setelah dirinya lulus dan bisa mencari nafkah.

Arnis merotasikan bolamatanya. "Emang ya lo tuh dari dulu gapernah berubah, sama-sama ngeselin"

"Yang sekarang lebih ngeselin tau" timpal Denize yang tiba-tiba datang dari dapur.

Tadi saat pertemuan Chenle dan Descha di supermarket, Descha mengajak Chenle, Denize, dan ketiga anaknya itu untuk sekalian berkunjung kerumahnya. Sungguh kebetulan, pikir Descha.

Meskipun ia sedikit dongkol dan bingung dengan ucapan Chenle, ia tahu bahwa kedua oknum ini adalah teman dekat ibunya. Descha mana mau menyia-nyiakan waktu untuk memberikan Arnis kejutan?

"Ngeselin gimana?" Tanya Jisung jahil.

"Jadi sering minta jatah anjir. Gila aja, anak gue yang paling bonyok aja udah mau lulus. Kalo punya anak lagi berarti beda hampir 20 tahun gitu? Gila, mending nunggu cucu aja sekalian" celetuk Denize.

"Aaahhh sayangg, tapi kan kita udah jarang main.." ucap Chenle sok imut.

"Dih, minggir sana kamu bau!" ketus Denize lalu berpura-pura seakan-akan tengah mengusir Chenle.

Love hate? | Zhong Chenle ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora