• O •

2.1K 271 8
                                    

- H a p p y R e a d i n g -

"Udah tau gue"

Perkataan Arnis berhasil membuat Nara tersedak popcorn.

"Demi? Tau dari mana anjirr?"

Berita tentang Chenle dan Denize yang berpacaran memang sudah tersebar di hampir seluruh seantero sekolah. Itu karena Renjun yang memberitahukan di grup kelas, lalu menyebarlah berita itu.

Nara kaget karena Arnis bukan lagi anggota grup tersebut.

Ia takut bahwa Arnis akan drop saat mendengar rumor tentang dirinya yang di selingkuhi sahabat sendiri, denize yang berkhianat padanya, dll.

Oh, tapi siapa sangka Arnis malah sudah tahu sebelum Nara hendak menjelaskan semuanya.

"Presdir Zhong Chonlo" ucapnya santai.

Nara merotasikan bola matanya malas.

"Gausah bilang ke Denize kalo gue udah tau soal ini btw. Gue gamau dia malah nanti ngerasa gimana sama gue" lanjutnya.

Nara mengerti karena ia juga mengenal Denize sebaik itu.

"Jujur sama gue deh. Perasaan lo gimana?" Nara mendekat ke arah Arnis yang spontan meletakkan ponselnya.

"Eumm, yaa.. yagitu deh" ucapnya lalu kembali fokus pada ponselnya.

"Apa?"

"Ya gituuuu" liriknya pada Nara sekilas.

"Eh-!!" Teriaknya tertahan saat melihat Nara mengambil ponselnya.

"Jawab gue yang bener. Perasaan lo gimana?" Ucap Nara sambil menatap serius.

"Apa sih nar lo ga danta bgt sini bal-"

Nara dapat melihat bahwa mata Arnis mulai berkaca-kaca.

"JAWAB GUE!" Teriak Nara.

"SAKIT! SAKIT BANGET!" teriak Arnis dengan mata berkaca-kaca.

Nara yang sedikit terkejut sontak memundurkan badannya.

Tess..

"Nyesek bgt. Apalagi itu chenle sendiri yang bilang langsung ke gue" ucap Arnis yang sudah meneteskan air matanya.

Arnis terkekeh getir.

"K-kenapa harus denize? Kenapa harus sahabat gue sendiri? Banyak cewe lain, KENAPA HARUS MEREKA-.."

Nara menarik badan Arnis kedalam pelukannya dan membiarkan Arnis menangis disana.

"Narr..." ucapnya parau.

Nara menggeleng, entah untuk apa.

"Nangis aja. Sepuas lo. Sekenceng-kencengnya. Jangan ada yang lu pendem, okay?"

Dan benar saja. Setelah berkata demikian tangisan Arnis semakin kencang.

"Gue gabisa diginiin. Tapi gue juga gabisa nentang kebahagiaan sahabat gue sendiri.."

Nara mengelus surai Arnis pelan lalu tersenyum menahan tangis.

Love hate? | Zhong Chenle ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora