• R •

2.1K 275 5
                                    

Cuman mau ngingetin
Ada sedikit mature content nya
Masih aman dibaca kok, ehe

- H a p p y r e a d i n g ♡ -

Suasana sekolah yang sepi, keadaan yang juga mendukung membuat kedua remaja yang menjalin kasih itu melakukan hal terlarang.

Hal zina, hal yang tak seharusnya mereka lakukan.

Lenguhan itu terus keluar, meskipun baru permulaan. Terlarut dalam permainan penuh dosa itu, sampai tak menghiraukan suara derap kaki yang kian mendekat ke arah mereka.

Hingga pada akhirnya pintu terbuka, memperlihatkan seorang gadis cantik yang datang dengan wajah amat terkejut atas apa yang dilihatnya kini. Persis dihadapannya, lagi - lagi ia melihat sahabatnya berkhianat.
































































"Anjir!" Ucap Nara spontan saat tak sengaja melihat adegan tak senonoh di hadapannya.

Sontak kedua pasangan tersebut langsung memberhentikan aktifitasnya.

Nara masih melongo di depan pintu kelas. Ia memang sering melihat Denize melakukan kissing bersama lelaki lain, tapi ini bukan hanya kissing!

Dan lihat, bahkan ia bermain dengan Chenle.

"Ngagetin lo" ucap Denize dingin sambil memasang kancing seragam atasnya yang tadi sempat terbuka.

"Makanya jangan main dikelas. Untung yang dateng gue bukan pak. Johnny" balas Nara tak kalah dingin.

Pak. Johnny, satpam sekolah yang memang hari ini sedang bertugas.

"Sayang, kamu duluan ya. Tunggu di parkiran nanti aku nyusul" ucap Chenle pada Denize.

Denize mengerucutkan bibirnya, lalu merengek. "Ahh ayo bareng ajaaa!! Emang kamu mau ngapain siiii"

"Sebentar ya, aku mau ngomong sesuatu sama Nara" ucap Chenle sambil melirik Nara yang sedang membereskan meja karena tugas piketnya.

Tujuan awal Nara kembali kekelas adalah jadwal piketnya. Berhubung ia juga bosan menunggu bis yang baru akan datang 30 menit lagi, jadi yasudah khusus untuk hari ini, Nara mengerjakan tugas piketnya.

Denize akhirnya pasrah lalu berjalan ke luar kelas, meninggalkan Nara dan Chenle didalam sana.

"Udah puas lo ganggu gue?" Tanya Chenle terkesan sarkas.

Nara langsung menoleh ke arah Chenle. Mengernyit lalu mendecih. "Oh, jadi selama ini korbannya lo gitu? Iya? Wah, hebat sekali sandiwara mu Zhong Chenle"

"Lah? Kan emang-"

"Gini ya le, denger baik-baik. Gue gamau ribut sama lo. Udah capek hati gue selama ini nahan sabar sama lo. Salah apa gue sama lo?! Sama keluarga lo?! Lo udah hancurin keluarga gue, perasaan gue, DAN SEKARANG PERSAHABATAN GUE. MAU LO APA?!"

"GAK PUAS LO SELAMA INI UDAH SIKSA GUE?! GUE YANG SELALU LO BILANG 'RATU NAYANYA CHENLE'?! JAWAB LE JAWAB!!"

"DENGER DULU! GUE-"

Belum sempat Chenle menjawab, Denize yang tiba-tiba kembali sontak menampar pipi Nara yang membuat mereka bertiga otomatis terdiam.

Nara terkekeh membuka suara. Mendecih sarkas lebih tepatnya.

"Tampar lagi sini den"

"TAMPAR!!" bentak Nara.

Denize yang tak berkutik membuat Nara tertawa hebat.

"Jaga omongan lo sama pacar gue" ujar Denize dingin.

Nara tertawa remeh. "Hahaha oh iya gue lupa ini pacar lo. Lain kali pacarnya diajarin tata krama ya mbak, biar ga seenaknya ngehancurin hidup orang"

Wajah Denize yang tadinya sangat sarkas kini berubah menjadi kebingungan dengan apa yang Nara katakan.

Menyadari perubahan mimik wajah Denize, Nara tertawa. "Pacar lo belum cerita apa-apa ya? Kasian banget deh jadi pacar ga dianggap ups"

Nara mendecih lagi, mengambil tasnya lalu berjalan ke arah pintu. "Gue duluan lur, silahkan lanjut lagi bermainnya. Gue saranin di kamar sih biar lebih mantep. Lo berdua jangan kaya orang kekurangan duit gitu deh masa iya sewa kamar hotel gabisa? Dan terimakasih tamparannya sahabatku tersayang". Setelah berkata demikian Nara pun keluar meninggalkan dua oknum yang masih membeku ditempat mendengar perkataannya.

☆☆☆

"Lo apain Arnis?"

Tidak membentak, tidak kasar, namun dapat menginterupsi siapapun yang mendengarnya.

Termasuk Chenle sekarang.

"Ga puas banget lo bikin Nara jadi korban? Sekarang malah Arnis, haha"

Chenle menelan salivanya kasar.

"Lo-"

"Denger ya Zhong Chenle..." ucap orang di seberang sana gantung.

"Lo berkecukupan. Lo kaya, bahkan bisa dibilang berkelimpahan. Lo cakep, keren, pinter, anak osis pula. Banyak yang tertarik sama lo. Jadi lo tinggal lepasin Arnis, dan pergi jauh-jauh dari dia. Lo gak puas bikin persahabatan mereka hancur?"

"Apa-"

"Gue gapernah nerima bantahan. Jauhin kakak gue, atau lo dalam bahaya"




To be continued...

Feel keselnya dapet ga lur ?
Btw aku lagi racuuuunnn bgt sama After Midnight - WayV
IH GILA PERASAAN WAKTU AWAL DENGER GA SERACUN INI AAAAKKKK
Dahkan jd curhat :>
Ini aku yg nulis aku yg kesel meh meh
C u on the next part ♡
©itsmerauww

Love hate? | Zhong Chenle ✔Onde histórias criam vida. Descubra agora