Lembar: 05 - Pak Hans Mesum?

506 119 21
                                    

Dasar gila. Pemuda itu membatin bahwa dirinya mungkin disukai oleh Runa. Pemikiran dari mana itu?

El pun tersadar. Ia cepat menepis pikirannya yang agaknya bisa dibilang ngawur.

"Runa!" Suara Gita dan Rudy berpadu di ambang pintu. Dua orang yang ada di ruangan itu serentak menoleh.

"Eh?" Gita melangkah masuk. Wajahnya tampak bingung. Menyusul Rudy di belakangnya.

"Kenapa?" tanya Runa.

"Gue kira lo sendirian di sini," ujar Gita canggung. Ia melirik El yang duduk di salah satu kursi.

"Aku kira juga gitu. Tapi ternyata ada orang lain," timpal Runa tanpa melirik El sedikit pun. Kedua perempuan itu sekarang malah asyik membicarakan kemungkinan gila jika Runa sendirian di ruangan ini bersama pak Hans.

"Denger-denger, pak Hans tuh guru mesum," bisik Gita. Padahal suaranya bisa didengar oleh Rudy dan El.

"Pikiran dari mana itu?" Rudy menyahut. Lelaki itu mengambil posisi duduk di samping Runa, Sementara Gita masih setia berdiri di depan meja Runa.

El melirik mereka bertiga. Rasanya seperti dirinya sedang menjadi tokoh figuran atau sekadar manekin yang duduk di salah satu kursi.

"Huss, kalian tuh ya, suka banget bergunjing." Runa melotot.

"Kok gue, Na?" Rudy tak terima.

Runa menatap Rudy. "Eh, ya pokoknya begitulah. Kamu juga terlibat percakapan sesat Gita," ujar gadis itu asal.

Ptak!

"Aw!" Runa memegang jidatnya yang kini memerah. Rudy baru saja menjitak dahi gadis berkacamata itu.

El yang melihat adegan itu rasanya ingin balas meninju wajah Rudy. Baginya, itu sangat kasar.

Tapi apa daya? El tak mengenal mereka. Begitu juga sebaliknya.

Ptak!

Gita balas menjitak kepala Rudy.

"Kasar banget sih, Lo."

Rudy tertawa. "Hukuman karena menuduh cogan."

Runa mencibir, "Palakau." Ia beralih menatap Gita penuh rasa terima kasih.

"Kenapa? Sakit ya?" Rudy mendekat. Telapak tangannya mengusap dahi Runa penuh kasih sayang. Lalu dengan gerakan sok romantis, pemuda itu meniup bekas jitakan di dahi Runa.

Gita menepuk dahi, Runa bertarung dengan irama jantungnya, sementara El hampir tak berkedip melihat adegan itu.

***

Rudy dan Gita terpaksa meninggalkan ruangan saat pak Hans melangkah masuk.

"El, Runa, kalian akan menjadi wakil sekolah untuk olimpiade minggu depan," jelas pak Hans seraya menatap kedua muridnya bergantian.

El yang sudah biasa menjadi pemain cadangan menurut. Lelaki itu diam-diam melirik Runa di sampingnya.

"Tapi, Pak ... saya nggak pernah ikut olimpiade," sahut Runa dengan wajah pias.

Pak Hans tersenyum. "Semua orang tahu itu, Runa. Tapi melihat nilai rata-ratamu naik sebulan ini, tak ada alasan lain untuk tidak memasukkanmu ke dalam tim."

Runa mengangguk. Ia tak bisa menolak fakta itu.

Pak Hans mulai menjelaskan banyak hal kepada mereka berdua hingga lonceng tanda pelajaran terakhir berbunyi.

"El, kamu harus membantu Runa belajar mulai besok," ucap sang guru pada lelaki itu.

El mengangguk.

***

Kamis, 4 Januari 20XX

Dear: Diary

Rudy meminta maaf karena mengejekku kemarin. Begitu juga Gita. Ternyata, mereka tak serius mengatakan bahwa aku jelek.

Ah sudahlah, untungnya es krim cokelat dari mereka kuterima dengan lapang dada. Bwahaha.

Diary, aku hanya bercanda soal menaklukkan hati Rudy. Laki-laki itu ternyata tidak waras. Untung saja aku tahan dengan kelakuan absurdnya.

Ah ya, diary. Aku tak menemukan El hari ini. Woah, sebenarnya ingin kucekik dia sekarang juga. Saat tertabrak di koridor kemarin, salah satu buku rusak. Uang jajanku jadi korban kebiadaban pemuda itu. Aku harus mengganti buku yang rusak itu dengan sisa simpanan bulan ini.

Aha! Diary! Kau harus tahu ini. Rudy bilang, aku pandai berakting. Aku punya rancangan bagus untuk mencari tahu di mana El. Bwhahahaha. Akan kupalak dia! Tunggu saja!

***

El seketika membatu. Keringat di pelipisnya semakin terlihat jelas.

"Dia gila? Gue gak sengaja nabrak. Kenapa dia mau balas dendam segitu pengennya?" gumam El tanpa sadar.

Ia tak menyangka namanya ditulis berkali-kali di buku bersampul biru itu.

Senyum miring terukir di wajah tegas El. Jangan-jangan dia beneran naksir gue, batinnya.

***
Bersambung
.

Wuat? Apa hubungannya eiy! :V kok bisa dia ngira Runa naksir El? Ck ck.... Aneh. Gaje..

:v eh, btw gaes, gw baru sadar kenapa pada diem² bae. Gk ada yg komen satupun. Kenawhy? Bikos cerita gw terlalu uwaw buat dikomenin. Yakan -_

Blue Diary | ✓Where stories live. Discover now