Lembar: 11 - Otak Gila

343 93 8
                                    

"Runa, gue haus." El mencegah Runa yang hendak menutup pintu pagar.

"Haus? Itu di depan ada warung," tunjuk gadis itu dengan dagu.

El berbalik. Benar, memang ada warung. Pemuda itu berdecak dalam hati. "Gue sekalian mau numpang toilet," tukasnya ragu. Berharap semoga gadis itu mengizinkan El masuk.

Runa akhirnya terpaksa membuka pagar agak lebar. Membiarkan lelaki itu masuk. "Bentar aja, ya."

El tersenyum tipis. "Makasih."

Rumah Runa sepi. Tentu saja El tahu itu. Ia sudah membaca diary Runa hingga khatam.

Gadis itu segera menunjukkan kamar mandi di rumahnya. "Gue mau ganti baju dulu," ujar Runa melangkah pergi.

El mengangguk. Melihat di pintu mana Runa akan masuk. Gadis itu baru saja menutup pintu di dekat ruang tamu. "Oke, jadi di situ kamar dia," batinnya semangat.

Setelah berpura-pura menyelesaikan urusannya, El segera melancarkan aksinya.

Gubrak!

Gila. Pemuda itu sengaja membuat dirinya terpeleset di kamar mandi.

***

"Maaf ngerepotin," kata El saat Runa mengangsurkan minuman hangat padanya. Lelaki itu sekarang duduk selonjor di atas sofa.

Runa menggeleng. Ia tak minat untuk berbicara panjang. Kejadian tadi siang cukup membuat gadis itu memiliki sedikit rasa sungkan pada El. Pasalnya, karena dia mendekati El, Runa mendapat banyak Masalah. Suasana hatinya juga sedang tidak baik saat Rudy batal menjemputnya.

"Btw, lo selalu bawa buku diary ke sekolah?" El mencoba mencari topik.

Runa yang sekarang duduk di atas sofa menoleh. "Nggak. Cuma kebetulan aja aku salah bawa buku."

"Bukannya edisi terbatas?"

"Warna dan ketebalannya sama kayak buku catatanku. Lagipula mataku agak burem pake kacamata. Apa nambah ya minus-ku?" gumam gadis itu panjang. Kali pertama ia mengucapkan kalimat sepanjang ini di hari penuh kesialan.

El hanya ber-oh pelan. "Diary lo cuma satu?"

Runa menggeleng. "Ada banyak. Aku suka nulis diary kalo malam. Nggak tahu apa gunanya tapi rasanya jadi tenang."

"Itu berarti diary lo berguna," timpal El. Berusaha mengorek banyak hal soal diary milik Runa.

Sayangnya, gadis itu menyadari ada yang janggal. "Kamu kenapa tanya soal diary?"

"Karena gue suka baca diary lo—" El menutup mulutnya.

Sinyal berbahaya datang dari tatapan Runa saat itu juga.

***
.
.

Eng ing eng :v welkam tu mai cenel pembaca sekalian!

Jadi pembaca ada 2 jenis:
1. Pembaca baik: yg vote cerita ini
2. Pembaca super baik: yang vote & komen cerita ini
3. Pembaca lucknut: yang cuma baca cerita ini

Jadi, yang manakah Anda?

Blue Diary | ✓Where stories live. Discover now