My Vabiola

1K 125 4
                                    

"Vab, kamu tau ngak aku galau bener, masa aku ngak diterima sama Putra sih?"

Keysa membaringkan badannya sambil mengelus- ngelus bulu seekor kuncing berwarna putih bercampur coklat. Bernama Baviolin.

"Meong...meong...meong..."

"Iya kamu bener, aku harus lebih ektra deketin dia" Keysa seolah- olah mengerti dengan suara yang dikeluarkan Vabiola. Namun ternyata, ia tak mengerti sama sekali.

"Udah ah bobo"

Keysa pun menutup matanya di samping Baviolin.

*****

"Sakura Bangun Udah Telat lo" Jordan Mengedor- ngedor dengan keras pintu kamar Keysa.

"YA AMPUN BANG GUE UDAH BANGUN, UDAH SIAP MALAH" Teriak Keysa dari dalam kamar.

"Buset dah kuping gue tuli dek"

Jordan hanya bisa menggelengkan kepalanya, dan beranjak turun.

Dan Keysa, Ternyata ia masih menutup matanya rapat- rapat, dengan tubuh yang masih ditutupi Selimutnya.

Saat Jordan telah selesai sarapan, Keysa tak kunjung turun membuat Jordan kesal.

"WOOOIIII DEK, BANGUNNNNNNN" teriak Jordan tepat ditelinga Keysa.

Keysa bangun dengan memanyunkan bibirnya.

"Emang jam berapa sih bang?"

"Udah stengah 7 noh" Jordan menunjukkan jam yang terpasang di pergelengan tangannya.

"STENGAH 7" heboh Keysa, ia bangun lalu menyambar handuknya.

"Bang lo ngak bangunin gue sih" protes Keysa.

Merasa dirinya disalahkan membuat Jordan tak terima.

"Eh Gue udah bangunin Lo dari tadi dek"

"Tau ah, udah keluar, gue mau siap bang, ngak baek masuk ke anak perawan" Keysa mendorong, tubuh kakaknya keluar dari kamarnya.

Jordan terlihat pasrah, ia juga akan segera menuju butiknya.

*****

Keysa kini berdiri di depan pagar sekolah yang sudah tertutup sejak 15 menit yang lalu. Ia tak sendiri melainkan bersama beberapa anak.

Tak lama muncullah Putra dengan motor Trial KTM nya.

"Aaaa my baby PUTRAA" Keysa berlari mendekati Putra yang turun dari motornya, dan langsung menyelipkan tangannya pada lengan Putra.

Yang digandeng pun hanya menampakkan wajah datarnya. Lalu melepas tangan Keysa darinya.

"Ishhhh" Keysa merasa jengkel.

Putra berjalan mendekati Satpam sekolah mereka. Lalu mengeluarkan selembar uang berwarna merah. Tanpa memgucapkan kalimat, Satpam itu mengerti dengan yang dimaksud Putra.

Ia mengambil uang itu, lalu membuka pagar sekolah mereka.

"Sembunyi- sembunyi ya den, soalnya saya takut dimarahi"

"Oke, Semua boleh masuk, kecuali tuh cewek" ucap Putra pada Satpam itu sambil melirik sejenak pada Keysa.

Satpam itu menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Dan Putra berjalan meninggalkan Keysa dan lainnya yang kini melongo melihat kejadian yang baru saja terjadi.

Putra yang dikenal, Jenius, sopan dan menghargai guru. Ternyata memiliki sikap seperti ini. Namun bukannya menjadi aib Putra, hal itu malah menjadi daya tarik semua orang yang baru saja melihatnya.

V A B I O L A (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang