Janji Hoddie Hitam

718 96 2
                                    

Keysa terduduk menatap makam Vabiola, dengan air mata yang masih berjatuhan.

Vabiola, Keyaa kuburkan di tamar rumahnya, agar ia bisa sering mengunjungi Vabiola, dan Vabiola selalu menjaganya walaupun dari dunia lain.

Baru beberapa jam tapi aku udah rindu sama kamu Vab, aku belum terbiasa sendiri tanpa kamu.

"Dek, masuk udah mulai gelap" Tegur Jordan yang kini berdiri di belakang Keysa.

"Gue ngak mau masuk, kaloh masih ada dia" tegas Keysa.

Dia yang dimaksud Keysa adalah Erin, rasa tak sukanya pada Erin kini berubah jadi benci.

"Lo ngak boleh gitu dek, lo ingat kan kata mama, kita ngak boleh benci orang walaupun kita udah dijahatin"

Mendengar ucapan Jordan membuat Keysa terdiam, walaupun air matanya masih saja berjatuhan.

"Lo masuk sekarang ya dek" Jordan membantu Keysa berdiri, dan menuntun Keysa masuk ke dalam rumah.

Saat melewati meja makan yang telah di isi oleh Tante Manda dan Erin, membuat Keysa menenggelamkan wajahnya ke dalam pelukan Jordan, ia tak ingin melihat Erin.

Jordan memberi isyarat pada mamanya, jika Keysa tak bisa diajak bicara sekarang.

Setelah sampai di kamarnya, Keysa melihat Kasur milik Vabiola yang masih berada di samping tempat tidurnya.

"Lo ngak boleh mikir macem- macem dulu, senin kan lo ujian dek" peringat Jordan. Namun, Keysa tetap saja diam tak menanggapi ucapan Jordan.

Setelah memastikan Keysa telah berbaring diranjangnya, Jordan segera keluar dari kamar adiknya. Ia dapat mengerti jika Keysa ingin menyendiri.

Tok..tok..tok..

Setelah Jordan keluar dari kamar Keysa, tak lama suara ketukan terdengar di jendela kamar Keysa.

Dengan tangan yang sudah mengepal, Keysa turun dari ranjangnya, ia segera membuka jendela, Cowok berhoddie itu masuk dan.

Buk...

"Akkhhhh" ringgis cowok itu akibat terkena pukulan dari Keysa tepat di perutnya. Ia langsung menjauh dari Keysa yang sudah berdiri di depannya dengan air mata yang berlinang.

"Kemana aja lo?" Tanya Keyaa sedikit mengecilkan suaranya agar Mamanya, Jordan dan Erin tak mendengar percakapan mereka.

Cowok hoddie itu bingung menatap Keysa.

"Maaf, aku tadi masih ada urusan sebentar" ucap cowok itu dengan suara yang dibuat- buat.

"Lo ngak tau kan, Penjaga rahasia lo udah meninggal"

Peryataan Keysa membuat cowok ber hoddie itu semakin bingung.

"Maksud kamu apa sih?" Tanya cowon berhoddie itu lagi.

"Vabiola" mengucapkan nama Vabiola, membuat air mata Keysa kembali terjatuh.

"Bahkan setelah dia meninggal pun dia tetep jaga rahasia lo, tapi lo ngak ada waktu dia pergi" Ucap Keysa disela- sel tangisnya.

Cowok ber hoddie itu bingung, apa yang harus dilakukannya. Walaupun ia bingung dengan pernyataan Keysa, dengan Perlahan tangannya bergerak memegang bahu Keysa.

"Lo ngapain megang gitu?" Suara seseorang membuat Keysa dan Cowok ber hoddie itu kaget dibuatnya.

Putra, segera melompat masuk ke dalam kamar Keysa, ia terlambat karna ia tak tau jika kamar Keysa telah pindah ke sini.

Cowok ber hoddie itu segera melepas pegangannya pada bahu Keysa.

"Aku janji, bakal nunjukkin diri aku setelah kamu selesai Ujian Nasional" Setelah mengucapkan hal itu, cowok ber hoddie itu segera keluar dari kamar Keysa melewati jendela dan pergi dari sana, meninggalkan Putra dan Keysa.

"Ini buku yang gue pinjem kemarin" Putra menyodorkan Buku itu pada Keysa yang kini tertunduk dengan mata yang bengkak akibat menangis.

"Kenapa lo berenti nangis?" Tanya Putra dengan wajah datarnya.

Auhtor : Muke lo serem Putra😆
( Sekali- kali Author muncul)

"Nangis tanpa sebab, berenti nangis tanpa sebab" Ucap Putra lagi.

Keysa mengangkat wajahnya dan menatap ganas Putra.

"Ngapain gue nangis di depan lo" Ketus Keysa. Lalu mengambil buku itu dari Putra dengan kasar.

"Gue turut berduka untuk Vabiola" Ucap Putra, lalu mengacak rambut Keysa.

Dia tau?

Keysa bingung, dari mana Putra tau jika Vabiola telah meninggal.

"Dari mana lo tau?" Tanya Keysa penuh tanya.

"Kuping gue cukup jeli untuk denger percakapan lo berdua tadi"

Putra mengangkat tangannya tepat di depan wajah Keysa, membuat Keysa bingung.

"Belajar yang bener" Ucap Putra sambil mencubit hidung Keysa. Yang dicubit hanya bisa diam terpaku.

Putra melepas cubitannya, lalu melompat keluar dari kamar Keysa, dan beranjak meningglkan Keysa yang masih terpaku.

Keysa melihat buku yang baru saja dikembalikan oleh Putra.

Pertama, gue bakal ngalahin lo, dan kedua gue bakal segera tau siapa lo Hoddie item ngak tau diri.

Ucap Keysa dalam hatinya.

*****

Udah deket ending nih.
Kepo ngak kalian readers?

V A B I O L A (COMPLETE)Where stories live. Discover now