008

233 145 62
                                    

"Apa semuanya baik-baik saja?"

Lucas menggeleng, matanya masih memandang lurus dengan tatapan kosong. "Aku tak apa, terima kasih."

Gadis itu terlihat sedang menyeka beberapa titik luka di wajah Lucas yang terduduk sendu. "Argh..." Lucas meringis pelan.

"Maaf sebelumnya, ini akan sedikit perih."

Sejenak Lucas terdiam, dia menatap menyelidik ke arah gadis yang sedang mengobatinya itu. "Jangan terlalu memperhatikanku." sahut gadis itu yang ternyata sadar bahwa kini Lucas sedang menatapnya.

"Maaf, aku merepotkanmu," kata Lucas kemudian berdiri dari ranjang UKL dan segera beralih keluar dari ruangan itu.

"Lu-lucas! Tunggu aku!" seru gadis itu kemudian berlari menyusul langkah Lucas.

"Lulu, kenapa masih mengikutiku?"

"Tadi kamu lupa mengatakan terima kasih padaku, jadi sebagai gantinya aku memintamu untuk mengantarku sampai kamar dengan selamat," tuntut Lulu disertai kekehan kecilnya.

"Hm, baiklah."

Perjalanan untuk sampai ke asrama memang sangat jauh bagi mereka berdua yang hanya mengandalkan kaki untuk berjalan.

Mereka tidak sedang menggunakan lift sekolah, karna pada jam-jam seperti ini, pihak L.A sengaja mematikan beberapa lift untuk menghemat listrik.

Selama perjalanan Lulu banyak bercerita pada Lucas, juga banyak bertanya tentang kenapa Lucas ada dalam kesusahan berat seperti tadi.

Lucas hanya mengangguk menanggapi ocehan Lulu, itu karna yang sekarang menganggu pikiran Lucas adalah sesosok gadis yang bernama 'Rachella' itu.

Apakah dia baik-baik saja?

Apakah dia terluka tadi itu?

Siapa yang mengantarnya ke asrama dengan selamat?

Ya, seperti itulah hal-hal yang sudah menganggu pikiran Lucas pada saat ini.

Lucas sadar bahwa ia sungguh khawatir pada gadis itu. Hanya saja ia tidak tahu, kenapa bisa seseorang sepertinya begitu khawatir terhadap gadis yang baru saja ia kenal beberapa hari yang lalu. Lucas yang sedang memikirkan itupun tiba-tiba tersenyum simpul. Senyum yang menambah pesonanya pada malam itu.

Seketika Lulu terkesiap.

Bagaimana Lulu tidak terpesona, jika lelaki di sebelahnya ini sedang dalam keadaan menarik.

Lucas mengenakan kemeja putih yang tiga kancing di bagian atasnya terbuka, di sisi sebelah kancing kemeja Lucas sudah terpampang bercak-bercak darah wajah Lucas akibat insiden na'as tadi.

Lucas juga mengenakan celana panjang hitam di tambah sepatu kets putih yang telah kotor karna lumpur. Bukan kesan menjijikan yang terlihat, tapi malah kesan eksotis seorang Lucas itulah yang terpancar.

"Hei, jangan memandangku seperti itu." Suara bass milik Lucas membuyarkan lamunan Lulu.

"Tanpa Lulu beritahu pun, Lucas tau kalau Lucas tampan."

Cuz You're My PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang