017 | Open without damage

161 104 85
                                    


"Apa sebaiknya kita harus ke tengah hutan?" tanya Rachel sedikit bersemangat.

"Apa?? Tidaak tidaak, sebaiknya kita lapor pada yang lain saja. Aku tidak mau berurusan dengan pembunuh kamu tahu?"

"Tidak bisa, kita harus mendapatkan bukti lebih banyak lagi! Lalu setelah itu kita lapor polisi." Rachel menatap Lucas lekat-lekat. "Kamu takut ya, Cas?"

Lucas memutar bola matanya. "Aku tidak mau Rachella! Pokoknya aku tidak mau! dan aku tidak akan pernah mau! Apa kamu tak berpikir? Itu terlalu berbahaya! Kamu tahu hutan itu sangat berbahaya dan laki-laki itu juga berbahaya! Aku tidak akan membiarkanmu kesana, tolong mengertilah Rachella, ini sangat berbahaya untukmu," ucapan Lucas semakin akhir, semakin lirih.

"Kamu tahu dari mana hutan itu berbahaya?" Rachel sedikit kikuk dan mencoba membujuk Lucas.

"Ya kamu tahu kan banyak cerita seram tentang hutan itu, dan aku sama sekali tidak ingin kamu terluka."

"Aku tidak akan kenapa-kenapa dan kamu juga, kita akan baik-baik saja." Rachel sangat bersikeras dengan kemauannya.

Sementara Lucas hanya ingin satu, ia hanya ingin gadis di depannya ini segera menurutinya dan keluar dari pinggir hutan dalam keadaan selamat.

Karena Lucas tidak mau kejadian seperti hari itu terulang kembali, di mana Rachel lah korbannya. Lucas tidak mau Rachel tersakiti dan ya, mungkin ini cukup egois, Lucas tau itu. Tapi Lucas benar-benar ingin gadis itu tetap baik-baik saja, tetap dalam penjagaannya dan tidak terluka lagi.

Rachel tak dapat berbuat apa-apa lagi ia hanya bisa pasrah. "Baiklah aku mengerti, aku menyerah. Dan kamu menang." Rachel pergi berjalan mendahului Lucas.

"Kita tidak sedang bermain Rachella, ini serius," gumam Lucas pelan. Sedetik kemudian Rachel tersadar, bahwa apa yang dia turuti itu ialah keegoisan semata, Rachel membalik tubuhnya ke arah Lucas.

"Lucas, ini memang serius."

Lucas tersenyum kecil melihat Rachella. "Baiklah Lucas, kalau begitu ayo kita bermain!"

"Maksudmu, Ra?"

"Kejar aku kalau kamu bisa, aku akan berlari kearah teman-teman kita yang di sana, bye bye Lucas!" Rachella berlari sekuat tenaga berusaha lenyap dari hadapan Lucas.

"Hei ini mendadak, kamu curang Rachella!"

Dan akhirnya penyelidikan ini berakhir dengan permainan kejar-kejaran di tengah hujan.

════ ⋆★⋆ ════


"Saya melihatnya terakhir kali di stan es krim dekat area roller coaster. Parade dimulai ketika kami sedang membeli es krim, dan tiba-tiba saja segerombol orang datang untuk melihat paradenya. Jack juga pergi melihatnya. Saya mengikutinya, tetapi saya kehilangan dia dan tidak dapat menemukannya di antara kerumunan. Kemudian keesokan harinya saya pergi ke apartement Jack dan tidak menemukannya disana, Jack juga tidak menjawab telpon maupun pesan dari saya."

"Pakaian apa yang ia kenakan saat terakhir bertemu dengan anda?"

"Jack hanya memakai jaket denim dan shirt putih di bagian dalam, juga celana jeans pendek selutut."

"Ah, begitu." Inspektur Daniel mengangguk paham, sementara di sampingnya ada Putry yang sibuk mencatat apa-apa yang terkait pada kasus ini.

"Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja!" celetuk Angga. Inspektur Daniel, Putry, Brandon dan juga lelaki muda yang bernama Noa—teman korban mengangguk mengerti.

"Apa yang sebaiknya saya lakukan?"

"Tetap siaga di apartement milik Jack, barangkali dia mencari Anda. Kami akan mulai mencarinya sekarang juga."

Cuz You're My PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang