Episode 18

6K 268 8
                                    

🍁 Cinta Membutakan Segalanya

Kiran dan Xavier berjalan beriringan ingin kembali ke ruangan Pak Bagas, dengan diiringi senyuman di bibir ke duanya.

"Baby, kita harus cepat kembali. Karena kita sudah lama meninggalkan Ayah sendirian di kamar," ucap Xavier lembut, terselip nada khawatir dengan Ayah kekasihnya.

"Ayah tidak sendirian kok, Tuan. Ada Om Malik yang menemani Ayah, tadi. Jadi jangan khawatir, 'kan sebentar lagi kita sampai," jawab Kiran menenangkan.

"Siapa itu, Om Malik?" tanya Xavier, sembari berhenti melangkah dengan rasa ingin tahunya.

"Orang kepercayaan Ayah, Tuan. Katanya ada hal penting yang harus di bicarakan, jadi saya tadi di suruh keluar dulu. Setelah saya mengatakan, kalau Om Malik tadi datang bersama mantan Ibu tiri saya," ucap Kiran jujur.

"Ibu tiri kamu, yang berselingkuh dengan pria berengsek itu?! Lalu kenapa kamu mau, Baby. Saat Ayah menyuruhmu keluar, bisa jadi pria yang kamu sebut Om itu berniat jahat sama, Ayah," curiga Xavier, dan merasa khawatir pada Pak Bagas.

"Ayo, kita harus cepat kembali ke kamar, Ayah. Aku tidak mau terjadi hal tidak diinginkan, saat Ayah sudah mulai sehat kembali," panik Xavier, sembari mengeratkan genggaman tangannya di tangan Kiran.

Kiran yang mendengar penuturan, kekasihnya pun membenarkan dan tanpa menjawab ia hanya mengganggukkan kepala patuh.

Keduanya langsung berjalan sedikit cepat, saat hampir sampai di tikungan arah kamar Pak Bagas. Xavier dan Kiran bertemu Jack bersama tukang service, yang akan membetulkan AC di kamar perawatan Pak Bagas.

"Jack! Kenapa kamu ada di sini? Bukannya sudah dari tadi aku menyuruhmu membetulkan AC di kamar, Ayah? Dari mana saja kamu, hah?!" tanya Xavier dengan nada marah, dan tidak suka karena Jack mengabaikan perintahnya.

"Maaf, Tuan. Tadi saya di telepon tukang servicenya, bilang mobilnya mogak di jalan. Jadi saya pergi menjemputnya," jawab Jack, sedikit menunduk sembari meminta maaf.

"Bodoh! Kenapa tidak kamu suruh bawahan kamu saja, dan temani Ayah, hah!" geram Xavier, merasa orang kepercayaannya tidak bisa di andalkan.

"Ayo, kita cepat ke kamar, " ajak Xavier pada Kiran. Kiran pun hanya bisa menurut dan mengikuti kekasihnya.

Jack pun mulai mengikuti tuannya, dari belakang. Terselip rasa bersalah, karena ia bekerja tidak seperti biasanya.

"Awas saja kamu Jack, jika mengulangi hal yang bodoh seperti ini, akan kucincang kamu!" ancam Xavier dengan ekspresi serius, dan itu membuat Kiran yang berada di samping Xavier, merasa ngeri dan juga takut.

Jack yang mendapatkan ancaman seperti itu sudah biasa, dan ia hanya menanggapi ucapan tuannya dengan senyuman simpul.

"Dengan senang hati, Tuan. Saya rela di cincang oleh, Anda," jawab Jack tenang, sembari mengikuti tuannya.

"Kamu menantangku, tunggu saja di mansion nanti. Akan kuberikan potongan tubuhmu pada Lion," sanggah Xavier geram, akan memotong tubuh Jack dan memberikan pada singga di mansionnya.

Namun, Xavier lupa kalau di sampingnya saat ini, masih ada wanitanya yang sedari tadi  mendengar ancamannya pada Jack.

"Kita omongin nanti, Tuan. Tapi tolong lihat dulu, Nona, di samping Anda sekarang. Nona terlihat ketakutan," saran Jack, sembari melirik sedikit lalu menunduk.

Karena ia takut tuannya akan marah, bila ia melihat wajah kekasih tuannya dengan waktu yang lama.

Wajah Kiran mulai terlihat pucat karena ketakutan, bahkan berkeringat dingin mulai berjatuhan.

PENGHIANATAN CINTAWhere stories live. Discover now