Episode 19

6.4K 295 1
                                    

🍁 Udah Jatuh Tertimpa Tangga

Pak Bagas masih terus berusaha melawan Malik, dengan sisa kekuatannya. Disaat ia sudah menyerah dan pasrah, tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka.

Cekelek!

Xavier yang membuka pintu, sambil menggandeng tangan Kiran. Seketika langsung melepaskan genggaman wanitanya, dan berlari cepat ke arah brankar ayah dari kekasihnya.

Ketika Xavier melihat pria yang tidak ia kenal sedang mencekik Pak Bagas, hatinya panas dengan diselimuti kemarahan ia berlari lalu menendang samping tubuh Malik.

Kiran yang melihat keadaan ayahnya ingin dicelakai orang yang dianggap keluarga, langsung berlari menghampiri Pak Bagas yang tengah memegangi lehernya akibat cekikan Malik.

Pak Bagas masih sedikit kesulitan bernapas, Kiran yang melihat itu pun panik. Ia ingin mengadu sama kekasihnya, tapi yang ia lihat kekasihnya malah fokus memukuli orang yang sudah ia anggap om sendiri.

Brukk!

Bugh ... bugh!

Xavier dengan cepat menendang samping tubuh Malik, lalu memukuli Malik bertubi dengan kemarahan.

"Ayah ...."

"Ayah, tidak apa-apa?" tanya Kiran panik, sembari melihat bekas merah cekikan di leher Ayahnya.

Pak Bagas berusaha tersenyum, agar putrinya tidak khawatir. Namun, yang ada ia malah terus meringis menahan sakit dan itu membuat Kiran menangis.

"Tuan, Ayah. Hiks ... hiks," adu Kiran pada Xavier.

Xavier mengerti kepanikan wanitanya, ia pun memandang Jack dengan pandangan menusuk sebagai perintah.

Jack yang mengerti langsung berlari memanggil dokter, sedangkan Xavier masih tetap fokus dengan Malik yang saat ini sudah babak belur.

Akibat pukulan yang ia berikan pada Malik, kini wajah Malik sudah tidak berbentuk, bahkan darah keluar dari mulut dan hidung Malik.

Banyak lebam di wajah Malik, bahkan ada luka sobekan di sudut bibir mau pun pelipis Malik. Tubuhnya begitu merasakan kesakitan disaat Xavier tanpa ampun, menendang perut lalu menginjak paha dan kaki Malik tanpa ampun.

Saat Xavier tengah senang memberikan hukuman pada Malik, Jack bersama dokter diikuti suster memasuki ruang inap Pak Bagas.

Dokter dan suster menuju brankar sambil memandang Malik dengan tatapan memohon, agar dokter mau menolongnya. Kiran sedikit menjauh memberi ruang dokter dan suster agar lebih leluasa memeriksa ayahnya.

Dokter dan suster langsung memeriksa keadaan, lalu memasangkan oksigen di hidung Pak Bagas.

Ketika dokter dan suster tengah memeriksa Pak Bagas, Xavier dengan kasar menyeret Malik keluar dari ruang inap. Sedikit menjauh dari ruangan itu, ia kembali memukuli Malik.

Entah mengapa Xavier merasa tidak puas, bahkan dirinya masih di selimuti kabut kemarahan. Hingga Jack yang mengikuti tuannya, tidak berani mendekat mau pun berbicara.

"Berengsek! Berani sekali kamu menyakiti orang yang kuhormati!"

Bugh ...bugh!

"Akh ... tolong ampuni saya, Tuan. Saya mengaku bersalah dan saya sangat menyesal, telah menyakiti Pak Bagas tadi," mohon Malik, sembari meringis kesakitan.

"Ciih, mengampunimu! Setelah kamu berniat membunuhnya, hah! Tidak akan," geram Xavier sembari terus memukul Malik, yang sudah terlihat tidak berdaya.

"Apa tujuanmu ingin membunuh Pak Bagas, bukannya selama ini kamu adalah tangan kanan beliau?" tanya Xavier, sembari menyengkeram kerah kemeja Malik.

PENGHIANATAN CINTADonde viven las historias. Descúbrelo ahora