xiv. listening lesson

799 220 52
                                    

Day 11 at 13

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Day 11 at 13.00
______________

📍

"Sepertinya hari ini kita belajar mendengarkan saja."

"Hm? Kau yakin?" tanya Win.

"Tentu. Kalian harus mendengarkan setiap percakapan semua orang yang ada disini dan dua orang yang bertarung di dalam sekolah itu."

"Secara bersamaan?"

IN mengangguk. "Ambil informasi yang penting lalu kita akan membahas itu setelah pertarungan mereka selesai. Ingat, kita mencari informasi Eonian. Aku yakin semua orang sedang membicarakan kaum itu sekarang."

Mendengar itu para Listener memejamkan matanya, membuat Jaehyuk yang duduk ditengah lingkaran mereka merasa seperti bahan ritual kaum Listener. Mereka menaruh tangan di atas lutut dengan jari tengah dan ibu jari saling bersentuhan. Jaehyuk memperhatikan para Listener yang terlihat sangat fokus mendengarkan setiap ucapan orang orang yang ada di lapangan sekolah.

Jeongwoo memilih untuk mendengar kaum Tracker terlebih dahulu. Kaum yang Jeongwoo pikir akan berbicara banyak hal tentang Eonian justru tidak membicarakan Eonian, tetapi membicarakan Doyoung.

"Bukankah kepala Doyoung sudah mengalami pendarahan yang cukup banyak? Kenapa dia masih bisa bertarung? Apa dia setengah dewa?" ucap Yuna, kaum Tracker yang paling ceria.

"Kita tidak boleh mengatakan apapun tentang siapapun saat ada kaum lain. Kita juga tidak boleh memikirkan apapun tentang siapapun, kau lupa?" marah Sungwon.

"Dia hanya membicarakan dua orang yang terang terangan bertarung di depan kita, kenapa kau sangat sensitif belakangan ini? Kematian Chani benar benar mengganggumu?" bela Jinny.

"Apa maksudmu mengungkit orang yang sudah mati hah?"

"Kau yang memulainya Sungwon, bukan aku."

"Sudahlah kenapa kalian bertengkar? Lagi pula Chani memang berkencan dengan kaum Listener itu. Para Vier juga sudah memperingati kita bukan tentang kematian Chani? Tidak usah dibesar-besarkan, itu hanya Chani." sahut Yena santai.

Mendengar jawaban Yena yang sangat meremehkan kematian seseorang membuat Jeongwoo membuang napasnya kasar. Bagaimana bisa ia sangat tega dengan kaumnya sendiri? Apa ia tidak memiliki perasaan?

"Hanya katamu? Ck, dia keluarga kita Yena." kesal Mina.

"Sejak kapan kita menjadi keluarga? Kita bersama karena kita memiliki kekuatan yang sama. Jika boleh memilih teman, aku tidak akan berteman dengan kalian. Kalian selalu membuatku masuk ke dalam masalah, aku muak dengan itu." keluh Yena membuat Jeongwoo semakin penasaran dengan kaum Tracker.

Tᕼᙓ ᒪOᙀᗪᑎᙓSS SIᒪᙓᑎᙅᙓ ✓Where stories live. Discover now