xxi. nothing left behind

661 204 36
                                    

Still Day 15___________

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Still Day 15
___________

📍

Kematian Win masih tidak dapat diterima oleh Daehwi. Laki laki itu berubah 180 derajat semenjak orang terdekatnya mati. Ia masih tidak bisa menerima keputusan IN yang lebih memprioritaskan Jeongwoo ketimbang Win ataupun dirinya. Ia memilih untuk terus diam pagi itu, membuat Jeongwoo merasa tidak nyaman dengan kondisi yang menimpa mereka ini.

Mereka sudah berjalan selama 4 jam tanpa mengetahui kemana tujuan IN. Lagi lagi mereka dihentikan di sebuah rumah yang kali ini tidak terlihat kosong. Jika Jeongwoo perhatikan sekitar, ia benar benar tidak tahu tempat ini. Apakah tempat ini berada jauh dari sekolah mereka? Bagaimana bisa IN mengetahui tempat sejauh ini?

Pikiran Jeongwoo terus saja berasumsi jika IN tidak sebaik yang ia kira. Namun, hatinya berkata lain. Hatinya dapat merasakan seberapa tulus laki laki itu melindungi dirinya. Jadi mana yang harus Jeongwoo lebih percayai? Hatinya atau pikirannya?

Daehwi duduk di kursi ruang tengah rumah itu begitu mereka sudah masuk. IN tampak tidak ingin menjelaskan apapun kepada Daehwi membuat laki laki itu muak dengan sikap tidak peduli IN.

"Cepat jelaskan kenapa kita harus terus melindungi dominant. Aku benci selalu kau duakan." tuntut Daehwi.

"Apa kau tidak lapar? Aku akan memasakkan kalian makanan, jadi beristirahat lah terlebih dahulu." ucap IN sambil sibuk memilih fitur pelindung untuk rumah yang mereka tempati pada jam hologramnya.

Daehwi yang melihat itu mendengus kesal. Ia merebahkan tubuhnya di sofa panjang yang ada disana. Membuat Jeongwoo tidak memiliki tempat untuk duduk di ruangan itu. Karena tidak ingin kejadian sebelumnya terulang kembali, Jeongwoo memutuskan untuk merebahkan dirinya lantai. Tak apa ia di bawah, daripada ia harus berdebat dengan Daehwi yang kondisinya sedang memburuk.

Dalam seperkian detik, dengkuran keras keluar dari mulut Daehwi. Jeongwoo yang mendengar itu langsung menoleh kearahnya dan terkekeh. Daehwi benar benar lelah dan ia tidak bisa menutupi rasa lelahnya itu. Jeongwoo pun turut memejamkan matanya, berusaha meraih ketenangannya dan beristirahat setelah perjalanan panjang.

IN yang berada di dapur sedang memotong daging termenung sementara. Jika begini sudah dipastikan sebentar lagi kematiannya ataupun Daehwi akan terjadi dalam waktu yang sangat dekat. Mereka berada di luar sekolah, yang berarti Eonian akan lebih mudah untuk memakan mereka dan mereka tidak memiliki pelindung sama sekali. IN bingung, benar benar bingung.

"Bagaimana Jeongwoo bisa menyelamatkan diri disaat aku mati dan lepas kendali nanti? Siapa yang akan menyelamatkannya?" batin IN.

Selama memasak, pikiran IN adalah tentang Jeongwoo, Jeongwoo, dan Jeongwoo. Jika buku observasi yang Ibu Dara tunjukkan padanya benar benar menjadi kenyataan, Jeongwoo harus hidup cukup lama dan harus bisa menjalin hubungan dengan Eonian serta dominant lain. Namun, masalahnya adalah apakah Jeongwoo mampu melakukan hal itu? IN masih belum bisa mempercayai kemampuan anak itu.

Tᕼᙓ ᒪOᙀᗪᑎᙓSS SIᒪᙓᑎᙅᙓ ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora