01

1.7K 145 12
                                    

Choi Yeonjun, seorang dominan dari kelas 12 IPS 3 yang paling diminati oleh para perempuan dan laki-laki, khususnya para submisif. Parasnya yang sangat tampan, kekayaan yang berlimpah, terkenal dimana-mana, semua hal itu dapat membuat para perempuan dan para submisif takluk padanya. Namun sayang, meski banyak yang mengejarnya, hatinya hanya untuk satu orang saja, Choi Soobin, sahabat dari kecilnya.

Choi Soobin, seorang lelaki submisif dari kelas 12 IPA 1 yang paling diminati oleh para dominan di sekolahnya. Soobin dikenal sebagai anak yang sangat pendiam, pintar, dan bijak, namun menyimpan banyak keimutan dibaliknya. Tidak hanya para dominan, para wanita juga takluk padanya karena kemutannya yang tidak manusiawi. Ia adalah sahabat lama dengan Yeonjun, sahabat kecil lebih tepatnya.
.
.
.
Pagi hari senin ini diawali dengan rengekan halus dari Soobin karena terkena silaunya sinar matahari. Dengan terpaksa, Ia pun membuka mata nya dan mengedarkan pandangannya kesekitar untuk mengumpulkan nyawa-nyawa nya yang masih berterbangan. Setelah dirasa cukup siap untuk mulai beraktifitas, Ia pun langsung mengambil handphone-nya yang berada diatas nakas. Menatap pada jam yang terpampang pada layar lockscreen-nya.

“jam 6.32” ucapnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur. Karena sekolanya mulai sekitar jam 8 pagi, Ia pun langsung membuka aplikasi sosial media nya, dan melihat beberapa postingan disana.

“CHOI SOOBIIIIIIN BANGUUUUUN!!!!” Teriakkan itu langsung membuat Soobin terkejut, sangat. Sang pelaku yang berteriak langsung membuka paksa pintu kamar Soobin yang membuatnya menghantam dinding kamar Soobin.

“oh sudah bangun ternyata” ucap Bunda Soobin saat melihat anak nya sudah duduk di tepi kasur sembari menatapnya dengan kesal.

“makanya bangunin nya biasa aja Bun, gak usah teriak-teriak gitu...” Kata Soobin sambil meregangkan otot-ototnya yang masih kaku.

“ya udah sana mandi! Jangan mentang-mentang sekolah masih lama jadi kamu mandi nya nanti ya! Kasian tuh Yeonjun nungguin di bawah!!” Ucap bunda nya dengan menaikkan nada bicaranya dan langsung meninggalkan kamar anak nya tersebut.

Soobin mempout kan bibir nya lucu, banget. Ia pun langsung beranjak untuk membersihkan diri lalu membereskan perlengkapan sekolahnya kembali agar tidak ada yang tertinggal.

“aahhh segernya...” Ucapnya yang baru keluar dari kamar mandi itu.

“buku fisika udah, matematika udah, tempat pensil udah, mmmm... apa lagi ya? Udah kali ya?” Selagi membereskan perlengkapan sekolahnya, Soobin memakai seragam dari sekolahnya itu. Setelah semua dirasa beres, Ia pun keluar dari kamarnya untuk turun dan langsung menuju ke dapur, meja makan lebih tepatnya. Dari kejauhan, Soobin sudah melihat Ayah, Bunda, dan anak berambut kuning seperti lemon pikirnya, Choi Yeonjun. Ia pun lantas mendekatinya dan duduk disebelah si pria berambut kuning tersebut.

“dari tadi?” Ucap pria imut nan jangkung

“nggak juga. Lo baru bangun?” Jawaban dan pertanyaan dari pria bersuran lemon di sebelahnya.

“hooh, semalem ngerjain fisika soalnya, susah banget”

“ohh pantes”

“pantes apa?”

“masih jelek”

“yeontan”

Percakapan mereka berdua mengundang tawa bagi Ayah dan Bunda Soobin.

“makan dulu sana, baru berangkat” Ucap pria bersurai kuning bak lemon tersebut.

“iya iya bawel” Balas pria berdimple

“Yeontan gak makan?” Tanya Ayah Soobin pada Yeonjun yang tengah memperhatikan anaknya yang sedang mengambil lauk pauk untuk Ia makan.

“Yeonjun Yah” Ucap Bunda Soobin yang baru ikut duduk di meja makan.

“heh! Itu lo ditanyain sama Ayah!” ucap Soobin dengan nada tingginya sambil menatap pria lemon disebelahnya.

“oh, iya, kenapa Yah?” Tanya Yeonjun dengan senyum kikuknya yang terukir pada bibirnya.

“Yeontan gak makan?” Tanya Ayah Soobin dengan nada malas.

“Yeonjun Yah, udah kok Yah tadi di rumah sempet sarapan dulu, dan tolong bedain peliharaan Yeonjun sama pemiliknya dong Yah” Ucapnya dengan nada kesal dan mempoutkan bibirnya.

“hahahahhahahaaa... ya lagian lo ngasih nama yang hampir mirip sama nama lo!” gelakan tawa dan jawaban yang didapat dari pria bersurai hitam.

“ya udah iya, cepet beresin makanannya, biar kalian bisa cepet berangkatnya” Ucap Bunda Soobin agar menyudahi pembicaraan yang tidak terlalu penting tersebut.

Semua hanya fokus pada makanannya, terkecuali Yeonjun yang mencuri pandangannya terhadap pria bersurai hitam nan imut di sebelahnya. Dirinya dibuat gemas karena mulut yang sedang mengunyah membuat pipinya melembung dan terguncang sekali-kali. Tanpa Ia sadari, sedari tadi Ia hanya menatap Soobin, sampai suara Bunda Soobin menginterupsi.

“Soobin, Bunda sama Ayah bakal keluar negeri karena pekerjaan Ayah. Kamu disini sama Yeonjun ya?”

“khapwan Bwun??” Tanya Soobin sembari mengunyah yang membuat mulutnya kotor seketika.

“telen dulu, baru ngomong” Ucap Yeonjun sambil membersihkan mulut pria di sebelahnya itu.

“mwakhasih” Ucap Soobin yang tetap saja mengunya sambil berbicara itu.

“di bilangin telen dulu baru ngomong!” Yeonjun yang masih harus membersihkan kembali bekas kunyahan pria tersebut pada bibirnya. Sang empu hanya terkekeh, nyebelin.

“besok pagi” Jawab Bunda Soobin.

“Yeonjun gak apa-apa kan kita nitip Soobin? Ya kamu tau kan dia kayak bayi meski udah SMA” Ucap Ayah Soobin dengan nada jahilnya dengan menaik turukna alisnya sambil menatap Yeonjun.

“gak apa-apa kok Yah, udah biasa ngurus bayi besar gini mah” Jawabnya dengan seringai yang muncul saat tatapannya bertemu dengan pria disebelahnya yang sedang mengembungkan pipinya, lucu pake banget.

“gwua bhukwan bwayi ywa” Ucapnya sambil mengembungkan pipinya dan mulut yang masih penuh dengan makanannya.

“telen dulu baru ngomong!! Susah banget dibilangin!” Ucap Yeonjun kesal sembari mengambil tisu untuk membersihkan bibir dari sahabatnya itu.

“makanya jangan manggil gua gitu!” Ucap Soobin sambil menyerahkan piringnya yang telah kosong melompong itu kepada Bundanya.

“iya iya maap. Btw Yah, berapa lama diluar negeri nya?” Tanya Yeonjun pada Ayah dari sahabat disebelahnya itu.

“mungkin 2 bulan, tapi bisa aja diperpanjang. Nanti Ayah kasih kabar kok kalau mau pulang.” Ucap Ayahnya sambil menatap Yeonjun dan Soobin bergantian. Yang ditatap hanya mengangguk-ngangguk.

“udah yok berangkat!” Ucap Yeonjun sambil mengulurkan tangannya kepada sahabat disebelahnya itu.

“yok! Pelan-pelan ya bawanya, males banget lo suka tiba- tiba berhenti” Soobin mempoutkan bibirnya sembari menerima uluran tangan dari yang lebih tua darinya.

“iya iya gak akan kok. Yah, Bun kita berangkat ya!” Salam Yeonjun.

“berangkat dulu ya Bun, Yah!” Salam Soobin.

“Iya, hati-hati ya!” Ucap keuda orang tua itu.

Setelahnya mereka pergi menuju garasi untuk menaiki motor si pemuda lemon tersebut untuk pergi menuju sekolah.

Bestfriend(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang