02

883 116 8
                                    

   Selama perjalanan, kedua pemuda tersebut mengobrol tiada henti nya, bak jalan tol. Mereka hanya membicarakan hal-hal yang cukup ah ralat sangat tidak penting, yang dimana hanya mereka saja yang mengerti pembicaraan mereka sendiri. Mereka terus mengoceh dan tertawa di jalanan yang cukup sepi itu dikarenakan waktu masih cukup pagi.

Menit-menit sudah berlalu, dan tibalah mereka di sekolah. Yeonjun langsung membawa motornya untuk ke daerah parkiran dengan Soobin yang masih terduduk manis dibelakangnya. Setelah memakirkannya, Soobin langsung turun dan merapihkan seragamnya agar terlihat lebih rapi dan Yeonjun yang masih terduduk pada jok motornya sembari merapihkan rambutnya yang sedari tadi terkena hembusan angin.

“rambut aja terus yang dipikirin” ucap pemuda bersurai hitam legam itu.

“biarin bin, biar nambah ganteng” balasnya sambil memberikan wink ke arah kaca spion.

“najis” lirihnya kesal dan langsung berjalan meningglakan pria lemon tersebut.

“eehhh... bin!!” teriaknya dan langsung mengejar Soobin

Soobin masih tidak peduli dengan pria yang tengah mengejarnya itu, dia tetap berjalan lurus untuk pergi ke kelasnya. Yeonjun sudah berada tepat disamping kiri Soobin dan mulai bisa mengimbangi langkah kaki disebelahnya. Yah seperti biasa, Yeonjun pasti selalu menemani sahabatnya itu sampai ke kelasnya. Baru setelah itu Ia akan pergi ke kelasnya sendiri.

“jun”

“hm”

“lu gak cape apa harus ke kelas gua dulu baru ke kelas lo? Udah 3 tahun loh!”

“ya karena udah 3 tahun itu gua jadi kebiasaan...” jawabnya terkekeh dan menggantungkan kalimatnya.

“emangnya lo gak inget dulu pas pertama kita disini? Lo nang-” lanjut Yeonjun yang langsung dipotong ucapannya oleh pemuda tinggi nan imut disebelahnya.

“diem jun!” ucap Soobin dengan mata nya yang menatap ke arah Yeonjun tajam, juga penekanan dari ucapannya tersebut, oh dan jangan lupakan jari telunjuknya yang berada tepat di depan bibir pria lemon tersebut.

Yeonjun tertawa lebar melihat reaksi dari sahabatnya tersebut. Pipi yang mengembung nan merah, matanya yang dibuat tajam dan seolah-olah marah itu semua membuat kesan imut bagi Soobin. Dan lagi-lagi, Yeonjun harus ditinggal kembali oleh pria imut tersebut. Ia pun terkekeh dan langsung mengejar pria bersurai hitam itu.

Setelah sampai disebelah Soobin, Yeonjun terus meminta maaf sambil menahan tawanya dikarenakan sahabatnya itu masih marah dan malah terlihat imut baginya. Dan berakhirlah mereka di depan kelas Soobin yang hanya diisi oleh hampir seperempat siswa kelasnya. Soobin pun langsung masuk tanpa memedulikan Yeonjun, Ia pun langsung menarik tangan Soobin yang membuat Soobin berbalik untuk menatap sang pelaku penarikan tangannya itu.

“bin gu-”

“istirahat. Kantin. roti 2. susu almond 3. jangan kebalik. jangan lupa.” Jawabnya lantas melepaskan tangannya dari sang pelaku.

Yeonjun langsung menampilkan senyumnya yang sangat lebar, Ia pun langsung pergi dari kelasnya untuk menuju ke kelasnya sendiri dan Ia akan terus mengingat pesan Soobin agar pria imut itu mau memaafkannya. Lumayan jauh sebenarnya jarak antara kelasnya dan kelas Soobin, meski mereka setingkat, tapi penempatan kelasnya tidak berdekatan sama sekali alias sangat jauh.

Disaat sedang menikmati pemadangan dari kaca jendela koridor tersebut, Yeonjun dikagetkan dengan tepukan di bahu kanannya. Ia pun menoleh dan melihat siapa oknum yang telah menyentuhnya tadi. Kang Taehyun, nama dari oknum penepukan di bahu kanannya. Taehyun adalah adik kelasnya, tapi kelas nya cukup berdekatan dengan kelas Yeonjun, tepatnya kelas XI IPS 2. Setelahnya mereka berjalan bersama menuju kelasnya masing-masing.

“bareng Soobin, jun?”

“pake kak”

“hhaahhh... bareng kak Soobin, kak Yeonjun?” diawali dengan desahan kesal diawal dan dilanjutkan dengan nada imut setelahnya, membuat pendengar-Yeonjun- merasa geli mendengarnya.

“iya, lo?”

“bareng Kai sama Beomgyu” jawabnya dibalas dengan deheman dan anggukan dari yang lebih tua.

Mereka pun berpamitan setelah mereka sampai di depan kelas Yeonjun. Yeonjun pun langsung masuk ke kelasnya dan duduk di bangkunya, lalu Ia ikut serta dalam perbincangan dengan teman-teman sekelas lainnya. Berbeda dengan keadaan Soobin, Ia sekarang sedang duduk disamping Beomgyu dengan tidak tenang. Bagaimana tidak? Sekarang ini Soobin sedang dimintai untuk melihat tugas miliknya, tapi Soobin tetap saja menolak mereka dengan dingin. Tak lama kemudian bel pun berbunyi, dan semua murid duduk pada bangkunya masing-masing agar pembelajaran dapat dimulai.

--:::------::------------------->♡<--------------------::------:::---

Bel berbunyi, menandakan bahwa sudah waktunya untuk para murid, guru, dan staf sekolah lainnya untuk beristirahat. Guru dikelas Soobin pun sedang pamit untuk keluar kelas sembari mengingatkan kembali mengenai tugas yang harus dikumpulkan. Setelah guru tersebut keluar, para murid bersorak ria lantas guru tersebut selalu saja telat untuk keluar kelasnya itu.

“akhirnya tuh guru keluar juga anjir, cape gua sama tuh guru” kesal Beomgyu.

“kantin gak brow?” tanya Beomgyu pada Soobin.

“ayo!” jawab Soobin dengan semangat dan langsung diangguki oleh Beomgyu. Berharap bahwa sahabat sedari kecilnya itu-Yeonjun- masih mengingat hal yang ia pesankan agar dirinya bisa memafkan pria lemon tersebut.

“btw, gimana lo sama Taehyun?” tanya Soobin untuk memulai pembicaraan.

“ya gitu, dia nya masih gak peka. Tadi aja kita berangkat sama Kai” jawab Beomgyu.

“makanya Gyu, beraniin diri lo, jangan gini terus, nanti kalau misal dia udah kedapetan duluan gimana?”

“gua bingung deketinnya, Bin! Lo liat ndiri aja sikap nya dingin kek kulkas gitu! Mana kadang dia suka deket-deket Ningkai lagi. Nyebelin!!” kesal Beomgyu. Pasalnya Ningkai yang selalu menempel pada Taehyun adalah karena mereka berdua sekelas, jadi ya wajar saja jika mereka dekat, cemburuan dasar.

“deketin lagi Gyu lo pasti bisa!” ucap Soobin dengan semangat sembari menepuk punggung Beomgyu.

“ya makasih, Bin” ucap Beomgyu seraya menatap teman tinggi disebelahnya itu. Yang dilihat hanya berdehem saja.

Mereka pun melanjutkan perbincangan mereka seperti membicarakan tugas, teman sekelasnya, guru, cogan-cogan, dan lain-lain. Dan berakhirlah mereka di kantin sekolah nya yang bisa dibilang sangatlah luas dan cukup lengkap untuk sebuah kantin sekolah. Soobin langsung mencari keadaan sahabat nya itu, Yeonjun. Ia sangat mudah sekali terlihat dengan surai kuning nya itu. Setelah menemukannya mata mereka saling bertemu, si pria lemon langsung melambaikan tangan kepada pria bersurai hitam yang tengah tersenyum menampilkan dimple nya lucu.

Soobin pun menarik lengan Beomgyu agar mengikutinya dan duduk dengan sahabatnya. Soobin sangat senang saat melihat di meja tersebut suda menampilkan beberapa makanan yang Ia pesan ke Yeonjun sahabatnya itu.
“makasih jun” ucap Soobin dengan senyum dimple nya dan langsung duduk dihadapan Yeonjun dan diikuti Beomgyu di sebelah Soobin.

“udah gak marah lagi kan?” tanya Yeonjun kepada pria disebrangnya yang masih tersenyum seraya melihat-lihat makanan yang Ia pesan. Ia pun mendongkak dan menggeleng kepalanya. Yeonjun mengelus-elus kepala Soobin lembut, ah hal ini sudah biasa mereka lakukan.

“udah sih kalian pacaran aja!” ucap Beomgyu yang iri melihat pasangan ralat sahabat di dekatnya itu.

“Yeonjun sama gua tuh cuman sahabatan ya Choi Beomgyu!” ucap pria berdimple semi berteriak. Diikuti anggukan dari pria di sebrangnya.

“iya iya...” ucap Beomgyu menyerah.

Dan tanpa diketahui oleh pria berdimple—Soobin, bahwa ada hati yang tersakiti di sana mendengar ucapan darinya itu.

Bestfriend(?)Onde histórias criam vida. Descubra agora