16

434 48 15
                                    

Tok tok tok

Tiga ketukan itu membuat calon suami istri itu saling menatap. Dan berakhir pria bersurai lemon lah yang membukakan pintu.

Cklek

“YEONJUUNN!!!” teriak seorang wanita paruh baya di depan pintu.

“e-eh Bunda ngagetin aja” ucap Yeonjun saat melihat kedua orang tua Soobin di depan pintu.

“ayo masuk!” ajak Yeonjun dan ketiganya pun memasuki rumah tersebut.

“Bin!” sahut Yeonjun dan spontan Soobin pun menoleh ke belakang.

“Bunda!! Ayaahh!!!” pekik Soobin lalu menyambar ke dalam pelukan dengan kedua orang tua nya.

“sini Yeonjun juga ikut” ajak Ayah Soobin dengan tangannya yang membuat gestur mendekat itu. Yeonjun pun tersenyum senang dan langusng memeluk keluarga sahabatnya itu. Pelukan yang cukup lama nan hangat itu harus terhenti karena bunyi dari perut sang Ayah, dan membuat seisi ruangan itu tertawa.

“Ayah sama Bunda belum makan?” tanya Soobin.

“udah kok Bin, Ayah mu ini aja yang perutnya kek karet” ucap Bundanya dengan mata yang menatap tajam ke arah suaminya itu.

“mau Yeonjun buatin sesuatu gak Yah?” tawar Yeonjun kepada calon mertuanya.

“gak usah Jun, Ayah beli jajanan tadi” jawab sang Ayah lalu mengeluarkan kresek berisi cemilan itu. Soobin langsung saja menyambar kresek tersebut dan pergi begitu saja, untung tadi ngomong makasih dulu. Soobin pun duduk di sofa diikuti Yeonjun.

Orang tua Soobin tengah pergi ke kamar untung membersihkan dirinya dan berganti pakaian. Sedangkan kedua calon mempelai ini tengah asik makan cemilan dan menonton tv. Tak lama kemudian, orang tua Soobin keluar dari kamarnya dan berjalan menuju tempat Yeonjun dan Soobin berada.

“Yah, Bun!” sahut Yeonjun saat kedua orang tua sahabatnya itu sudah duduk di sofa.

“mmm... Y-Yeonjun, mau lamar Soobin. Gimana?” kedua orang tua Soobin hanya saling menatap lalu tertawa lebar mendengar permintaan Yeonjun. Yeonjun dan Soobin hanya menatap mereka kebingungan.

“sedari dulu juga kalian udah emang dijodohin kok, jadi tenang aja” ucap Ayah Soobin yang membuat Yeonjun mengelus dadanya. Setidaknya melamar sahabatnya tidak sesulit apa yang ada di real life –dunia para readers.

“Bunda juga seneng banget Jun” ucap Bunda nya dan menatap Yeonjun dengan senyum lebarnya.

“kamu mau tanggung jawab kandungan yang ada di Soobin” ucap Bunda Soobin yang membuat Yeonjun dan Soobin terkejut, sang Ayah hanya tertawa lebar.

“t-tapi Bun–” ucap Soobin terpotong.

“gak usah tapi-tapian, itu udah ada buktinya” ucap Bunda Soobin sambil menunjuk leher Soobin yang masih berbekas kissmark.

“tapi Bun” jeda Soobin.

“di book ini gak ada mperg nya” lanjutnya yang membuat sekeluarga itu langsung terdiam.

Setelah tak kunjung memulai pembicaraan, akhirnya Ayah Soobin memulainya dengan dad jokes-nya yang membuat keadaan semakin garing saja. Akhirnya semuanya hanya menonton acara di televisi.

Soobin beranjak dari duduk manisnya menuju kamar diikuti Yeonjun di saat Ia melihat jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Mereka pun merebahkan diri di kasur king size milik Soobin dengan posisi saling berpelukan.

“Bin” yang dipanggil mendongkak, posisi kepalanya persis berada di dada sang calon suami.

“lo seneng gak?” tanyanya. Soobin hanya memasang raut muka kebingungan, namun Ia langsung mengangguk kepalanya.

Bestfriend(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang