11

506 61 19
                                    

Jingga, adalah wana dari langit yang menemani kedua pemuda di atas motor itu. Suara deru motor dan kendaraan yang berlalu lalang, suara hembusan angin, serta suara gelak tawa kedua pemuda di atas motor itu yang membuat keduanya merasakan perasaan senang tiada tara. Menghiraukan tatapan aneh dan sinis dari beberapa pengendara lainnya dan pejalan kaki yang kebetulan lewat di dekatnya.

Sang pengemudi motor pun memasukkan motornya ke dalam garasi milik pemilik rumah yang terbuka lebar. Keduanya pun masuk ke dalam rumah dengan canda guraunya. Sambil tertawa dengan tangan yang saling  berpelukan menghasilkan rasa hangat dan senang yang tersirat.

“makan sama apa Bin?” tanyanya sambil membuka kancing seragamnya di saat keduanya telah samapi di kamar Soobin.

“terserah, yang penting enak” jawabnnya.

“oke!”

“YEONJUN PAKE BAJUNYA DULUU!!!” teriak Soobin sambil menutup mukanya dengan kedua tangannya.

“kenapa emangnya? Gua enak gini soalnya” Yeonjun biasanya shirtless hanya saat sendiriran di rumah saja. Namun Ia pikir tak salah juga kan jika Ia shirtless disini.

“n-nanti kalau sakit gimana bego?!” teriaknya masih dengan tangan yang menutup mukanya. Yeonjun pun menyeringai dan mulai mendekat. Menarik tangan Soobin agar dapat melihat wajah merah merona itu.

“kenapa? Kan ada lo yang bakal jagain gue” ucapnya dengan senyum tampannya. Membuat Soobin menundukkan kepalanya seketika dan Yeonjun bisa melihat muka sahabatnya itu merah merona.

“muka lo kenapa merah? Malu? hm?” tanya Yeonjun dan mendorong tubuh di depannya itu yang membuat punggung di depannya terhantam dinding. Kedua tangannya masih memegang tangan Soobin di kanan dan kiri kepala Soobin.

“l-lepas Jun! G-gua mau pergi!!” teriaknya dengan mata terpejam.

“kenapa gak di jawab? Gua kan tadi nanya” tanya Yeonjun dan mulai mendekatkan kepalanya.

“iya-iya gua malu!! Puas lo!” jawabnya dengan nada tinggi.

Yeonjun terkekeh “gua mau denger penjelasan dari lo” ucapnya dengan suara beratnya dan mengintimidasi.

“p-penjelasan?”

“iya, penjelasan yang kemarin-kemarin”

“o-oh i-iya, tapi di-di bawah ya Jun”

“gak, gua mau sekarang!”

“t-tapi Jun–hhmmpphh” jawab Soobin terpotong sesaat Yeonjun mengecup bibir cherry itu.

“gak ada penolakan. Ngerti?” ucapnya dengan tatapan tajamnya dan berhasil membuat Soobin tak bergeming.

“Bin!”

“e-eh? Y-iya Jun. J-jadi gini gua emang s-suka sama lo, t-tapi gua mikir-mikir lagi. Gua takut kalau misalkan kita pacaran terus putus, nanti kita bakal ngejauh gitu Jun” jelas Soobin yang membuat Yeonjun mengangguk.

“trus, lo kalau liat gua sama Yeji gimana?”

“y-ya mau lo sama siapa aja ya terserah lo dong!!”

“ya udah kalo gua nempel terus sama Yeji, gak papa kan berarti?” tanyanya membuat Soobin terdiam dan langsung menundukan kepalanya.

Yeonjun tertawa lebar melihatnya “canda Bin” Soobin masih menundukkan kepalanya.

“ya udah, gini, kita bikin komitmen gimana?” tanyanya dan membuat Soobin mendongkakkan kepalanya sembari menyatukan kedua alisnya.

“kita berdua saling suka, tetep jaga perasaan dan jangan jatuh ke lain hati. Gimana?” Soobin terdiam menatap sahabatnya polos lucu karena tidak dapat memahami semua kata-kata sahabatnya itu.

Bestfriend(?)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें