15

485 52 9
                                    

Besoknya, Hari Senin, Soobin sudah bisa berjalan dengan biasa. Bersyukur sekali dirinya di saat bangun tidur tadi pagi lalu mencoba berjalan tanpa memegang apapun di sekitarnya, seperti seorang bayi yang baru bisa berjalan. Yeonjun sudah di bawah menyiapkan sarapan, dan Soobin masih membereskan peralatan sekolahnya sekaligus mengecek peralatan milik Yeonjun juga.

Setelah Ia rasa semuanya lengkap, Ia pun membawa semua barangnya dan barang sahabatnya ke bawah menuju ruang makan. Sesampainya di ruang makan, Yeonjun sudah beres dengan masakannya dan terlihat Ia sedang merapikan meja makan itu.

“sini sayang” ucapnya sembari membuat gestur mendekat. Soobin pun mendekat ke arahnya dan duduk di hadapan Yeonjun.

“di sekolah jangan manggil sayang ya Jun, malu soalnya nanti di kata-katain sama yang lain”

“iya sayang, apa sih yang nggak buat sayangku ini” ucapnya sembari mengunyel pipi Soobin.

“udaahh iihh!!! Mau makan!!!” Soobin pun menepis lengan Yeonjun yang masih saja menempel pada pipinya dan langsung melahap nasi goreng yang telah sahabatnya hidangkan.

Sesi makan pun di mulai. Yang dimana seperti biasanya, keduanya tidak melakukan pembicaraan. Hanya suara dentingan dari alat-alat makan dan kekehan kecil dari keduanya. Ya keduanya sambil curi pandang sekali-kali dan membuat keduanya terkekeh.

Sesi makan itupun berakhir dengan waktu yang tidak lama. Lantas Soobin langsung mengambil piring-piring kotor lalu mencucinya. Sedangkan Yeonjun langsung menyambar kunci motor serta barang-barangnya dan langsung pergi menuju garasi untuk memanaskan motornya. Yeonjun pun membukakan pintu garasi agar lebih mudah saat Ia keluar nanti.

‘anjing jalanan datang’ –batin Yeonjun.

“lo ngapain nunggu-nunggu gitu?” tanya Yeonjun ke seorang wanita yang tengah berdiri di depan sana.

“ehh?? Yeonjun sayang!!!” pekiknya.

“ngapain lo disini?!”

“berangkat bareng yuk Jun!!”

“Yeji, gue harus bilang berapa kali biar lo ngerti?”

“gue gak peduli, gue harus tetep jadi yang nomor satu di hati lo”

“dasar cewe jalang lo!! Pergi sana!!”

“Yeonjun sayang kok jahat gitu sii, Yeji kan jadi gak sukaa~”

“Yeji!”

“gue udah tunangan sama Soobin, ngerti?”

“kalo lo ngerti, pergi sekarang” wanita tersebut pun akhirnya menyerah dengan kepala menunduk dan pergi menjauh dari rumah tersebut.

“BIINN!! KOK LAMA–” teriak Yeonjun sambil mengarahkan kepalanya ke kanan namun terpotong karena Ia mendapati Soobin yang terdiam beku di ambang pintu menatap ke arahnya.

“B-Bin?? Lo kenapa?” tanya Yeonjun dan mendekati Soobin.

“g-gue kaget aja J-Jun” ucapnya menundukkan kepalanya.

“kaget kenapa, hm?”

“yang lo bilang tadi” Yeonjun mengerutkan dahinya.

“sebelum lo manggil gue” lanjutnya yang seperti bisikan itu. Yeonjun pun tertawa setelah tau apa yang di maksud Soobin.
“tapi bener kan Bin? Besok ortu lu pulang, trus gue bilang ke ortu lu buat jadiin tunangan gue” ucap Yeonjun lalu menarik dagu si manis yang tertunduk itu. Ia bisa melihat muka yang memerah karena malu.

“lo malu ya?” Yeonjun terkekeh dan Soobin memukul-mukul tubuh di depannya ini lalu menyambar tubuh di depannya dengan pelukan. Yeonjun mengayunkan tubuhnya dan tubuh yang ada dalam dekapannya itu ke kanan dan ke kiri sembari menepuk-nepuk punggungnya.

Bestfriend(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang