08

1.1K 93 9
                                    


"Hnghh" Seorang pria perak membuka matanya. "Jam berapa ini?" Ia bertanya-tanya sembari melihat langit-langit kamar.

"Hmm.. Gintoki?" Panggil seseorang di samping si pria perak itu. "Hijikata? Ini sudah jam berapa? Aku harus pulang. Shinpachi dan Kagura pasti mencariku" Gintoki panik dan langsung bangun dari tidurnya.

"AAAKKHH!" Pekik Gintoki tiba-tiba. "Pi-pinggangku sshhh" Gintoki lupa kalau pinggangnya benar-benar nyeri akibat disetubuhi Hijikata selama 2 ronde.

"Kau tidak apa-apa Gintoki?" Panik Hijikata dan langsung menggenggam sebelah bahu Gintoki. "Hanya nyeri pinggang, aku harus pulang, Hijikata" Balas Gintoki sambil berusaha bangun.

"Ssshh, sakit sekali huh" Gintoki mengeluh dengan tangan yang menopang kasur, berusaha berdiri.

"GYAAA!!" Gintoki terkejut karena tubuhnya sudah diangkat ala bridal style oleh Hijikata. "Aku saja yang menggendongmu, kita harus mandi dulu" Hijikata berjalan membawa Gintoki ke kamar mandi.

"Kau pasti akan melakukan 'itu' lagi dikamar mandi! Aku ingin mandi sendiri saja!" Gintoki meronta-ronta diatas gendongan Hijikata.

"Aku tidak akan melakukannya, kau buru-buru kan? Ini sudah jam 5 sore" Balas Hijikata santai. "Hm, baiklah" Gintoki menurut, mungkin Hijikata bisa dipercaya saat ini.

~~

Kini mereka berdua sudah berada di depan pintu kediaman Yorozuya.

"Masuklah, aku akan kembali ke markas" Ucap Hijikata sambil menghisap putung rokoknya. "Ya, jangan kangen" Gintoki mengedipkan sebelah matanya nakal, itu membuat Hijikata terpana.

"Kalau aku kangen bagaimana hm? Aku jadi ingin menculikmu dan mendekapmu dikamarku" Hijikata mengecup bibir Gintoki dan menyeringai iblis. "Ko-konoyarou! Sana pulang ke markasmu!" Gintoki memerah malu.

"Haha baiklah-baiklah, tapi kau cium aku dulu"

'Syarat apa lagi ini? Kenapa mau masuk rumah saja ribet sekali?' Pikir Gintoki dalam hati.

"Ba-baiklah, tutup matamu" Perintah Gintoki. "Oke oke."

'Cup'

Gintoki mengecup singkat bibir Hijikata lalu Hijikata membuka matanya dan langsung melumat bibir Gintoki.

"Mmmhh" Tangan Gintoki memeluk leher Hijikata untuk memperdalam ciuman. Mereka tidak sadar kalau dua bawahan Yorozuya itu sedang mengintip mereka dari belakang pintu.

"Shi-shinpachi, ini beneran? Ini nyata? Bukan bohongan kan?" Kagura membeku ditempat. "Mu-mungkin, ini bukan halusinasi" Shinpachi juga ikut membeku sambil melepas kacamatanya dan mengucek-ngucek matanya berulang kali.

"Su-sudah sana pulang ke markas!" Gintoki mengusir Hijikata karena ia tidak mau Hijikata melihatnya blushing.

"Hm~ aku diusir, baiklah aku pulang dulu ke markas" Hijikata mengecup pipi Gintoki singkat lalu membalikkan badan dan pergi dari kediaman Yorozuya.

Gintoki menarik napas dalam-dalam dan mulai membuka pintu rumahnya. Tapi, Shinpachi dan Kagura sedang berada di depannya.

"Gin-san, kau dari mana saja?" Shinpachi bertanya bak seorang detektif. "Kenapa kau baru pulang-aru?" Kagura ikut bertanya seperti seorang detektif.

Gintoki melangkah melewati mereka begitu saja, ia malas menjawab pertanyaan-pertanyaan detektif KW mereka berdua.

"Kita diabaikan, Kagura-chan" Shinpachi berbisik di telinga Kagura. "Kau benar-aru, Gin-chan mungkin benar-benar lelah. Apa mungkin dia habis anuan dengan Toshi-aru ka?" Kagura bertanya dengan wajah polos.

"Ka-kagura.. ucapanmu itu mungkin ada benarnya juga. Lalu apakah sekarang Gin-san sudah benar-benar tidak pera--perjaka?" Shinpachi melotot horor dan panik.

"Bisa jadi-aru! Kyaa Gin-chan sudah tidak perawan lagi!!" Kagura panik, sesaat berhenti. "Jadi, apakah Gin-chan akan punya dedek bayi?" Raut wajah Kagura kini menjadi senang.

"GYAAA! JANGAN NGARANG KAGURA-CHAN!" Shinpachi berteriak. "Kan bisa jadi Pattsuan!" Bantah Kagura. "Tidak mungkin Gin-san akan hamil, dia kan laki-laki. Kau ini bagaimana sih?!" Balas Shinpachi ngegas. "Hmm, liat saja nanti Pattsuan!" Ucap Kagura menantang.

~~

"Itte.... pinggangku huhuhu" Gintoki sekarang berada di kamar nya sambil mengusap-usap bokong dan pinggangnya yang kesakitan akibat digempur Hijikata tadi siang.

Tok tok

"Gin-san? Kau kenapa?" Shinpachi mengetuk pintu dengan raut wajah khawatir. "Tidak apa, Pattsuan. Oh ya ngomong-ngomong kalian tidak mencariku kan dari tadi siang?" Tanya Gintoki memastikan. "Aku dan Kagura-chan hanya mengecek dirimu di kedai Otose-san. Tapi kau tidak ada disana" Jawab Shinpachi jujur.

"Oh souka, kalau begitu bisakah kau mengambilkan obat di atas meja? Obat itu baru ku beli tadi saat pulang" Sebenarnya yang membelikan obat itu adalah Hijikata waktu dijalan menuju kediaman Yorozuya. "Obat?? Baiklah tunggu sebentar."

"Ini? Obat apa ini Gin-san?" Shinpachi membuka pintu kamar Gintoki dan memberikan bungkusan plastik berisi obat. "Obat pain killer" Jawab Gintoki singkat.

"Hah? Kau sedang nyeri apa?" Shinpachi mulai curiga, ia tidak tahu menahu tentang seks antar dua lelaki jadi ia tak tahu kalau lelaki yang menjadi 'uke' nya akan mendapat nyeri di pinggang dan bokongnya.

"Hanya nyeri tubuh saja, kenapa?" Gintoki sebenarnya agak mulai khawatir karena Shinpachi terlihat curiga padanya.

"Hmm, ngomong-ngomong Gin-san, apa kau benar-benar melakukan 'itu' dengan Hijikata-san sebelum pulang?" Shinpachi mulai menanyakan hal yang mengganjal terus dipikirannya.

"Emh, itu.. ya kau benar" Gintoki menjawab berbisik. Shinpachi yang mendengar jawaban Gintoki langsung melotot dan blushing. "Gin-san, hubunganmu dengan Hijikata-san sudah sejauh itu huh" Ucap Shinpachi memalingkan wajah.

Gintoki juga ikut blushing karena keciduk oleh bawahannya sudah tidak perawan lagi.

"Aku tidak pernah melarang Gin-san untuk berhubungan dengan siapapun, kalau Gin-san nyaman dengan Hijikata-san maka Gin-san harus bahagia. Aku tidak mau kalau Hijikata-san hanya membuat luka pada Gin-san" Ceramah Shinpachi. "Soukai? Arigatou na Pattsuan" Gintoki tersenyum tipis sambil memegang bahu Shinpachi.

"Ya, kalau begitu Gin-san minum obat nya dulu, aku harus mencuci pakaian kotor" Shinpachi berdiri dari duduknya.

"Ngomong-ngomong Kagura kemana?" Tanya Gintoki karena sejak tadi ia tidak mendengar suara Kagura. "Oh, dia tadi main keluar bersama Sadaharu. Btw Gin-san, Kagura-chan sangat berharap kau hamil" Balas Shinpachi watados.

"HAH? HAMIL? APA-APAAN ITU?" Gintoki berteriak. "Iya, dia dan aku tahu kalau Gin-san memang sudah melakukan hal 'itu' dengan Hijikata-san. Dia berharap kau punya dedek bayi" Shinpachi benar-benar menjelaskan dengan rinci.

"Baka ka aitsu? Aku kan otoko" Gintoki menutup wajahnya yang memerah dengan kedua telapak tangannya.

"Ti-tidak usah dipikirkan Gin-san, itu hanya harapannya Kagura-chan saja. Mungkin ia ingin melihat anak Gin-san itu akan seperti apa. A-aku tahu itu mustahil, jadi tak usah dipikirkan lebih jauh" Shinpachi gelagapan, seharusnya ia tidak memberi tahu hal itu pada Gintoki.

"I-iya, kalau begitu aku ingin beristirahat. Padahal tadi aku sudah tidur, tapi rasanya aku ingin tidur lagi" Gintoki mulai merebahkan diri di futon. "Iya Gin-san tidur saja dulu, ini sudah jam 8. Lumayan ada kemajuan, kau tidak pergi minum-minum malam ini." Shinpachi keluar dari kamar pemimpin Yorozuya itu.

"Bahagia? Dedek bayi? Haahh rumit sekali ya."

Gintoki mulai menutup matanya karena rasa kantuk sudah menyerang dirinya.


TBC

Seme Or Uke? Où les histoires vivent. Découvrez maintenant